Pengampunan Menghasilkan Kehidupan yang Seutuhnya

| Kamis, November 28, 2013 |
Matius 18:21-22 "Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: 'Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?' Yesus berkata kepadanya: 'Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.'"

Kitab Ayub menceritakan bagaimana teman-teman Ayub amat menyakitinya.
Mereka mengkhianatinya, mengkritiknya, salah memahaminya.
Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding disalahpahami atau difitnah.
Apalagi jika itu bukan kesalahan kita.
Itulah yang terjadi pada Ayub, dia tidak bersalah.
Dan karena itu dia punya hak penuh untuk marah.

Namun pada akhirnya, Allah memulihkan keadaan Ayub, bukan setelah ia membalas dendam atau marah terhadap sahabat-sahabat yang mengkhianatinya ketika ia menderita, namun setelah ia melepaskan dan mengampuni mereka semua. Bahkan, Alkitab mengatakan Ayub juga berdoa bagi mereka. (Ayub 42:10)

Mengapa begitu penting mengampuni orang yang bersalah terhadap kita?
Karena kita menjadi fokus pada tujuan kita semula.
"Aku tidak akan marah!"
Apa yang menjadi fokus Anda?
Kebencian?
"Aku tidak mau seperti ibuku."
Jika Anda tidak mengampuni mereka, Anda akan mulai menyerupai orang-orang yang telah menyakiti Anda.
Itu fakta kehidupan.

Kepahitan dalam hati Anda melakukan hal-hal yang sangat aneh atas kepribadian Anda.
Kita tidak diciptakan untuk berjalan-jalan membawa dendam dalam hati kita.
Dendam dan kebencian hanya akan merugikan diri kita sendiri.

Seberapa sering Anda harus memaafkan seseorang?
Petrus menanyakan hal ini pada Yesus, dan Dia menjawab "tujuh puluh kali tujuh"!

Apakah Anda menyimpan mesiu dalam pernikahan Anda?
Kasih tidak mencatat kesalahan.
Pengampunan pun harus diberikan tanpa henti.
Setiap kali Anda ingat dosa seseorang terhadap Anda, Anda harus mengampuninya lagi, sampai Anda tahu bahwa Anda telah melepaskan mereka.

Bagaimana Anda tahu jika telah sepenuhnya mengampuni orang itu?
Sampai rasa sakit itu hilang.
Sampai Anda bisa berdoa untuk keberhasilan mereka.
Sampai Anda bisa merasa nyaman di depan mereka.
Sampai Anda bisa berempati.

Saya tahu bagaimana sulitnya mengampuni orang yang menyakiti kita.
Tapi saya tetap melakukannya, bukan karena saya sedang ingin melakukannya, tapi karena Allah memberitahu saya untuk melakukannya, sebab hanya pengampunan yang memberi saya kebebasan untuk menjalani kehidupan yang seutuhnya seperti yang Dia kehendaki.


Renungkan hal ini

Siapa yang memiliki kuasa yang lebih besar ketika saat sulit datang?
Anda atau Tuhan?
Siapa yang lebih bisa memberi pelajaran pada orang yang menyakiti Anda?
Anda atau Tuhan?
Sebab itu, selagi Anda menunggu Allah untuk memberikan pelajaran atau menegakkan keadilan, yang harus Anda lakukan adalah mengampuni, supaya Anda bisa melanjutkan hidup.

Siapa yang harus Anda ampuni saat ini?
____________________________________

Bacaan Alkitab Setahun :
Mikha 3; Ibrani 10:1-18
____________________________________

Setiap kali Anda ingat dosa seseorang terhadap Anda, Anda harus mengampuninya lagi, sampai Anda tahu bahwa Anda telah melepaskan mereka.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
____________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top