Takut akan Penolakan? Selalu Pikirkan Surga

| Senin, November 18, 2013 |
Yesaya 51:12 "Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati, terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput."

Salah satu cara untuk mengatasi rasa takut akan penolakan adalah dengan memelihara perspektif yang benar.
Anda bisa mendengarkan pendapat orang lain, tapi jangan pernah menilai terlalu tinggi apa yang mereka katakan.

Dalam ayat kita hari ini, Yesaya mengatakan bahwa kehidupan kita di bumi bersifat sementara, jadi mengapa takut akan pendapat orang lain?
Orang lain bukanlah Allah, dan lagipula pendapat mereka tidak akan bertahan selamanya.
Rahasia kesuksesan adalah dengan bertahan lebih lama dari kritik yang Anda terima.

Yesaya mengatakan jika manusia merendahkan Anda, janganlah khawatir.
Pendapat Allahlah yang penting.
Jangan berasumsi bahwa penilaian mereka sempurna dan berasal dari Allah sendiri.
Jangan langsung menerima kritik seseorang, Anda harus menilai apakah itu layak atau tidak.

Mengapa saya berkata demikian?
Karena ketika persetujuan atau pengakuan orang lain menjadi sangat penting bagi Anda, Anda sebenarnya sedang menyambut rasa takut akan penolakan masuk ke dalam pikiran Anda.

Alkitab mengatakan, "Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Roma 8:31) Jika Anda menyadari betapa Allah selalu ada untuk Anda, maka Anda akan sanggup bertahan melawan penolakan, bahkan yang teramat dalam sekalipun.

Bagi sebagian orang, hal yang paling penting adalah popularitas, ketenaran, atau tepuk tangan orang lain.
"Apa yang orang lain pikirkan tentang aku? Seperti apa aku di mata mereka? Imej adalah segalanya!" Jika Anda hidup seperti itu, Anda hanya sedang berada dalam belas kasihan penilaian orang lain.
Jika mereka pikir aku ini pecundang, maka aku pasti seorang pecundang!
Jika mereka pikir aku orang yang aneh, maka aku pasti orang yang aneh!
Saya tidak ingin hidup seperti itu - Anda?

Allah tidak pernah merancang Anda untuk hidup seperti itu.
Dia mengatakan, "Apa gunanya mendengarkan mereka? Mereka hanya manusia fana. Akulah yang harus engkau dengarkan. Mereka tidak lebih abadi daripada rumput."

Paulus mengatakan tujuan hidupnya adalah untuk menyenangkan Allah, bukan manusia "Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus" (Galatia 1:10).

Dia mengatakan saya punya sebuah pilihan.
Saya bisa memilih untuk hidup bagi tepuk tangan Allah atau bagi tepuk tangan manusia.
Siapa yang Anda pilih?
Menyenangkan orang banyak atau menyenangkan Allah?
Paulus mengatakan Anda tidak bisa meminta persetujuan dari keduanya.
Anda harus memutuskan siapa yang akan Anda senangkan.
Ingatlah tepuk tangan siapa dari keduanya yang "tidak lebih abadi daripada rumput."

Renungkan hal ini

Apa perbedaan antara dipengaruhi dan diatur oleh pendapat orang lain?

Seperti apa hidup yang diatur oleh pendapat orang lain? Apakah hal itu bisa mendatangkan masalah dalam hidup Anda? Mengapa?
____________________________________

Bacaan Alkitab Setahun :
Amos 5-9; Ibrani 5:1-10
____________________________________

Rahasia kesuksesan adalah dengan bertahan lebih lama dari kritik yang Anda terima. Allah tidak tinggal diam dan Dia sanggup memberikan kesuksesan itu pada Anda.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
____________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top