Berserah Diri di Getsemani

| Minggu, Januari 04, 2015 |

Markus 14:34 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah."

Penahkah Anda merasa kesepian? Pernahkah Anda merasa seolah-olah teman dan keluarga Anda meninggalkan Anda? Pernahkah Anda merasa tak dimengerti? Pernahkah Anda mengalami masa-masa sulit untuk mengerti dan tunduk kepada kehendak Allah atas hidup Anda? Jika demikian, mungkin Anda bisa membayangkan kedukaan Yesus di taman Getsemani. 

Penahkah Anda merasa kesepian? Pernahkah Anda merasa seolah-olah teman dan keluarga Anda meninggalkan Anda? Pernahkah Anda merasa tak dimengerti? Pernahkah Anda mengalami masa-masa sulit untuk mengerti dan tunduk kepada kehendak Allah atas hidup Anda? Jika demikian, mungkin Anda bisa membayangkan kedukaan Yesus di taman Getsemani. 
Kitab Ibrani mengatakan, Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya (4:15-16). Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Yesus adalah "Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan (Yesaya 53:3). Namun kesedihan yang Dia rasakan di taman Getsemani pada malam sebelum penyaliban tampaknya menjadi puncak dari semua kesedihan-Nya. Kemenangan utama yang berlangsung di Kalvari pertama kali terjadi di bawah pohon-pohon zaitun tua di Getsemani.

Sungguh menarik melihat bahwa kata Getsemani berarti "kilang pemerasan minyak zaitun." Buah zaitun diperas untuk diambil minyaknya, begitu pun dengan Yesus yang saat itu sedang ditekan dari semua sisi untuk membawa kehidupan bagi kita. Saya rasa kita bahkan tak bisa memahami apa yang Dia alami waktu itu. Yesaya 53:5 mengatakan bahwa Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita. Tapi lihat apa yang dihasilkan oleh tekanan dan luka itu. Itu membawa keselamatan bagi Anda dan saya. Karena apa yang telah Yesus lalui di Getsemani, yang berakhir di kayu salib, kita bisa memanggil nama-Nya. Meskipun ini merupakan masa transisi yang menyakitkan dan mengerikan, ini harus terjadi demi sebuah tujuan utama, yaitu keselamatan manusia. 
Mungkin saat ini Anda tengah berada di titik nadir kehidupan Anda-Getsemani Anda. Anda punya kehendak sendiri; Anda tahu apa yang Anda inginkan. Namun di satu sisi, Anda juga bisa merasa bahwa kehendak Tuhan itu berbeda. Lalu, bersediakah Anda membiarkan Allah memilihkannya untuk Anda? Bersediakah Anda berkata, "Bapa, aku menyerahkan kehendakku ke dalam tangan-Mu. Bukan kehendakku, tapi kehendak-Mu yang jadi"? Jika Anda mau melakukannya, maka Anda dijamin tak akan pernah menyesal telah mengambil keputusan itu.

Bacaan Alkitab Setahun :
Kejadian 7-9; Matius 3

Serahkan segala rencana dan keputusan Anda hanya ke tangan Tuhan dan biarkanlah kehendak-Nya yang terjadi bukan kehendak Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top