Fokus Pada Rekonsiliasi, Bukan Resolusi

| Rabu, Februari 11, 2015 |

1 Timotius 2: 5 Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,

Ketika Anda tengah berkonflik dengan orang lain, fokus pada rekonsiliasi (perdamaian), bukan pada resolusi (penyelesaian). Ada perbedaan besar dalam dua kata ini. Rekonsiliasi berarti membangun kembali hubungan. Resolusi berarti menyelesaikan segala masalah.

Resolusi mungkin sulit terjadi, karena kita pada dasarnya tidak akan pernah setuju pada beberapa hal. Tak seorang pun di planet ini setuju dengan Anda tentang segala sesuatu. Dan Anda tak akan pernah bisa mendapatkan resolusi dari setiap masalah dalam hidup Anda.

Bisakah Anda menjalin hubungan yang penuh kasih tanpa setuju dengan segala hal? Tentu saja bisa. Jika Anda belajar untuk tidak setuju tanpa marah-marah, itu yang disebut hikmat. Jika Anda belajar bergandengan tangan tanpa harus memiliki pemikiran yang sama tentang sesuatu, itu yang disebut hikmat.

Salah satu hal besar yang dapat Anda lakukan dengan hidup Anda ialah menjadi jembatan, bukan tembok. Anda menampakkan wajah Kristus ketika Anda berdamai. Anda menampakkan wajah Kristus ketika Anda membangun jembatan, bukan tembok. Itulah yang Yesus lakukan di dunia ini! Dia adalah pendamai besar. Allah mengutus Yesus ke bumi untuk mendamaikan kita, sebab kita berkonflik dengan Allah.

Namun, Anda tidak bisa berdamai dengan orang lain sebelum Anda berdamai dengan Tuhan. Dan mungkin ini juga bagian dari masalah itu sendiri - Anda tidak bisa berdamai dengan diri sendiri karena Anda tidak berdamai dengan Tuhan. Anda harus terlebih dahulu berdamai dengan Tuhan, kemudian barulah Anda bisa mendapatkan damai sejahtera-Nya.

Itulah titik awal rekonsiliasi: Anda harus memiliki damai sejahtera dalam hati Anda dengan membiarkan Sang Raja Damai masuk ke dalamnya.

Berdoalah:

"Tuhan, Engkau tahu konflik-konflik dalam hidupku. Aku lelah, dan aku ingin hidup damai. Aku ingin memiliki damai sejahtera dalam hidupku, supaya aku bisa memberikan kedamaian itu kepada orang lain. Penuhi aku dengan damai sejahtera-Mu hari ini. Aku membuka hidupku kepada-Mu. Bapa, isi hidupku dengan kasih, bukan kemarahan, dengan kesabaran, sukacita, dan damai sejahtera. Datang dan isi setiap sisi kehidupanku dengan kedamaian, dan bantu aku untuk menjadi jembatan, bukan tembok. Bantu aku untuk mengambil inisiatif dan tidak menunggu orang lain berdamai terlebih dahulu. Bnatu aku untuk menemukan waktu dan tempat yang tepat,dan bantu aku untuk punya keberanian mengakui kesalahanku dan menjadi rendah hati. Bantu aku untuk tidak menyerang orang lain dengan kata-kataku, tapi bantu aku untuk menyerang masalah ini. Bantu aku untuk mengerti sudut pandang orang lain dalam konflik ini. Bantu aku untuk memperkatakan kebenaran, memperbaiki masalah, tidak menyalahkan, dan fokus untuk berdamai, bukan mencari-cari jalan keluar dari setiap permasalahan. Aku serahkan pergumulanku di dalam nama-Mu. Amin."

Bacaan Alkitab Setahun :
Imamat 11-12; Matius 26:1-25

Jika Anda belajar bergandengan tangan tanpa harus memiliki pemikiran yang sama tentang sesuatu, itu yang disebut hikmat.(Daily Devotional by Rick Warren).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top