Orang Bijak Memikirkan Perasaan Orang Lain

| Jumat, Februari 06, 2015 |

Yakobus 3:17 Tetapi orang yang mempunyai kebijaksanaan yang berasal dari atas, ia pertama-tama sekali murni, kemudian suka berdamai, peramah, dan penurut. Ia penuh dengan belas kasihan dan menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik. Ia tidak memihak dan tidak berpura-pura.

Dua kesalahan terbesar yang kita buat dalam sebuah hubungan adalah kita bereaksi terhadap apa yang orang lain katakan, bukan apa yang mereka rasakan atau ketika kita mengabaikan perasaan-perasaan orang lain karena kita merasa itu tidak masalah untuk kita.

Tahukah Anda apa obat penawar dari kedua hal ini? Menjadi peka.

Kesalahan # 1: Kita memberi respon tanpa mencoba memahami.

Kita terlalu banyak memperhatikan kata-kata seseorang dan kurang memperhatikan emosi di balik kata-kata tersebut. Orang-orang mengatakan banyak hal konyol ketika mereka sedang marah. Mereka biasanya menggunakan kata-kata yang sebenarnya tak ada niat untuk mereka ucapkan. Mereka membesar-besarkan perkara. Namun Anda harus melihat perasaan di balik kata-kata tersebut, karena orang tidak selalu mengatakan apa yang sebenarnya mereka ingin katakan namun selalu merasakan apa yang mereka rasakan.

Jadi jika Anda bijak dalam sebuah hubungan, berhentilah untuk fokus pada apa yang anak-anak atau pacar atau suami atau istri atau atasan Anda ucapkan yang menyinggung perasaan Anda dan mulailah untuk menjadi lebih peka. Itu berarti Anda harus memperhatikan perasaan orang lain. Orang yang jahat adalah mereka yang paling butuh kebaikan Anda. Sebab sesungguhnya orang-orang yang kasar dan tak baik berteriak kepada dunia, "Aku terluka!" Orang yang terluka adalah orang yang selalu menyakiti orang lain.

Kesalahan # 2: Kita mengabaikan perasaan apapun yang tidak kita sendiri tidak rasakan.

Ini adalah ketika Anda menganggap apa yang orang lain rasakan adalah sesuatu yang bodoh atau tidak rasional atau tidak logis, karena Anda tidak merasa seperti itu sehingga Anda mengabaikannya. Biarkan saya bertanya, bisakah satu orang menjadi dingin dan yang lain menjadi hangat di waktu bersamaan? Iya. Jadi mengapa kita harus berdebat dengan orang lain atas apa yang mereka rasakan?

Ketika kita mengabaikan perasaan-perasaan orang lain karena kita tidak merasakannya, kita mengesampingkan orang lain. Jika pacar Anda atau istri Anda mengatakan kepada Anda, "Saya merasa jelek," jangan katakan "Kamu tidak jelek! Itu tidak membantu sama sekali. Yang perlu Anda lakukan adalah berkata, "Apa yang membuat kamu merasa begitu?" Anda perlu melihat dibalik kata-kata mereka dan sampai pada masalah yang sebenarnya.

Perasaan itu tidak ada yang benar atau salah. Mereka ada. Teman Anda tidak harus membela perasaannya. Dia hanya membutuhkan Anda untuk berkata, "Saya mendengarkanmu. Dan hal yang sama berlaku bagi siapa saja, baik pria maupun wanita.

Alkitab mengatakan, Tetapi orang yang mempunyai kebijaksanaan yang berasal dari atas, ia pertama-tama sekali murni, kemudian suka berdamai, peramah, dan penurut. Ia penuh dengan belas kasihan dan menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik. Ia tidak memihak dan tidak berpura-pura (Yakobus 3:17).

Dengan hikmat Surga, Anda akan berhenti mengabaikan perasaan orang lain. Anda akan membiarkan dia ketika dia merasa lelah dan tidak mencoba untuk meyakinnya untuk berhenti merasakannya. Anda akan membiarkan dia merasa tertekan ketika dia tertekan dan tidak mencoba untuk berhenti merasakannya. Orang yang bijak merasakan perasaan orang lain.

Renungkan hal ini :

- Akibat apa yang Anda lihat pada orang lain ketika Anda menunjukkan kebaikan Anda kepada mereka ketika mereka merasakan kepedihan?

- Kebiasaan-kebiasaan apa yang harus Anda ubah atau pertimbangkan untuk menjadi lebih peka dengan perasaan orang lain, bukan hanya dengan kata-kata mereka?

Bacaan Alkitab Setahun :
Keluaran 34-35; Matius 22:23-46

Dengan hikmat Surga, Anda akan berhenti mengabaikan perasaan orang lain.(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top