Saat Terapuh Anda

| Jumat, Juni 24, 2016 |

Amsal 16:18 "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan."

Kadang orang-orang yang telah mengenal Tuhan untuk waktu yang lama lebih rentan untuk jatuh ke dalam dosa dibanding dengan orang yang baru percaya.
Bila Anda adalah orang percaya baru, Anda cenderung lebih sadar diri bahwa Anda adalah orang yang lemah dan rapuh.
Orang percaya baru berpikir seperti ini: Saya butuh bantuan. Saya butuh diodakan.
Saya butuh berada di sekitar orang-orang Kristen lainnya. Saya butuh bergereja. 

Namun apabila Anda telah mengenal Tuhan selama sepuluh, dua puluh, tiga puluh, empat puluh tahun atau bahkan lebih, Anda mungkin akan berpikir: "Saya sudah kuat sekarang. Saya tidak akan pernah jatuh. Bagaimana bisa sih seseorang jatuh ke dalam dosa seperti itu?"
Tapi tiba-tiba, kekuatan Anda yang lengah itu berubah menjadi kelemahan yang berlipat ganda.

Di malam pengkhianatan-Nya, Yesus mengatakan kepada murid-murid, "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai" (Matius 26:31). 

Namun Petrus memprotesnya, "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak" (ayat 33).

Lalu Yesus berkata padanya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali" (ayat 34).

Tetapi Petrus menyanggah, "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau."
Semua murid yang lainpun berkata demikian juga (Ayat 35).
Petrus pada intinya mengatakan, "Tuhan, Engkau salah. Kau sedang berbicara pada Petrus. Aku tidak akan pernah jatuh."

Alkitab mengatakan, "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan."
Jangan pernah berkata bahwa Anda tidak akan jatuh.
Dan jangan pernah berkata, "Saya bisa jatuh dalam beberapa hal, tapi saya tak akan pernah jatuh dalam hal ini."
Ketahuilah, Anda juga bisa jatuh dalam hal tersebut. Siapa pun dari kita bisa jatuh ke dalam dosa setiap saat.
Itulah mengapa kita tidak pernah boleh bersandar pada pencapaian rohani kita atau berpikir bahwa kita lebih dari orang lain. 

Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 1-2; Kisah Para Rasul 7:22-43

Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top