Integritas Vs Popularitas

| Selasa, Oktober 03, 2017 |
Lukas 9:26 "Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus." 

Suatu hari, Anda akan mempertanggungjawabkan hidup Anda di hadapan Tuhan. Apabila Anda selalu mengingatnya di dalam pikiran Anda dan memiliki pemikiran jangka panjang ini, maka itu akan mengubah apa yang Anda ucapkan, apa yang akan Anda lakukan, dan siapa yang coba Anda kesankan. Ini merupakan obat penangkal bagi orang yang selalu menuruti keinginan orang lain. 

Ketika Anda melihat jauh ke depan dan menyadari bahwa Anda akan memberi pertanggungjawaban atas setiap kata yang Anda katakan hari ini, maka Anda akan bertanya pada diri Anda sendiri, "Apakah aku ingin Tuhan tidak setuju dengan apa yang baru saja saya katakan atau lakukan, atau apakah aku ingin orang ini tidak setuju dengan apa yang baru saja aku katakan?"

Saya tahu ini karena saya telah diwawancarai di banyak acara televisi. Dalam siaran tersebut, mereka akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersulit kepada saya. Mereka ingin menaruh saya di satu tempat, yang saya yakini mereka mencoba membuat saya terlihat seperti orang bodoh atau orang yang fanatik.

Mereka dengan sengaja mencoba membuat saya ciut dengan apa yang dikatakan Alkitab.

Selama siaran tersebut, sifat manusiawi saya bekata ingin menjadi orang yang disukai oleh para pemirsa di rumah. Sifat manusiawi saya ingin saya untuk berkompromi, membelokkan, memelintir dan malah meniadakan kebenaran Firman. Saya sering mendengar saat orang-orang diwawancarai di televisi dan mereka berkata, "Saya serahkan itu kepada Tuhan" atau "Setiap orang harus menentukan pilihannnya masing-masing." Ada sebuah kata untuk hal itu: lari dari tanggung jawab mereka! Jawaban mereka tersebut benar secara politis, sebab mereka ingin menyenangkan orang lain dengan lari dari tugas mereka sebagai orang Kristen. Orang-orang tersebut tidak berdiri teguh memperjuangkan kebenaran Firman.

Dalam situasi yang seperti itu, ketika saya bisa mengatakan sesuatu yang benar secara politis dan yang tidak akan menyinggung tapi saya ujung-ujungnya harus berbohong, saya teringat akan kebenaran ini. Dan di dalam momen yang penuh tekanan itu, saya melakukan tiga hal.

Pertama, saya ingat apa yang Yesus Kristus lakukan buat saya di kayu salib. Dia tidak menyangkal saya. Dia tidak mundur. Dia mati untuk dosa-dosa saya. Saya berutang nyawa pada-Nya. Dia menciptakan saya. Dia menyelamatkan saya. Dia mengampuni saya. Dia membawa saya ke Surga. Maka,saya tidak menyangkal-Nya.

Kedua, saya ingat bahwa suatu hari nanti saya akan memberikan pertanggungjawaban kepada Tuhan. Dan pada saat itu Dia akan bertanya, "Apa yang telah kau katakan dalam interview itu? Apa yang telah kau katakan saat kau mengobrol dengan rekan kerjamu? Apa yang telah kau katakan saat kau mengobrol dengan temanmu di sekolah? "Saya ingat bahwa integritas lebih penting ketimbang popularitas. Dan saya tidak akan melepaskan integritas saya.

Yang terakhir, saya mengatakan kebenaran Firman dan saya tidak takut dengan konsekuensinya. Anda pun dapat melakukannya saat Anda berjalan di dalam iman beserta Yesus.

Renungkan hal ini: 
Kata-kata apa yang mudah sekali Anda ucapkan yang mana Anda tahu itu tidak akan menyenangkan Tuhan?
Bagaimana Anda bisa mengubah sebuah keadaaan, sehingga Anda lebih sering memuliakan Tuhan dengan kata-kata Anda?
Siapakah orang di dalam hidup Anda yang butuh Anda bagikan kebenaran Injil kepadanya dengan keberanian?


Bacaan Alkitab Setahun :
Yesaya 1-3; Efesus 2


Tetapkan keputusan Anda sekarang, apakah Anda ingin menyenangkan Tuhan atau manusia ?
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top