Pekerjaan Anda dan Nilai Anda adalah Dua Hal yang Berbeda

| Sabtu, Juli 21, 2018 |
Pengkhotbah 4: 4 "Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin."

Kita bisa membuat banyak alasan untuk terlalu banyak bekerja. Terkadang kita menyalahkan kewajiban kita mencari nafkah untuk keluarga. Di sisi lain kita bersikeras berpendirian bahwa karena begitu pentingnya pekerjaan kita, sehingga jika kita memperlambat kerja kita, maka dianggap lalai atau sembrono. 
Tetapi biasanya, ini soal bagaimana kita menempatkan nilai-nilai yang utama dalam hidup ini. Kita mulai menghargai hal-hal yang salah. Lebih tepatnya, kita lebih menghargai banyaknya harta atau barang yang kita miliki di atas segalanya. 

Alkitab mengatakan, "Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Inipun 
kesia-siaan dan usaha menjaring angin" (Pengkhotbah 4: 4).

Allah mengatakan bahwa kita memiliki dua pilihan: Kita bisa menghabiskan waktu kita untuk berusaha menandingi tetangga kita, atau sebaliknya, kita bisa melupakan mereka dan mengurangi tingkat stres kita. Tetapi kita tidak bisa memiliki keduanya.

Itulah mengapa kita harus merenungkan pertanyaan ini. Apakah Anda menginginkan lebih banyak barang ataukah Anda ingin lebih sedikit stres, dan lebih banyak waktu bersama keluarga dan teman-teman Anda? Pilihan ada di tangan Anda. 

Yesus mengatakannya seperti ini: "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya"(Markus 8:36). Seperti ini dalam bahasa 
modernnya, "Apa enaknya menjadi presiden direktur tetapi kehilangan anak-anak Anda atau pasangan Anda?"

Jawabannya sederhana. Tidak ada enaknya sama sekali. 

Pekerjaan dan nilai diri Anda merupakan dua hal berbeda. Mungkin Anda tumbuh dengan diberi cap bahwa Anda tidak berguna dan ketika Anda bekerja, Anda keluar dari tempat kerja Anda mencoba untuk membuktikan bahwa semua orang salah. Di dalam benak Anda, Anda berkata pada diri sendiri, "Saya akan tunjukkan kepada mereka. Saya akan buktikan jika mereka salah." Dan karena alasan itulah, Anda bekerja keras dan lebih keras lagi. Dan sebagai akibatnya, seberapapun kerasnya Anda bekerja, itu tidak akan pernah cukup buat Anda. Baru saja saat Anda mulai rileks, Anda mendengar suara yang menghantui kepala Anda, "Ayo, terus kayuh pedalmu. Ada yang menyusul di belakangmu!" Nah, Anda harus menyingkirkan suara itu. Mengapa? Sebab itu hanya memberi makan pikiran Anda dengan kebohongan. 

Sebagai seorang pendeta, saya telah banyak mendampingi banyak orang di hari terakhir mereka. Saya sudah melihat banyak orang menarik nafas terakhir mereka, kadang di rumah sakit, kadang di rumah, dan kadang di tempat kejadian. Di antara mereka semua, saya tidak pernah mendengar seorang pun berkata dengan sisa-sisa nafas terakhir mereka, "Seandainya saja saya punya lebih banyak waktu untuk bekerja."

Tidak ada satu pun. 

Tidakkah Anda pikir sudah waktunya buat Anda menyesuaikan nilai-nilai Anda? Janganlah menjadi seekor tikus, yang senang melompat melenceng keluar dari jalur yang benar.

Renungkan hal ini: 
- Bagaimana selama ini Anda melihat bahwa terlalu banyak bekerja dapat memengaruhi keluarga Anda?
- Ketika Anda berjuang dengan terlalu banyak pekerjaan dalam hidup Anda, apa penyebab utamanya?
- Dalam hal apa Anda terkadang menyamaratakan pekerjaan Anda dengan nilai Anda?



Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 29-30; Kisah Para Rasul 23:1-11


Renungkan apa motivasi Anda dalam bekerja ?
Apakah kebanggaan diri, kekayaan, jabatan ataukah untuk pelayanan, menjadi saluran memberkati orang lain dan menjadi kesaksian untuk memuliakan nama Tuhan?
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top