Belajar Berempati

| Selasa, Desember 11, 2018 |
1 Petrus 3: 8 "Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati," 

Anda tak akan pernah bisa hidup harmonis dengan istri Anda, suami Anda, teman Anda, atau siapa pun itu jika tidak ada rasa empati. Anda tak akan pernah bisa memiliki sebuah tim tanpa tahu apa yang tengah terjadi dengan satu sama lain. Itulah mengapa ketika orang bekerja bersama di kantor, mereka mungkin bisa bekerjasama, tetapi mereka bukan dikatakan sebuah tim apabila mereka tak tahu apa yang terjadi dalam kehidupan masing-masing. 

Bila Anda hendak membangun sebuah tim yang terdiri dari teman Anda atau rekan kerja Anda atau persekutuan kecil Anda, maka Anda harus membangun dan melibatkan rasa empati ke dalamnya. Lalu bagaimana caranya Anda menjadi orang yang berempati?

1. Perlambat. 
Karena budaya kita mengajarkan kita untuk bergerak cepat, itu menyebabkan kita menjalin hubungan dengan sesama yang hanya sebatas lalu. Itu artinya Anda mencapai titik tertinggi tapi melewatkan detil kehidupan orang-orang yang paling Anda sayangi. Yakobus 1:19 mengatakan, "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;"

2. Bertanya.
Amsal 20: 5 mengatakan, "Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya." Kebanyakan orang menyimpan perasaan mereka dengan erat dan tidak secara otomatis menceritakan keadaan mereka kepada orang lain. "Saya baik-baik saja" itu jawaban yang standar, tetapi itu tidak begitu memberitahu Anda apa yang tengah mereka rasakan. 

Jika Anda bertanya, "Apa kabar?" dan mereka menjawab, "Baik-baik saja," begini caranya mendapatkan lebih banyak respon dari mereka: Belajar bertanya pertanyaan yang sama dua kali. Begitulah cara Anda mengembangkan empati. Berhenti sejenak dan kembali bertanya, "Maksud saya, bagaimana kabarmu?"

Hal lain yang dapat Anda lakukan ialah belajar untuk berlama-lama. Itu artinya jangan takut akan keheningan. Diam di sana, kemudian ajukan pertanyaan Anda dan jangan takut untuk duduk berlama-lama di sana dan menunggu orang tersebut menjawab pertanyaan Anda. Jangan langsung masuk ke agenda Anda. Dengarkan saja dan pelajari mereka.

3. Tunjukkan emosi Anda.
Alkitab mengatakan dalam Roma 12:15, "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!" Empati lebih dari sekadar berkata, "Saya turut berduka." Itu sama seperti berkata, "Saya berduka dengan Anda." Anda bersedia menangis bersama mereka, dan juga bersedia bersukacita bersama mereka.

Hanya ada satu cara untuk Anda menjadi seempatik itu – teruslah penuhi diri Anda dengan Allah. Jika tangki iman Anda kosong, maka Anda tak akan bisa menjadi empatik sama sekali. Oleh sebab itu, diri Anda harus tetap dipenuhi dengan Tuhan. 

"Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati," (1 Petrus 3: 8).


Bacaan Alkitab Setahun :
Hagai 1; Wahyu 1


Rasa empati itu begitu penting karena itu memenuhi dua kebutuhan terdalam yaitu : kebutuhan untuk dipahami dan kebutuhan agar perasaan kita disepakati.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top