Tiga Langkah untuk Membuat Keputusan yang Bijak

| Minggu, Desember 09, 2018 |
Amsal 28:26 "Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat."

Kita cenderung membuat keputusan dengan sembrono, namun Alkitab memberi kita rencana yang sederhana, yang bisa kita aplikasikan untuk menangani banyak perkara secara berbeda-beda. Baik itu mengenai karier, pernikahan, keuangan, kesehatan, anak-anak, atau masa depan. Berikut ini tiga prinsip dalam Firman Allah untuk membuat keputusan yang bijak.

1. Berdoalah minta bimbingan Tuhan.

Sebelum Anda melakukan yang lain, cari tahu perspektif Allah dalam memandang masalah. Amsal 28:26 mengatakan, "Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal, tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat." Pernahkah Anda membuat keputusan bodoh yang menurut Anda adalah keputusan terbaik pada saat itu? Kita semua mendapatkan insting, tetapi itu hanya- sebuah perasaan. Itu bukan berasal dari Tuhan. Itu berasal dari apa yang Anda makan tadi malam atau bisa jadi hanya ide-ide yang muncul di benak Anda. Anda perlu sesuatu yang lebih besar ketimbang sekadar intuisi, firasat, atau "saya pikir." Anda membutuhkan kebenaran mutlak yang menjadi dasar keputusan Anda. Anda membutuhkan bimbingan Tuhan, dan Anda mendapatkannya dengan berdoa dan memintanya kepada Tuhan.

2. Kumpulkan fakta-fakta. 

Menurut Departemen Tenaga Kerja, 90 persen bisnis baru mengalami kegagalan di tahun pertama, sementara mereka yang berhasil, 90 persen gagal di lima tahun berikutnya. Mengapa? Bisnis-bisnis tersebut berlandaskan pada apa yang saya sebut: antusiasme yang tidak terdidik. Mereka punya ide bagus, tetapi mereka tidak menggali fakta-fakta sebelum membuat keputusan.

Tidak ada kontradiksi antara iman dengan fakta, dan adalah hal bijak untuk mencari tahu semua yang Anda perlukan sebelum Anda membuat keputusan. Alkitab mengatakan dalam Amsal 13:16, "Orang cerdik bertindak dengan pengetahuan, tetapi orang bebal membeberkan kebodohan," dan dalam Amsal 18:13, "Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya."

3. Mintalah saran.

Berbicaralah dengan seseorang yang pernah membuat keputusan serupa. Bicaralah dengan teman-teman yang mengenal kelemahan Anda. Belajarlah untuk meminta saran! Amsal 24: 6 mengatakan, "Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak."

Belajar dari pengalaman adalah hal yang bijak, namun lebih bijak jika belajar dari pengalaman orang lain. Anda tidak punya waktu untuk mempelajari segala sesuatu dari pengalaman pribadi. Anda tidak punya waktu untuk memperbaiki semua kesalahan dalam hidup. Hidup ini terlalu singkat untuk kita mempelajari segala sesuatunya dengan cara coba-coba. Tetapi Anda dapat belajar dari kesuksesan orang lain, dan Anda dapat belajar dari kegagalan orang lain.

Renungkan hal ini:
- Manakah dari ketiga langkah dalam renungan kita hari ini yang kemungkinan besar akan terlewat oleh Anda dalam hal membuat keputusan? Mengapa?
- Siapa saja teman-teman dalam hidup Anda yang paling tahu kelemahan Anda dan yang tidak takut memberitahu Anda?
- Pikirkan sebuah keputusan besar yang Anda buat baru-baru ini. Bagaimana Anda tahu bahwa intuisi atau pemikiran Anda itu berasal dari Tuhan dan bukan dari Anda?


Bacaan Alkitab Setahun :
Zefanya 1; I Yohanes 4-5


Pikirkanlah, apakah keputusan Anda akan mendatangkan kebaikan bagi semua orang dan diri Anda sendiri? Apakah keputusan Anda hanya berdasarkan emosi sesaat ? Akan menyesalkah Anda 1tahun, 5tahun atau 10 tahun kedepan akan keputusan Anda hari ini?
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top