Tampilkan postingan dengan label Renungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Renungan. Tampilkan semua postingan

Gunakan Kata-kata Anda Untuk Membangun Orang Lain

Efesus 4:29 "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."

Tuhan ingin kita menggunakan kata-kata kita untuk membangun orang lain. Efesus 4:29 mengatakan, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."

Terkadang kata-kata kita bagaikan sebuah palu. Kita menghantamnya tanpa pikir panjang, kemudian tiba-tiba kita melihat ke sekeliling kita dan baru menyadari ada reuntuhan puing-puing hubungan di sekeliling kita. Ketika Anda tanpa sadar membungkam kata-kata Anda dan meruntuhkan orang lain, hubungan Anda dengan orang tersebutlah yang akan jadi korbannya. 

Salah satu alasan mengapa kita tidak konstruktif dengan kata-kata kita ialah kita tidak menyadari betapa kuatnya alat ini- mulut kita dan kata-kata yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Kita mengucapkan banyak hal tanpa pikir, dan orang-orang masih mengingatnya.

Anda pun masih bisa mengingat hal-hal yang dikatakan orang lain kepada Anda dengan ceroboh — bahkan waktu di zaman sekolah dasar atau perguruan tinggi atau ketika Anda pertama kali mulai bekerja. Begitulah betapa kuatnya dampak kata-kata. Maka, jika menyangkut soal berbicara, pikirkan itu sebagai suatu alat yang kuat dan sangat berhati-hatilah menggunakannya. 

Suatu hari saya ke garasi dan mengambil sebuah buku petunjuk gergaji listrik. Ketika saya membaca petunjuk itu, saya terkejut bagaimana petunjuk itu memberikan peringatan yang dapat diaplikasikan juga untuk penggunaan mulut kita.

Petunjuk itu berbunyi:
- Kenali perkakas listrik Anda.
- Berhati-hatilah.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
- Simpan alat ketika tidak digunakan.
- Jangan menggunakan alat melampaui batas. 
- Jangan pernah menggunakan alat di sekitar gas yang mudah meledak.
- Bagaimana Anda dapat menggunakan mulut Anda dengan lebih hati-hati sehingga Anda dapat senantiasa memakainya untuk membangun hubungan, bukan malah meretakkannya?

Berhenti membuat alasan. Berhenti berkata, "Saya tidak bermaksud mengatakan itu" atau "Ini yang terjadi kalau saya belum minum kopi." Ketahuilah bahwa apa yang Anda katakan berdampak pada semua orang di sekitar Anda.

Lebih sedikit bicara. Kita sering mendapat masalah karena kita tidak tahu kapan harus menutup mulut kita. Sama halnya dengan perkakas listrik, Anda juga tidak boleh menggunakannya terlalu banyak.

Lebih mendengarkan. Jika Anda lebih banyak mendengarkan, Anda dapat lebih memahami apa yang orang lain butuhkan.

Mulailah membangun. Biarkan pikiran Anda berkata, "Apa yang dibutuhkan orang itu?" "Bagaimana saya bisa mendorong dia dengan kata-kata yang membangun?" Apa yang bisa saya ucapkan untuk membuat perbedaan dalam hidupnya?"

Jadikan ayat ini sebagai bagian dari doa pagi Anda: "Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku" (Mazmur 19:14).

Renungkan hal ini: 
- Mengapa kita perlu sangat berhati-hati dengan kata-kata kita di dalam sebuah keadaan "yang mudah meledak"?
- Apa satu hal spesifik yang dapat Anda praktikkan ke dalam hubungan Anda yang akan membantu Anda untuk berbicara lebih sedikit dan mendengarkan lebih banyak?
- Ayat-ayat Alkitab apa yang bisa Anda hafal yang akan membantu Anda untuk berbicara tentang kebenaran dan dorongan dalam kehidupan orang lain?



Bacaan Alkitab Setahun :
2 Tawarikh 4-6; Yohanes 10:24-42


Tuhan ciptakan kedua telinga dan satu mulut ,artinya lebih banyaklah mendengar dan sedikit berbicara. 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Selasa, Mei 28, 2019 |

Dunia Tidak Berputar Mengelilingi Anda

Filipi 2: 4 "Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga."

Ada sebuah pepatah lama berbunyi, "Berusahalah untuk mengerti, sebelum berusaha dimengerti." Alkitab juga berbicara akan hal ini: "Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga" (Filipi 2: 4).

Ini merupakan satu ayat yang kontra dengan budaya dunia. Segala sesuatu yang ada di masyarakat kita mengharuskan kita untuk memikirkan diri kita terlebih dahulu. Kita tidak terbiasa memikirkan orang lain, itu sesuatu yang harus kita pelajari terlebih dulu. Biasanya kita memikirkan kepentingan kita, keinginan kita, tujuan kita, dan ambisi kita. Akibatnya, ada jutaan orang yang terputus sebab mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri, bukan memikirkan kepentingan orang lain.

Baru-baru ini saya menonton TV selama hampir dua jam, dan sepanjang itu saya melihat tiga iklan dengan jargon yang sama: "Anda layak mendapatkannya." "Beli produk ini! Anda layak memakainya." "Beli mobil mahal ini, Anda layak mengendarinya!" Kita diajari oleh dunia ini bahwa kita memegang nilai tertinggi dalam kehidupan. 

Saya ingin berbagi dua kebenaran mendasar tentang kehidupan. Kebenaran pertama: Dunia tidak berputar mengelilingi Anda. Anda sangat istimewa di mata Allah, dan Anda diciptakan untuk suatu tujuan — dunia ini tidak berputar mengelilingi Anda. Bila Anda ingin tahu seberapa banyak hal yang Anda lewatkan, masukkan tangan Anda ke dalam seember air, lalu tarik keluar dan lihat lubang yang Anda buat. Coba perhatikan, lubang itu akan terisi kembali hanya dalam sekejap mata!

Kebenaran kedua: Tuhan telah berjanji bahwa ketika Anda fokus untuk memikirkan kepentingan orang lain, maka Dia juga akan memenuhi kebutuhan Anda. Mengapa? Karena Dia ingin Anda belajar untuk tidak menjadi egois. Dia ingin Anda belajar untuk menjadi orang yang pengasih dan murah hati seperti Dia. Ketika kita berusaha untuk tidak egois, artinya kita tidak mengharapkan mereka untuk jadi sempurna. "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian" (Kolose 3:13). 

Amsal 17: 9 mengatakan, "Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangki perkara, menceraikan sahabat yang karib." Saat Anda mencoba untuk membuat koneksi dengan seseorang, bukan berarti Anda harus terus-menerus buta terhadap kesalahan orang tersebut. Anda hanya perlu memilih untuk memakluminya. Teman yang baik adalah orang-orang yang mudah memaafkan dan melupakan jika itu demi kebaikan dan kepentingan bersama. Mereka lebih peduli dengan kepentingan orang lain.

Renungkan hal ini:
- Gangguan-gangguan apa yang membuat Anda terus fokus pada diri sendiri, bukan pada orang lain?
- Mengapa dengan menjadi semakin serupa dengan Yesus merupakan bagian penting dari perjalanan rohani kita?
- Apa bedanya antara memaklumi kesalahan seseorang dengan meminta pertanggungjawaban mereka atas kesalahan mereka? 


Bacaan Alkitab Setahun :
2 Tawarikh 1-3; Yohanes 10:1-23


Anda bukanlah orang yang sempurna, lalu mengapa Anda harus menuntut orang lain untuk jadi sempurna?
| Senin, Mei 27, 2019 |

Tiga Hal Yang Dilakukan Rasa Takut Didalam Hubungan

2 Timotius 1: 7 "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."

Jika Anda ingin terhubung dengan seseorang, maka Anda harus mau mengambil langkah pertama. Seringkali itu butuh keberanian. Mengapa? Sebab rasa takut memutuskan hubungan manusia. Ketika kita dipenuhi dengan ketakutan dan kekhawatiran, kita sulit dekat dengan orang lain. Sebaliknya, kita malah mundur menjauh. Kita takut ditolak, dimanipulasi, terlihat rapuh, terluka, atau dimanfaatkan. Semua ketakutan ini mengakibatkan kita terus terputus di dalam kehidupan. 

Ketakutan itu umurnya setua umat manusia. Ketika Adam dan Hawa iatuh ke dalam dosa dan Allah datang mencari Adam, Adam berkata, "Aku menjadi takut, sebab itu aku bersembunyi." Dan sejak saat itu, kita semua melakukannya. Kita takut, dan kita bersembunyi. Kita menyembunyikan diri kita yang sebenarnya. Kita tidak membiarkan orang lain tahu seperti apa kita sesungguhnya, sebab jika mereka tahu, mereka tidak suka pada kita dan kita menghadapi penolakan. Kerena itulah kita berpura-pura.

Ketakutan melakukan tiga hal mengerikan ke dalam hubungan:

1. Ketakutan membuat kita defensif. Ketika orang lain menunjukkan kelemahan kita, kita membalas mereka dan membela diri kita sendiri. 

2. Ketakutan membuat kita jauh. Kita tidak membiarkan orang lain dekat dengan kita. Kita mundur. Kita menyembunyikan emosi kita. 

3. Ketakutan membuat kita banyak menuntut. Semakin kita merasa tidak aman, semakin kita mencoba untuk mengendalikan berbagai hal. Kita mencoba memenangkan argumen. Kita mencoba untuk mendominasi.

Lalu, dari mana Anda mendapatkan keberanian untuk mengambil langkah pertama untuk terhubung dengan seseorang dan menuju tingkat kedekatan yang lebih dalam?

Anda mendapatkannya dari Roh Allah di dalam hidup Anda. Alkitab berkata, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban" (2 Timotius 1: 7).

Bagaimana Anda tahu ketika Anda dipenuhi dengan Roh Allah? Anda menjadi lebih berani dalam hubungan Anda. Anda mengasihi mereka. Anda menikmati kebersamaan dengan mereka. Anda tidak takut dengan pendapat mereka karena Roh Allah ada dalam hidup Anda. Alkitab mengatakan "Allah adalah kasih" dan "kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan." 

Renungkan hal ini:
- Hubungan apa dalam hidup Anda yang perlu Anda jalin lebih dalam? Berdoalah, dan minta Tuhan memberi Anda satu keberanian untuk mengambil langkah pertama menuju pertumbuhan bersama dengan orang tersebut hari ini.
- Apa bukti pekerjaan Roh Kudus yang Anda lihat dalam hubungan Anda?
- Kebiasaan baru apa yang bisa membantu Anda untuk lebih dekat dengan Yesus?


Bacaan Alkitab Setahun :
1 Tawarikh 28-29; Yohanes 9:24-41


Semakin Tuhan ada di dalam hidup Anda, semakin sedikit ketakutan yang Anda punya
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Minggu, Mei 26, 2019 |

Kita Harus Memutuskan Untuk Menerima Kasih Karunia Tuhan

Roma 6:23 "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."

Alkitab berkata dalam Roma 6:23, "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." Mungkin Anda berkata kasih karunia adalah hadiah yang terus-menerus diberi. Ketika Anda mengenal Yesus Kristus, anugerah-Nya, serta kasih karunia-Nya, hidup Anda akan semakin baik dan lebih baik lagi. Kasih karunia-Nya tersedia dan diperluas sampai Surga kekal. Yang terbaik belum datang!

Seperti apakah Surga itu? Anda akan dipersatukan kembali dengan orang-orang terkasih yang mengenal Tuhan. Anda akan dihargai oleh karena iman Anda. Anda akan ditugaskan kembali satu posisi pekerjaan yang senang Anda kerjakan. Anda akan terbebas dari rasa sakit, depresi, putus asa, malu, dan rasa bersalah, dan Anda akan bersukacita dan berpesta untuk selamanya. Sungguh kesepakatan yang luar biasa!

Tapi ada yang menarik: Anda harus menerimanya kasih karunia-Nya itu.

Bayangkan hari ini Anda pulang dan menemukan sebuah hadiah di atas meja Anda tetapi Anda meninggalkannya di sana sampai tahun berikutnya, dibiarkan tidak dibuka. Itu konyol! Sebuah hadiah tidak akan berharga kecuali Anda menerimanya. Anda harus menerima kasih karunia Allah melalui Putra-Nya, Yesus Kristus.

Mungkin selama ini Anda menunda menerima kasih-Nya karena Anda takut ditolak. Mungkin Anda pernah ditolak oleh orang tua Anda. Mungkin Anda pernah ditolak oleh pacar Anda dan itu sangat menyakitkan. Atau mungkin Anda pernah ditolak oleh saudara laki-laki atau perempuan atau teman sekelas Anda. Mungkin Anda pernah ditolak oleh mantan pasangan yang pernah meninggalkan Anda dan mengatakan hal-hal yang menyakitkan yang masih Anda pikirkan sampai sekarang.

Tetapi ada satu pribadi yang tidak akan pernah menolak Anda, dan namanya adalah Yesus Kristus. Dia berkata kepada Anda, "Pulanglah." Apakah selama ini Anda diliputi rasa malu dalam hidup Anda? Anda dapat menyingkirkannya hari ini. Semakin Anda memahami kasih karunia Allah, semakin Anda jatuh cinta kepada-Nya dan semakin Anda ingin mendekat kepada Yesus - karena hampir mustahil untuk tidak mencintai seseorang yang sangat mencintai Anda seperti itu.

Renungkan hal ini: 
Bagaimana seharusnya Anda menanggapi kasih karunia Tuhan ketika Anda menganggapnya sebagai sebuah hadiah?

Apa kesalahan atau rasa malu atau kepahitan di masa lalu yang Anda pendam atau yang membuat Anda tidak menerima kasih karunia Tuhan? Sudahkah Anda sepenuhnya menyerahkannya kepada Tuhan?

Apa artinya "pulang" kepada Allah?


Bacaan Alkitab Setahun :
1 Tawarikh 25-27; Yohanes 9:1-23


Buka hati Anda sekarang untuk kasihNya. Percayalah, Anda sangat memerlukanNya lebih daripada yang Anda tau.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Sabtu, Mei 25, 2019 |

Kasih Karunia Anda Untuk Semua Orang

Roma 4:16 "Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --"

Siapa pun Anda dan apa pun yang telah Anda lakukan, Tuhan menyayangi Anda dan ingin Anda pulang kepada-Nya. Dia ingin menghujani kasih karunia-Nya ke atas Anda. Dia ingin mengadakan pesta untuk Anda ketika Anda pulang. 

Alkitab berkata dalam Roma 4:16, "Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua," Di dalam Perjanjian Lama, orang Yahudi- bangsa Israel- hidup di bawah Hukum Taurat Musa. Ayat ini mengatakan bahwa kasih karunia Allah tersedia bukan hanya untuk orang Yahudi yang hidup di bawah Hukum Taurat, melainkan juga tersedia bagi semua orang yang beriman. 

Sungguh satu kabar baik! Kasih karunia Allah bukan hanya untuk orang Yahudi. Itu untuk kita semua. Kita semua dapat datang kepada Allah dengan cara yang sama: melalui iman di dalam kasih karunia Allah melalui Putra-Nya, Yesus Kristus.

Apakah "semua orang" termasuk orang yang pendek? Ya, tentu. Apakah itu termasuk orang kaya dan orang miskin? Ya, tentu. Apakah itu termasuk politisi dan buruh? Ya, tentu. Apakah itu termasuk orang-orang dari latar belakang etnis yang berbeda? Ya, tentu. Apakah itu termasuk orang-orang dari setiap negara yang ada di dunia ini? Ya, tentu!

Itu artinya semua orang. Setiap orang! Kasih karunia Allah tersedia untuk Anda.

Tanpa kasih karunia-Nya, artinya Anda tidak memiliki hubungan dengan Allah. Itulah inti dari Kekristenan. Itulah inti dari mengikut Kristus dan menjadi orang percaya. Ingat, apa pun yang telah Anda lakukan dan siapa pun Anda, kasih karunia Tuhan tersedia untuk Anda.

Renungkan hal ini:
- Mengapa banyak orang mengalami kesulitan untuk percaya pada kasih karunia Allah?
- Melihat dari tawaran kasih karunia Allah, bagaimana Anda dapat memperlakukan orang lain, meski sebenarnya mereka tak pantas menerima kasih Anda?
- Bagaimana kasih karunia memengaruhi cara Anda mendekat kepada Tuhan? 


Bacaan Alkitab Setahun :
1 Tawarikh 22-24; Yohanes 8:28-59


Anda tak dapat memahami apa artinya menjalin hubungan dengan Allah tanpa memahami tentang kasih karunia-Nya.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Jumat, Mei 24, 2019 |

Jika Anda Ingin Tahu Apa Yang Harus Anda Lakukan, Mintalah Hikmat

Yakobus 1: 5-6 "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin."

Karena Tuhan telah merancang keseluruhan ide tentang pria dan wanita, orang tua dan anak-anak serta teman-teman, bukankah masuk akal apabila Anda datang kepada-Nya saat Anda punya masalah?

Seperti yang dikatakan dalam ayat kita hari ini, "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah," (Yakobus 1: 5a).

Tuhan tidak pernah memaksakan keinginanNya kepada kita. Dia mengundang kita untuk menjalin suatu hubungan dengan-Nya. Maka, mintalah hikmat kepada-Nya. 

Jujur, saya sering sekali lupa memintanya kepada-Nya. Jika Anda sama seperti saya, Anda pasti menjalani hari demi hari dengan tergesa-gesa, melakukan ini dan itu dengan hanya bermodalkan asumsi bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tetapi, kadang Anda perlu berhenti sejenak dan berseru, "Tuhan, ke mana Engkau mau menuntunku?" Tentunya dengan senang hati Dia akan memberitahu Anda. 

Tapi bagaimana cara-Nya Dia memberitahu Anda? Jawaban itu biasanya akan datang melalui salah satu dari dua hal ini: melalui orang-orang yang setia kepada-Nya dan yang mempelajari Firman-Nya. Berkumpullah dengan beberapa orang yang Anda kenal di dalam Tuhan, kemudian mintalah pendapat mereka. Tataplah mata mereka, dan temukanlah jawaban-jawaban yang jujur. Lalu, carilah jawabannya di dalam Firman Tuhan. Bertanyalah kepada-Nya, "Ya Tuhan, menurut Engkau apa yang harus aku lakukan?"

Sebagian orang berpikir jika Tuhan tidak tertarik dengan hubungan kita dengan orang lain. Apalagi, Dia juga harus tanpa henti mengatur seluruh alam semesta ini. Tidak, itu salah! Tuhan peduli dengan relasi Anda dengan sesama. Mengapa? Karena Dialah Pencipta Anda! Alkitab berkata, "Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat" (1 Korintus 7:17).

Saya mengerti rasa sakit yang mungkin muncul dalam sebuah hubungan, tetapi ada satu janji luar biasa dalam Firman Allah, bahwa Dia dapat mendatangkan keindahan ke dalam hubungan apa pun — bukan kesempurnaan, melainkan keindahan. Kedua orang di dalam sebuah hubungan harus saling sepakat, walaupun itu butuh perjuangan untuk sampai pada titik tersebut. Namun menyerah tidak ada dalam rancangan atau tujuan Allah. Itulah sebabnya Anda harus datang kepada-Nya untuk meminta bimbingan dan arahan-Nya.

Renungkan hal ini: 
- Apa yang perlu Anda lakukan untuk memastikan bahwa setiap hari Anda menghabiskan waktu bersama Tuhan sehingga Anda tidak lupa meminta arahan-Nya?
- Bagaimana Anda dapat mengembangkan persahabatan dengan orang Kristen lainya sehingga itu akan membantu Anda untuk meminta dan mengikuti bimbingan Allah?
- Mengapa dengan Anda percaya kepada Tuhan dapat mengembalikan keindahan ke dalam hubungan Anda?


Bacaan Alkitab Setahun :
1 Tawarikh 19-21; Yohanes 8:1-27


Mengapa kita harus meminta hikmat kepada-Nya? Karena hubungan kita dengan Tuhan dimulai dengan iman. 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Kamis, Mei 23, 2019 |

Ketika Rasa Kasih Hilang dari Hati Anda, Pilihlah untuk Melakukan Tindakan Kasih

Mazmur 62: 8 "Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Sela."

Apa yang Anda lakukan dengan perasaan-perasaan yang berasal dari kekecewaan di dalam sebuah hubungan? Anda tidak bisa melenyapkannya karena itu akan selalu muncul.

Anda harus percaya pada Allah dan memberi tahu Dia segala masalah Anda sebab Dialah perlindungan Anda.

Sampaikanlah pada Tuhan dalam doa Anda bahwa Anda marah, kecewa atau Anda merasa hampa. Di saat-saat tersebut ketika Anda tidak merasakan apapun, ketika Anda merasa seolah Anda telah kehilangan rasa kasih itu, datanglah kepada Allah dan beritahu Dia — dan kemudian percayalah kepada-Nya. Ibrani 10:23 mengajarkan kita "Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia." Dan Dia berjanji untuk mencurahkan kasih-Nya ke dalam hati kita.

Kasih adalah sebuah perasaan, tetapi itu juga sebuah tindakan. Dan ketika Anda hilang rasa untuk mengasihi seseorang, bergeraklah maju dengan tindakan mengasihi mereka, dan itu akan membantu Anda memperoleh kembali rasa kasih Anda. Apakah itu munafik? Tidak, itulah sifat dasar manusia. Kita semua terkadang hilang rasa untuk mengasihi. Itu biasanya terjadi ketika kita memutuskan untuk hidup dengan masalah, ketimbang membahasnya secara terbuka.

Mulailah dengan memberi tahu Allah perasaan Anda mengenai masalah tersebut. Dari situ, Tuhan akan dapat mulai memberi Anda kekuatan untuk berbicara dengan orang terkasih Anda tentang masalah tersebut. Ketika Anda melakukannya, Allah akan mulai mengembalikan perasaan kasih Anda kepada orang itu. Dia melakukan apa yang dikatakan dalam Ratapan 5:21: "Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya TUHAN, maka kami akan kembali, baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala!"

Itulah doa saya untuk Anda. Apakah Anda seorang suami atau istri yang harus melepaskan kekecewaan atau kesalahpahaman, atau apakah Anda perlu menerima perbedaan yang Anda miliki dengan teman dekat Anda— saya berdoa kiranya Tuhan mulai mengembalikan sukacita Anda. Tetapi ketahuilah itu sebuah proses dan proses itu dimulai ketika Anda mengambil keputusan untuk percaya kepada Tuhan dan menceritakan perasaan-perasaan Anda kepada-Nya.

Renungkan hal ini:
- Menurut Anda mengapa Allah ingin Anda membicarakan tentang perasaan Anda dengan-Nya meskipun Dia sudah tahu perasaan Anda?
- Kekecewaan apa yang perlu Anda bicarakan dengan Tuhan hari ini?
- Bagaimana dengan dipenuhi oleh kasih Allah membantu kita untuk mengasihi orang lain?


Bacaan Alkitab Setahun :
1 Tawarikh 16-18; Yohanes 7:28-53


Berusahalah untuk dapat terus memiliki kasih dalam hati Anda.
Jika itu hilang, berusahalah untuk mendapatkannya kembali.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Rabu, Mei 22, 2019 |

Tidak Ada Hubungan Yang Sepurna

Efesus 4: 2 "Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu."

Tidak ada pasang surut yang lebih drastis selain pasang surut hubungan. Kadang Anda bisa mengalami sukacita yang tinggi dan kekecewaan yang dalam hanya dalam hitungan detik. 

Kekecewaan muncul di dalam hubungan sebab tidak ada seorang pun diantara kita yang sempurna. Kita punya sebuah pandangan ideal tentang cinta, hubungan, dan pernikahan, dan ketika realitanya tidak cocok dengan gambaran itu, itu membuat kita kecewa. 

Kita tidak akan pernah memiliki pernikahan yang sempurna atau pernikahan yang sempurna atau keluarga yang sempurna, karena kita adalah orang-orang yang tak sempurna dan penuh dosa. Gambaran bahwa dua orang yang tak sempurna dan berdosa bisa saling bersatu dan memiliki sebuah hubungan yang sempurna itu tidak realistis. Anda perlu menyesuaikan ekspektasi Anda.

Salah satu alasan mengapa kita sering kecewa dengan hubungan kita ialah karena kita meminta manusia lain untuk memenuhi kebutuhan kita, yang sesungguhnya hanya dapat dipenuhi oleh Tuhan. Manusia lain tidak bisa berjanji untuk selalu ada bersama Anda atau berjanji untuk tidak akan mengecewakan Anda. Hanya Tuhan yang bisa memenuhi janji tersebut. Dia memberi tahu kita dalam Firman-Nya. "Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" (Yosua 1: 5).

Ketika kita sampai ke surga, tidak akan ada lagi kekecewaan atau rasa sakit. Sampai hari itu tiba, buatlah komitmen untuk terus mengasihi. Seperti yang dikatakan dalam 1 Korintus 13: 7, "Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."

Renungkan hal ini: 
- Mengingat kenyataan dosa, bagaimana Anda perlu menyesuaikan ekspektasi Anda atas pasangan atau teman Anda?
- Jenis kasih yang dibicarakan dalam 1 Korintus 13: 7 tidak muncul begitu saja dari dalam diri kita. Menurut Anda bagaimana caranya agar kita bisa tumbuh di dalam kasih tersebut? 
- Menurut Anda mengapa begitu penting buat kita untuk memiliki pernikahan dan keluarga yang sempurna? Apakah Tuhan mengharapkan ini dari kita?


Bacaan Alkitab Setahun :
1 Tawarikh 13-15; Yohanes 7:1-27


Ketika Anda mendapati diri Anda bergumul dengan kesalahan satu sama lain, bawalah kekecewaan Anda itu kepada Tuhan.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Selasa, Mei 21, 2019 |

Kita Semua Berbeda. Haleluya!

Roma 15: 7 "Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah."

Sangat mudah untuk berbicara soal hubungan dengan orang lain ketika semuanya berjalan baik-baik saja, tetapi apa yang Anda lakukan ketika segala sesuatunya mengarah ke arah yang salah? Bagaimana Anda membalikkan arah hubungan tersebut?

Tuhan menciptakan cinta di dalam suatu hubungan dan membuat kita hidup berelasi dengan satu sama lain. Nasihat dan pimpinan-Nya untuk kita menjalin suatu hubungan dengan orang lain bisa memberikan suatu perbedaan yang nyata. 

Salah satu frustrasi terbesar kita yaitu ketika kita tidak memandang sesuatu seperti orang lain memandangnya. Terkadang, perbedaan-perbedaan bisa menciptakan kegembiraan, tapi itu juga bisa menyebabkan banyak penderitaan mendalam.

Ketahuilah bahwa Allah mencipatakan Anda berbeda, dan kemudian mengucap syukurlah atas perbedaan Anda itu. 

Sejak awal, Allah menciptakan kita berbeda-beda: "Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka" (Kejadian 1:27). Pria dan wanita berbeda secara fisik tetapi juga dalam cara kerja, cara pikir, cara berbelanja, bahkan menonton TV — kita melakukan segalanya secara berbeda. Dan kita harus bersukacita di dalam perbedaan-perbedaan itu.

Jika dua orang dalam sebuah hubungan setuju akan segala hal, maka salah satunya tidak ada gunanya di dalam hubungan tersebut. Faktanya, Allah menempatkan Anda ke dalam suatu hubungan — baik itu hubungan pernikahan atau persahabatan — supaya Anda memandang kehidupan ini secara berbeda. Karena itulah, masing-masing dari Anda membawa hal-hal baru dan berbeda ke dalam hubungan tersebut yang tadinya tidak ada. 

Seperti bacaan kita hari ini, "Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah" (Roma 15: 7). Ketika Anda menerima satu sama lain karena perbedaan-perbedaan yang ada, maka itu bukan hanya menguatkan hubungan Anda, tapi juga membawa kemuliaan bagi Allah. Mengapa? Sebab Anda telah menerima satu kebenaran bahwa Allah membuat setiap orang berbeda agar Anda dapat saling belajar dan tumbuh di dalam hubungan dengan orang lain. 

Itulah titik awal dalam membalikkan arah hubungan Anda: mengucap syukurlah kepada Tuhan atas segala perbedaan Anda.

Renungkan hal ini: 
- Apa satu hal yang membuat Anda sangat berbeda dari pasangan Anda atau teman baik Anda yang mengakibatkan ketegangan di masa lalu? Bagaimana perbedaan itu malah membantu Anda berdua tumbuh?
- Mengapa penting bagi kita untuk tidak hanya menerima perbedaan seseorang, tapi juga menunjukkannya? Bagaimana cara Anda menunjukkannya?
- Ketika Anda bergumul di dalam sebuah hubungan, apakah sumber pertolongan pertama Anda adalah Firman Allah? Mengapa atau mengapa tidak?


Bacaan Alkitab Setahun :
1 Tawarikh 10-12; Yohanes 6:45-71


Tuhan membuat kita berbeda supaya kita dapat saling menyempurnakan, saling melengkapi, dan saling menguatkan.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Senin, Mei 20, 2019 |

Mewariskan Keramahtamahan Anda

Ibrani 10:24 "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik."

Keluarga yang luar biasa mengajarkan anak-anak mereka bahwa mereka bukanlah pusat dari semua orang yang ada di sekitar mereka. Mereka mengajarkan anak-anak mereka bahwa Tuhan menciptakan mereka dan membentuk mereka untuk sebuah misi. Mereka memberikan teladan dedikasi, pelayanan, kemurahan hati, dan doa. Kebanyakan keluarga tidak melakukan itu. Namun keluarga yang luar biasa melakukannya. 

Saya menjadi seperti ini berkat orangtua saya. Mereka menanamkan di dalam diri saya nilai-nilai spesifik yang membuat saya peduli pada orang lain.

Dulu orangtua saya sangat, sangat miskin, tapi mereka berdua memiliki karunia keramahan. Mereka senang memberi kepada orang lain meskipun mereka tidak punya banyak. Kami tinggal di pedesaan, ayah saya menanami kebunnya yang seluas satu hektar itu dengan berbagai jenis sayuran. Tentunya keluarga kami tidak bisa habis mengkonsumsi sayuran itu, tetapi beliau melakukannya hanya supaya dia bisa memberikannya kepada orang lain sebab dia tidak punya uang yang bisa diberi. Jadi kami selalu menanam banyak, dan kemudian membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan. 

Rumah kami selalu penuh dengan orang asing. Jika mereka sakit, mereka datang ke rumah kami. Jika mereka sedang berkelana dan butuh tempat tinggal, mereka tinggal di rumah kami. Jika mereka sedang mengalami konflik, mereka datang ke rumah kami. Jika mereka adalah pendeta yang datang dari kota untuk berkotbah di gereja lokal kami, mereka tinggal di rumah kami. Suatu hari ayah saya menghitung sudah berapa banyak makanan yang sudah dimasak ibu saya untuk para tamu kami dalam satu tahun, hasilnya, ibu saya sudah memasak lebih dari seribu porsi makanan! Saya tumbuh dengan belajar untuk "memberikan hidup saya untuk orang lain." Hidup bukan tentang saya, tapi tentang sesama. Ini tentang membantu orang lain.

Itulah yang dilakukan oleh keluarga yang luar biasa. Mereka saling mengajarkan anggotanya untuk menunjukkan kasih dan melakukan perbuatan baik. Kita menyebut perbuatan baik sebagai pelayanan.

Satu contoh yang tepat tentang teladan ini ialah keluarga Kornelius dalam kitab Kisah Para Rasul: "Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah" (Kisah Para Rasul 10: 2).

Sungguh sebuah warisan yang luar biasa! Bukankah Anda mau suatu hari nanti orang-orang menceritakan tentang pelayanan Anda dan keluarga Anda?

Terlepas dari apakah Anda memiliki anak atau tidak, Tuhan ingin Anda meninggalkan warisan yang seperti itu. Anda akan bertemu orang-orang muda—atau yang muda imannya — di sekeliling Anda. Maukah Anda meluangkan waktu untuk membantu orang lain menjadi seperti yang Tuhan inginkan? Maukah Anda membantu mereka mengetahui apa misi Tuhan untuk hidup mereka?

Renungkan hal ini: 
- Warisan apa yang ingin Anda tinggalkan? Bagaimana saat ini Anda berusaha meninggalkan warisan seperti itu?
- Jika Anda tidak memiliki anak, siapa orang muda dalam hidup Anda yang bisa Anda berikan dorongan untuk melakukan panggilan mereka dan membantu orang lain?
- Apa yang menahan Anda untuk membuka pintu rumah Anda untuk orang lain?



Bacaan Alkitab Setahun :
1 Tawarikh 7-9; Yohanes 6:22-44


Sebarkan nilai kebaikan bagi orang lain ,jadilah terang dan garam bukan hanya untuk keluarga Anda saja tapi juga untuk sesama dimana pun Anda berada.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Minggu, Mei 19, 2019 |

Hubungan Adalah Pelindung di Kala Badai

Pengkhotbah 4: 9 "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka."

Hubungan ibaratnya jas hujan di kala badai kehidupan menerpa. Siapa pun teman atau keluarga kita yang sedang mengalami kesulitan, kita harus saling membantu. Mereka yang berkomitmen kepada satu sama lain saling melindungi di dalam badai.

Pengkhotbah 4: 9 mengatakan, "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka." Ada tiga badai yang harus kita saling bantu hadapi. Yang pertama adalah perubahan. Dan badai yang lainnya adalah yang saya sebut ide-ide yang memberi dampak buruk.

Namun, badai yang paling menyakitkan dari semuanya itu adalah penolakan. Ketika teman Anda, anak-anak Anda, atau suami atau istri Anda merasa ditolak, Anda — dan orang-orang yang dekat dengan mereka perlu merangkul mereka dan berada di sana sebagai pelindung mereka di tengah badai itu.

Saya tak akan pernah lupa bertahun-tahun lalu ketika anak tertua saya, Amy, duduk di bangku SMP. Dia ingin sekali masuk ke dalam tim pemandu sorak sekolah. Dia berlatih setiap hari. Teman-temannya diterima, sementara dia ditolak. Itu sangat menghancurkan hatinya. Ketika dia sampai di rumah, dia buru-buru masuk ke kamarnya, duduk di lantai dan menangis tersedu-sedu.

Semua orang yang ada di rumah kami bisa mendengar tangisannya. Kami semua pergi ke kamarnya dan duduk di lantai bersamanya, menangis bersamanya.

Kami tidak memberi Amy saran. Dia tidak butuh saran! Kami tidak berkata kepadanya, "Sudahlah, jangan khawatir. Itu bukan masalah besar." Itu sebuah masalah besar! Kami tidak berkata, "Jangan menangis!" Itu hal terbodoh yang bisa kita ucapkan kepada seseorang yang tengah bersedih. Kami semua hanya duduk di sana dan sekitar 30 menit menangis bersamanya.

Keluarga kami tidak akan pernah lupa kejadian itu. Mengapa? Karena pada saat itu, kami menjadi jas hujan untuknya. Kami menjadi pelindung di tengah hujan badai. Kami menjadi tamengnya. Ketika ada seseorang di keluarga kami yang tengah bersedih, kami tidak membuatnya tambah depresi. Kami tidak berusaha membujuknya. Kami tidak berusaha menghiburnya. Kami hanya ada di sana menangis bersamanya.

Keluarga yang luar biasa — baik itu secara biologis, adopsi, dan rohani — harus saling melindungi di tengah badai.

Renungkan hal ini:
- Mengapa orang-orang harus mendapatkan dukungan terbesar dari keluarga mereka?
- Apa yang biasanya Anda katakan kepada anak Anda yang menghadapi sebuah penolakan? Menurut Anda apa hal yang perlu kita lakukan atau katakan yang sesuai dengan petunjuk Alkitab?
- Bagaimana kita kadang mencoba membuat orang lain merasa ditolak? Apa akibat yang paling buruk ketika kita melakukan itu?


Bacaan Alkitab Setahun :
1 Tawarikh 4-6; Yohanes 6:1-21


Jadilah penopang yang kuat bagi setiap orang terkasih Anda.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 
| Sabtu, Mei 18, 2019 |

Bagaimana Persembahan Anda Mencerminkan Karunia Tuhan

2 Korintus 9: 7-8 "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan."

Alkitab berkata, "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan" (2 Korintus 9: 7-8).

Perhatikan "segala" dalam Alkitab: "segala sesuatu," "senantiasa," "berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." Itulah janji-janji yang diberikan kepada seseorang yang menjadi serupa dengan Kristus. Seperti apakah Kristus itu? Dia adalah pemberi. Allah begitu mengasihi dunia ini, sebab itulah Dia memberi. Jika Anda belum belajar untuk bermurah hati dengan waktu, uang, sumber daya, dan peluang Anda, maka Anda tidak akan menjadi serupa dengan Kristus. Tak ada bukti yang lebih kuat bahwa Anda telah mengerti tentang karunia Allah, dibanding dengan mengasihi, peduli dan bermurah hati kepada orang lain dan kepada Allah.

Bila Anda merasa gelisah atau defensif ketika pendeta Anda mulai berbicara tentang memberi persembahan, itu artinya Anda tidak paham tentang karunia Allah. Buka kembali Alkitab Anda. Di situ dikatakan bahwa jika Anda memberi dengan sukacita dan tanpa paksaan, maka Allah akan menyediakan segala yang Anda butuhkan— setiap saat, dalam berbagai cara, kapan pun Anda membutuhkannya.

Tapi ada satu pertanyaan: Apakah Anda akan percaya kepada Allah yang telah memberikan hidup-Nya untuk Anda? Jika Anda saja bisa mempercayakan keselamatan Anda kepada-Nya, kenapa Anda tidak bisa mempercayakan finansial Anda kepada-Nya? 

Faktanya, Anda dan saya tidak punya apa-apa. Allah hanya meminjamkannya kepada kita selama 70 atau 80 tahun. Itu semua adalah miliknya. Waktu masih kecil, anak saya meminta lima dolar pada saya untuk untuk membelikan saya hadiah ulang tahun, nah, dari mana sebenarnya uang itu berasal? 

Allah pun melakukannya kepada kita. Dia memberi kita dengan begitu murah hatinya. Kata-Nya, "Jalani hidupmu dengan rasa syukur. Bermurah hatilah dalam memberi, termasuk dengan persepuluhanmu." Apakah Allah perlu uang? Tidak. Dia ingin Anda serupa seperti Dia. Dia ingin Anda memiliki hati yang senang berkata, "Saya tak sabar ingin memberi."

Roma 8:32 mengatakan, "Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?"

Anda bisa berkata mencintai Tuhan atau menyanyikan lagu yang mengungkapkan betapa Anda percaya kepada-Nyamenempatkan dan Dia di tempat pertama, tetapi yang bisa menunjukkan betapa bersyukurnya Anda atas kasih karunia-Nya yaitu melalui persembahan Anda. 

Renungkan hal ini: 
- Apakah Anda menyebut diri Anda orang yang memberi dengan sukacita? Mengapa atau mengapa tidak?
- Bagaimana selama ini Anda melihat Allah memberkati keuangan Anda atau menyediakan segala yang Anda butuhkan karena Anda sudah setia memberikan perpuluhan?
- Dengan cara apa Anda mencerminkan rasa syukur Anda atas kasih karunia Allah? 


Bacaan Alkitab Setahun :
1 Tawarikh 1-3; Yohanes 5:25-47


Jika Anda ingin mengukur seberapa besar Anda memahami anugerah Allah dan seberapa besar Anda hidup di dalam anugerah-Nya, maka lihatlah persembahan Anda.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Jumat, Mei 17, 2019 |

Berhenti Mencoba Untuk Jadi Perfeksionisme

Pengkhotbah 11: 4 "Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai."

Ketika Anda belajar untuk berserah di dalam kasih Tuhan yang memerdekakan dan keluar dari penjara perfeksionisme, maka Anda akan menemukan level baru dari rasa sukacita dan kemerdekaan dalam hidup Anda. Mengapa? Sebab perfeksionisme merusak hidup Anda dalam beberapa cara. 

1. Itu mengalahkan inisiatif Anda.

Apakah Anda pernah memiliki sebuah mimpi yang belum juga mulai Anda kerjakan? Anda berpikir, "Suatu hari nanti akan menyelesaikannya," tapi Anda tidak bisa mengambil langkah pertama. Salah satu alasan yang mungkin masuk akal adalah perfeksionisme. Anda sedang menunggu keadaan atau waktu yang sempurna, atau Anda sedang menunggu sampai anak-anak Anda lulus sekolah, atau Anda sedang menunggu sampai sejumlah uang terkumpul. Ketika Anda menetapkan standar yang teramat tinggi, perfeksionisme Anda mengakibatkan kelumpuhan dan pada akhirnya Anda tidak bisa menyelesaikan apapun. 

Alkitab berkata dalam Pengkhotbah 11: 4, "Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai."

2. Itu merusak hubungan Anda.

Tidak ada yang suka diomeli atau dikoreksi setiap saat. Itu hanya membuat kita frustasi dan kesal! Alkitab berkata, "Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib" (Amsal 17: 9). Perfeksionisme — keinginan untuk selalu mengkoreksi — merusak banyak hubungan sebab itu berakar dari rasa tidak aman. Perfeksionis yang kasar dan terlalu banyak menuntut orang lain sebenarnya juga begitu keras dan menuntut diri mereka sendiri.

3. Itu menghancurkan kebahagiaan Anda.

Pengkhotbah 7:16 mengatakan "Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat; mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri?" Jangan salah, ayat ini tidak berbicara tentang kebenaran Fiman atau hikmat yang sejati. Ayat ini membicarakan tentang perfeksionisme. Anda dapat mengubah kebajikan apa pun menjadi kejahatan apabila Anda mengaplikasikannya terlalu ekstrim. 

Gerutu yang paling menyebalkan datangnya dari diri Anda sendiri, karena Andalah pengkritik diri Anda sendiri yang paling jahat (Itu fakta!) Kita biasanya gampang membenci dan bahkan tidak menyukai orang yang mengomeli atau mengkritik kita, nah, jika Anda sendiri saja selalu mengomeli diri Anda sendiri, sikap ini menunjukkan seperti apa diri Anda? Itu menandakan Anda tidak menyukai diri Anda sendiri. Anda menganggap Anda tak cukup baik. Mungkin Anda berpikir memberi teguran dan peringatan atas kesalahan diri Anda sendiri akan memotivasi Anda untuk berbuat yang benar. Itu salah! Itu dinamakan perfeksionisme yang negatif dan itu berakibat Anda terus-menerus merendahkan diri Anda sendiri. 

Hanya ada satu pencegah perfeksionisme yang negatif. Tentunya itu tak ada di buku-buku motivasi atau dengan mengunjungi psikolog. Anda hanya dapat belajar untuk berserah dan menerima kasih Allah yang memerdekakan itu. 

Bacaan Hari ini:
- Apa pergumulan yang paling sulit Anda atasi oleh karena perfeksionisme? Apa yang perlu Anda lepaskan sehingga Anda dapat bergerak maju?
- Mengapa bisa bersantai itu sangat penting buat Anda? Apa pendapat mereka yang bukan pengikut Yesus akan hal ini?
- Pikiran-pikiran negatif apa mengenai diri Anda yang perlu Anda ganti dengan janji dan kebenaran Allah tentang siapa diri Anda sesungguhnya? 



Bacaan Alkitab Setahun :
2 Raja-raja 24-25; Yohanes 5:1-24


Kasih Allah yang menutupi segala kekurangan tersedia untuk Anda. Anda hanya perlu mengakuinya, akuilah bahwa Anda penuh dengan kekurangan dan tidak sempurna!
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Kamis, Mei 16, 2019 |

Alasan Mengapa Anda Dapat Bersukacita di Tengah Pencobaan

Roma 5: 3 "Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,"

Banyak orang tahu kisah Alkitab tentang Yusuf dimana saudara-saudara-Nya menjualnya sebagai budak namun akhirnya menjadi orang nomor dua di Mesir. Bertahun-tahun setelah pengkhianatan mereka, Yusuf berhadapan muka dengan saudara-saudaranya itu dan berkata, "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar"(Kejadian 50:20).

Itulah yang disebut penderitaan penebusan. Anda menderita untuk kepentingan orang lain. Itulah yang telah Yesus lakukan untuk Anda! Ketika Dia mati di kayu salib, Dia tidak menebus dosa-dosa-Nya, sebab Dia tidak memiliki dosa. Dia telah membayar dosa Anda dan dosa saya. 

Dalam penderitaan penebusan, Allah mengambil kepahitan, dan Dia membuat dunia ini lebih baik karena apa yang telah Anda alami. Allah berkata, "Tidak semua hal dalam hidupmu akan baik adanya, tetapi Aku dapat menggunakannya untuk mendatangkan kebaikan dan menyesuaikannya dengan rencana-Ku untukmu —bahkan melalui rasa sakit dan dosa-dosa orang lain, bahkan sekalipun ketika engkau tidak salah dan telah dilukai oleh orang lain."

Karena Tuhan adalah Tuhan yang baik, Dia gemar membawa yang baik dari dalam yang buruk. Siapa pun dapat membawa yang baik dari dalam kebaikan. Hanya Tuhan yang mampu membawa kebaikan dari dalam keburukan. 

Roma 5: 3 mengatakan, "Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,"Anda dapat merasa bahagia bahkan di tengah-tengah tekanan, cobaan, kesulitan dan kesengsaraan. Mengapa? Perhatikan frasa "karena kita tahu." Kebahagiaan dalam hidup tergantung dari apa yang Anda yakini, bukan apa yang Anda alami. Anda dapat menempatkan dua orang menghadapai satu situasi yang sama, satu dari mereka bisa bahagia, sementara yang lainnya tidak. Mengapa? Sebab apa yang Anda ketahui dan yakinilah yang akan membawa perubahan di tengah situasi sulit. 

Dia ingin Anda semakin tumbuh serupa seperti Dia ketika Anda berada di Bumi, karena satu-satunya hal yang Anda bawa ke Surga adalah diri Anda. Bagaimana cara Dia melakukannya? Lewat segala masalah dan pencobaan yang Anda hadapi. Di tengah-tengah penderitaan Anda, ketahuilah bahwa Dia ingin mengasah kesabaran dan ketahanan di dalam diri Anda, dan Dia ingin menggunakan penderitaan Anda demi kebaikan Anda dan demi kebaikan orang lain.

Sudahkah Anda mempercayakan keselamatan Anda kepada Yesus?

Alkitab mengatakan kita hanya bisa sampai ke surga dengan percaya kepada Allah Bapa melalui Putranya, Yesus Kristus. Dan kita tidak perlu bekerja untuk mendapatkan kasih Tuhan atau pergi Surga. Alkitab berkata, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri" (Efesus 2: 8-9). 

Jika Anda belum percaya kepada Yesus dan belum berkomitmen untuk ikut Dia, apalagi yang Anda tunggu? Jika Anda sudah siap untuk melangkah melewati garis itu dan mengambil keputusan untuk percaya kepada Yesus Kristus dan ikut Dia, berdoalah doa ini: 

"Ya Tuhan, Engkau telah berjanji bahwa jika aku percaya kepada-Mu, semua kesalahan yang pernah kulakukan akan diampuni, aku akan mempelajari tujuan hidupku, dan Engkau akan menerimaku disurga kekal suatu kelak. 

"Aku mengakui dosaku, dan aku percaya bahwa Engkau adalah Juruselamatku. Engkau telah berjanji bahwa jika aku mengakui dosaku dan percaya kepada-Mu, maka aku akan diselamatkan. Aku percaya pada-Mu ketika Engkau mengatakan bahwa keselamatan hanya datang dari karunia-Mu dengan imanku, bukan oleh karena apapun yang kulakukan. Aku menerima-Mu masuk ke dalam hidupku sebagai Tuhanku. Hari ini aku menyerahkan setiap bagian hidupku ke dalam pemeliharaan-Mu. Berkuasalah atas hidupku.

"Ya Tuhan, aku ingin bersandar dalam kasih-Mu. Terima kasih bahwa aku tak perlu berusaha atau bekerja keras untuk memperolehnya. Aku ingin menggunakan sisa hidupku untuk melayani Engkau, bukan melayani diriku sendiri. Dengan rendah hati kumenyerahkan hidupku kepada-Mu dan meminta keselamatan dari-Mu dan meminta Engkau menerimaku menjadi bagian dari keluarga-Mu. Dalam nama-Mu, aku berdoa. Amin."

Renungkan hal ini: 

Bagaimana perspektif Anda dapat berubah di tengah-tengah penderitaan Anda ketika Anda menganggap bahwa itu mungkin berguna untuk kebaikan orang lain?

Bagaimana perspektif Anda dapat berubah di tengah-tengah penderitaan Anda ketika Anda menganggap bahwa Yesus menderita di kayu salib untuk penebusan dosa Anda?

Apa saja hal-hal yang telah Anda pelajari tentang Allah dan tentang diri Anda ketika Anda menghadapi masa penderitaan? Bagaimana pelajaran hidup itu membantu iman Anda bertumbuh? 



Bacaan Alkitab Setahun :
2 Raja-raja 22-23; Yohanes 4:31-54


Tuhan jauh lebih tertarik pada karakter Anda ketimbang dengan kenyamanan Anda. 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Rabu, Mei 15, 2019 |

Percayalah Pada Siapa Pemilik Anda

Yohanes 8:12 "Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

Ketika Yesus berkata, "Akulah terang dunia," Ia mendefinisikan diri-Nya. Maksud perkataan-Nya adalah, "Aku tahu siapa Aku." Setidaknya ini dikatakan 18 kali di dalam Alkitab, Yesus berkata, "Akulah," kemudian Ia mendefinisikan diri-Nya. Dia mendeskripsikan diri-Nya sebagai pintu, roti hidup, jalan, kebenaran, kebangkitan, dan hidup. Berulang-ulang kali Dia mendefinisikan diri-Nya sendiri. Yesus tahu siapa Dia, dan oleh karena itulah, Dia tidak berada di bawah tekanan. 

Inilah prinsip identitas. Selama Anda tidak yakin dengan jati diri Anda, maka Anda akan terdorong masuk ke dalam cetakan orang lain. Mereka akan memanipulasi Anda. Mereka akan berusaha membuat Anda menjadi seperti ekspektasi mereka, ketimbang seperti apa yang Tuhan mau. 

Salah satu penyebab utama stres yaitu akibat dari mencoba menjadi orang lain, bukan diri Anda sendiri. Ketika Anda takut seseorang akan mengetahui siapa jati diri Anda sesungguhnya dan bahwa Anda tak bisa terus mengimbangi mereka, itu menyebabkan stres.

Satu-satunya cara Anda dapat mengimbangi tekanan eksternal ialah dengan memiliki rasa puas di dalam diri Anda, akan siapa diri Anda dan apa yang menjadi kehendak Tuhan atas kita. 

Alkitab mengatakan bahwa Anda diciptakan oleh Allah. Anda amat dikasihi Dia. Anda diterima Dia apa adanya. Dia punya rencana untuk hidup Anda. Sampai Anda menyelesaikan masalah identitas Anda itu, maka Anda akan merasa tidak aman dan Anda akan tertekan oleh stres. Anda tak dapat melayani orang lain sebelum Anda menyelesaikan masalah ini.

Yesus terus-menerus melakukan hal-hal yang mengejutkan semua orang. Dia menempatkan diri-Nya di bawah orang lain dan melayani mereka. Tak ada satu pun dari murid-Nya yang terpikir untuk saling membasuh kaki mereka di Ruang Atas karena rasa tidak aman mereka. Namun Yesus selalu melayani dari posisi yang kuat. Dia tahu siapa Dia dan siapa pemilik Dia, maka tak ada masalah Dia menurunkan diri-Nya sendiri untuk melayani mereka. 

Pelayanan datang dari bagaimana Anda menghargai diri Anda. Apabila Anda belum mengatasi rasa tidak aman Anda dan merasa nyaman dengan diri Anda sendiri, maka Anda akan enggan membantu orang lain. Anda harus merasa aman dengan diri Anda ada di tangan Pemilik hidup Anda, agar Anda dapat dengan efektif melayani orang lain. 

Renungkan hal ini:
- Apa bedanya antara apa yang dunia ini katakan dengan apa yang orang lain katakan tentang Anda dan apa yang Anda yakini Tuhan katakan tentang Anda?
- Apa artinya melayani dari posisi yang kuat?
- Mengapa kita dapat melayani dengan lebih efektif ketika kita merasa aman dengan identitas kita di dalam Kristus?


Bacaan Alkitab Setahun :
2 Raja-raja 19-21; Yohanes 4:1-30


Anda akan mendapati pemahaman siapa diri Anda dengan mengetahui siapa pemilik Anda. 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Selasa, Mei 14, 2019 |

Kasih Tuhan Memerdekaan And Untuk Mengasihi Tanpa Rasa Takut

1 Yohanes 4:18 "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih."

Ketika orang mengalami konflik dalam hubungan, seringkali itu merupakan pertanda bahwa salah satu dari mereka berusaha mengendalikan yang lain. Apa yang mendasari itu? Ketakutan. Rasa tidak aman menyebabkan kita mencoba mengendalikan orang lain atau menolak kontrol orang lain. Ketika Anda begitu tidak aman sampai-sampai yang Anda pikirkan hanyalah apa yang dipikirkan orang lain tentang Anda, itu akan menghancurkan hubungan Anda dan melumpuhkan kehidupan Anda.

Itu merupakan dilema luar biasa yang kita miliki sebagai manusia: Kita ingin dekat, tetapi kita juga takut mendekatkan diri. Kita ingin memiliki keintiman dengan orang lain, tetapi kita juga begitu takut menjalaninya. 

Alkitab berkata dalam 1 Yohanes 4:18, "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." Bagaimana cara kerjanya? Bagaimana kasih mengusir semua rasa takut?

Kasih mengalihkan fokus Anda dan mengarahkannya kepada yang lain. Banyak orang sering bertanya pada saya, "Apakah Anda pernah merasa gugup ketika berdiri di depan begitu banyak jemaat di gereja?" Jawab saya, "Tentu saja!" Tetapi apa Anda tahu apa yang berbeda? Saya mengalihkan fokus dari diri saya kepada orang-orang di depan saya. Jika saya berdiri di hadapan mereka memikirkan apa yang mereka pikirkan tentang gaya rambut saya, artinya tentu saja ada yang saya takutkan. Tetapi begitu saya mulai memikirkan betapa saya sangat mencintai keluarga gereja saya dan bagaimana selama ini kami melayani Tuhan bersama, tiba-tiba, ketakutan itu hilang.

Itu juga berlaku untuk hubungan apa pun. Fokus pada orang lain memberi Anda kekuatan untuk membuang rasa takut dari hidup Anda.

Lalu bagaimana Anda menemukan kekuatan untuk fokus pada orang lain? Dengan senantiasa menyadari betapa Tuhan sangat mengasihi Anda. Begitu Anda mulai memahami betapa Tuhan amat mengasihi Anda, maka Anda bisa berhenti membuktikan diri Anda. Anda tak perlu menghabiskan hidup Anda mencoba untuk mengesankan orang lain, karena Anda sudah tahu bahwa Tuhan mencintai Anda.

Tahukah Anda betapa bebas dan menyenangkannya menjalani hidup seperti itu? Identitas dan harga diri Anda tidak terjebak dalam pendapat orang lain tentang Anda. Ketika Anda merasa aman di dalam hubungan Anda dengan Kristus, maka Anda tidak lagi ditekan oleh ekspektasi orang lain. Kasih Tuhan membebaskan Anda untuk mengasihi orang lain tanpa rasa takut.

Renungkan hal ini:
- Rasa tidak aman atau ketakutan apa yang membuat Anda tidak membuka hidup Anda dan hati Anda kepada seseorang, baik itu terhadap teman, pasangan, atau anggota keluarga Anda?
- Bagaimana budaya kita membuat kita tidak aman dalam menjalin hubungan?
- Menurut Anda apa yang Tuhan pikirkan tentang Anda? Apa yang Dia lihat ketika Dia melihat Anda? 



Bacaan Alkitab Setahun :
2 Raja-raja 17-18; Yohanes 3:19-36


Rasa tidak aman mencegah keintiman dan menghancurkan hubungan Anda. Anda tidak bisa dekat dengan seseorang apabila ada ketakutan dalam hubungan tersebut. Jika rasa tidak aman menghancurkan hubungan, lalu apa yang akan membangunnya? Kasih! Kasih membangun hubungan.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Senin, Mei 13, 2019 |

Hidup Dalam Terang Surga

2 Petrus 1: 3 "Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib."

Sebagian besar orang tidak memperhatikan kekekalan Surga. Mereka hanya hidup untuk di sini dan untuk saat ini- itu hanya buang-buang waktu- karena segala sesuatu yang ada "di sini dan saat ini" tidak akan berarti dalam lima menit ke depan, 50 tahun ke depan, apalagi untuk selamanya. Jika kita mengukur lamanya kekekalan Surga dengan merentangkan tali dari California ke Tokyo, maka hidup Anda di Bumi ini hanya kurang dari 1 milimeter. 

Lalu, bagaimana caranya Anda dapat hidup dalam terang Surgawi? Hiduplah untuk kemuliaan Allah, sebab Dia akan berbagi kemuliaan-Nya dengan Anda di Surga kelak.

Alkitab berkata dalam 2 Petrus 1: 3, "Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib."

Anda dapat menghadapi masa depan sebagai seorang yang sinis, sebagai seorang kritikus, seorang pesimis, atau seorang yang bimbang. Anda dapat menghadapi masa depan dengan mengharapkan yang terburuk dan mengalami yang terburuk. Anda dapat menghadapi masa depan dengan tidak tahu berterima kasih pada orang lain dan hidup untuk kebanggan diri sendiri saja.

Atau sebaliknya, Anda bisa menghadapi masa depan dengan rasa syukur, kemurahan hati, dan kekudusan, dan hidup untuk kemuliaan Tuhan. Mana yang menurut Anda akan membuat Anda lebih bahagia? Mana yang menurut Anda akan membuat Anda lebih sukses? Mana yang menurut Anda akan membuat Allah tersenyum dan mendatangkan upah di Surga?

Matius 5:16 mengatakan, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Kita diciptakan sebab Allah ingin kita menjadi keluarga-Nya. Dia ingin menghabiskan kekekalan Surga bersama dengan keluarga-Nya. Dia ingin menghabiskan kekekalan Surga dengan Anda dan saya! Surga adalah salah satu alasan terpenting mengapa orang Kristen dapat bersukacita — sebab Allah telah memberi kita kehidupan yang kekal, dan Surga akan menjadi tempat yang luar biasa!

Renungkan hal ini: 
- Dalam hal apa saja Allah menggunakan waktu Anda di Bumi untuk mempersiapkan Anda di Surga?
- Bagaimana dengan bersyukur dan bermurah hati membuat Anda lebih bahagia?
- Pada saat apa saja Anda menduga yang terburuk terjadi dalam hidup Anda? Jika dilihat dari situ, bagaimana iman Anda kepada Tuhan?



Bacaan Alkitab Setahun :
2 Raja-raja15-16; Yohanes 3:1-18


Anda tidak dapat memilih apa yang akan terjadi pada Anda sepanjang umur Anda. Tetapi Anda dapat memilih bagaimana Anda meresponnya. 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Senin, Mei 13, 2019 |

Kebaikan dan Belas Kasih-Nya Akan Selalu Menyertai Anda

Mazmur 145: 20 "TUHAN menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya."

Ketika Tuhan memberi Anda kelimpahan, maka Anda tidak perlu takut akan masa depan. Kebaikan dan belas kasih-Nya menyertai Anda setiap hari. Ikutilah Gembala yang Baik. Ia berjalan di depan Anda dengan tongkat dan gada-Nya. Di belakang kawanan domba-Nya ada beberapa ekor anjing gembala — kebaikan dan belas kasih — yang selalu melindungi Anda, memastikan Anda tidak kabur dan jatuh ke jurang. Kedua anjing gembala ini menjaga Anda tetap di jalurnya saat Anda mengikuti Gembala yang Baik.

Kebaikan Tuhan melindungi Anda. 

Tahukah Anda bahwa sedetik pun hidup Anda tidak akan pernah berlalu dari pengawasan Tuhan? Tuhan selalu memperhatikan Anda, sebab Dia menciptakan Anda untuk mencintai Anda. Dia tahu tinggi dan rendahnya, baik dan buruknya, naik dan turunnya kehidupan Anda. Tuhan tahu setiap detail hidup Anda.

Mazmur 145: 20 mengatakan, "TUHAN menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya."

Dia bukan hanya mengawasi Anda, tapi Ia juga melindungi Anda. Tahukah Anda bahwa Alkitab mengatakan bahwa Allah bahkan mengirimkan malaikat-malaikat-Nya untuk menjaga Anda ke mana pun Anda pergi (Mazmur 91:11)?

Perlindungan Allah bukan berarti hanya hal-hal baik yang akan terjadi pada Anda. Penderitaan dan kekecewaan tetap akan menghampiri Anda, namun Tuhan akan memastikan bahwa kebaikan akan datang dalam setiap hal yang terjadi pada Anda— terlepas dari apakah Anda akan atau tidak melihat cara Dia bekerja ketika Anda hidup. 

Kasih karunia Tuhan bekerja di dalam Anda.

Alkitab berkata dalam Yesaya 60:10, "Orang-orang asing akan membangun tembokmu, dan raja-raja mereka akan melayani engkau; sebab dalam murka-Ku Aku telah menghajar engkau, namun Aku telah berkenan untuk mengasihani engkau."

Kasih karunia adalah ketika Allah memberi Anda apa yang tidak pantas Anda dapatkan. Belas kasih adalah ketika Allah tidak memberi Anda apa yang pantas Anda dapatkan. Jika bergantung dari semua dosa, kegagalan, dan kesalahan yang telah Anda perbuat, seharusnya Anda pantas dihukum. Namun Allah memaafkan Anda dan mengampuni Anda melalui Kristus — itulah belas kasih. 

Berbelas kasih merupakan sifat dasar Allah. 

Dia suka menunjukkan rahmat-Nya. Dia tidak pernah jemu dengan itu. Dia tidak pernah lelah dengan itu. Dia tidak pernah merasa frustrasi karena Anda terus-menerus memerlukan kasih pengampunan-Nya. Dia tidak akan pernah berkata, "Oke, hari Senin, Rabu, Jumat, Aku akan memberimu hal-hal baik. Hari Selasa dan Kamis, Aku akan memberimu kasih pengampunan, tapi hari Sabtu dan Minggu, kau akan berjalan sendirian." Itu salah, Dia akan selalu bersama Anda setiap hari, setiap saat.

Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi minggu depan, apalagi tahun depan atau bahkan 10 tahun mendatang. Tetapi ketika Anda menghadapi masa depan, Anda dapat berpegang pada satu hal ini: Tuhan akan mengisi hidup Anda dengan kelimpahan dan kebaikan serta belas kasih-Nya akan terus menyertai Anda. Jangan takut. 

Renungkan hal ini:
- Baca Mazmur 103: 2-13, dan tulislah atau diskusikanlah apa saja cara Allah menunjukkan belas kasih-Nya.
- Bagaimana perspektif yang benar tentang belas kasih Allah akan memengaruhi kepuasan Anda akan hidup Anda?
- Jika saja Anda benar-benar percaya bahwa Tuhan selalu bekerja untuk mendatangkan kebaikan buat Anda, apa yang seharusnya Anda lakukan bagi Dia dengan berani?



Bacaan Alkitab Setahun :
2 Raja-raja 13-14; Yohanes 2


Kasih Tuhan lebih besar dan menutupi semua dosa Anda. Jika hidup Anda hitam seperti arang atau merah seperti kain kirmizi, Tuhan mampu ubahkan menjadi putih seperti salju.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Sabtu, Mei 11, 2019 |

Empat Kebiasaan Untuk Bisa Bersandar di Dalam Kebaikan Tuhan

Yohanes 15: 5 "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa."

Bagaimana caranya Anda dapat bersandar di dalam kebaikan Tuhan? Bagaimana caranya agar Anda dapat memiliki hidup yang berkelimpahan yang telah Ia persiapkan untuk Anda?

Berikut ini empat kebiasaan sehari-hari yang akan membantu Anda berubah dari kewalahan menuju kelimpahan.

1. Tetaplah terhubung dengan Yesus setiap hari.

"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yohanes 15: 5).

Apabila Anda mencoba menjalani kehidupan dengan kekuatan Anda sendiri, maka Anda akan kewalahan. Pemanggang roti tidak dapat bekerja kecuali ia tersambung ke stopkontak. Anda tak dapat melaksanakan tujuan Anda dan menikmati kebaikan Tuhan, kecuali jika Anda terhubung dengan kekuatan-Nya.

2. Ganti keluhan Anda dengan rasa syukur.

"Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan," (Filipi 2:14).

Sains telah membuktikan bahwa mengeluh dan bersyukur memberi dampak bagi kesehatan Anda. Mengeluh merupakan emosi yang sangat tidak sehat. Di sisi lain, penelitian telah menunjukkan bahwa bersyukur adalah bentuk emosi yang paling sehat. Itu menghasilkan serotonin, dopamin, dan oksitosin di dalam otak Anda — itu merupakan bahan kimia yang meningkatkan kebahagiaan dan menurunkan tingkat stres.

3. Berhentilah menjadi pelit dan mulailah bermurah hati.

"Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan" (Maleakhi 3:10).

Allah menciptakan hukum universal untuk dunia ini: Semakin banyak Anda memberi, semakin banyak yang akan Anda dapat. Dia melakukan itu sebab Dia ingin Anda menjadi semakin serupa dengan Dia.  Tuhan adalah pemberi. Semua yang kita miliki merupakan hadiah dari kemurahan hati Tuhan. Semakin bermurah hati Anda, semakin Tuhan akan memberkati Anda di setiap bidang kehidupan Anda. Hidup Anda akan melimpah ruah!

4. Berhenti membandingkan dan mulailah untuk puas.

"Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin" (Pengkhotbah 4: 6). Kepuasan bukan berarti Anda melepaskan ambisi Anda. Anda harus punya ambisi.  Anda harus memanfaatkan dengan sebaik-baiknya apa yang Tuhan anugerahkan kepada Anda. Kepuasan bukan berarti Anda tidak punya tujuan, impian, atau rencana apa pun untuk hidup Anda. Kepuasan artinya Anda tidak memerlukan lebih banyak untuk bisa bahagia. Anda bahagia dengan apa yang telah diberikan Tuhan kepada Anda saat ini. Kepuasan berarti kebahagiaan Anda tidak tergantung pada keadaan, melainkan tergantung pada Allah, Gembala yang Baik yang telah memberkati Anda dengan setiap karunia yang baik.

Manusia punya sifat dasar yang tidak pernah puas. Namun atas karunia Allah, kita dapat merasa puas dengan kebaikan-Nya yang telah Ia beri.

Renungkan hal ini:
- Bagaimana Tuhan memberi kita kekuatan-Nya?
- Menurut Anda bagaimana media sosial memengaruhi tingkat kepuasan Anda?
- Dalam beberapa hari ke depan, buatlah komitmen untuk tidak mengeluh tentang apa pun. Setiap kali Anda mendapati diri Anda mengeluh, ganti keluhan itu menjadi ucapan syukur. Setiap hari, lihat seberapa sering Anda bisa mengubah keluhan Anda menjadi rasa syukur. Apa perbedaannya?



Bacaan Alkitab Setahun :
2 Raja-raja 10-12; Yohanes 1:29-51

Ketika Anda paham bahwa sebagian besar hal dalam hidup Anda hanyalah karunia dari Tuhan, maka hidup Anda akan berubah dari berkekurangan menjadi berkelimpahan.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren).
| Jumat, Mei 10, 2019 |

Kemurahan Hati Yang Alkitabiah

2 Korintus 9: 7 "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."

Kemurahan hati bukanlah soal kekayaan Anda. Ini soal kemauan Anda untuk membantu orang lain, menunjukkan kasih Anda kepada orang lain, dan untuk memuliakan Tuhan. 

Dalam 2 Korintus 9: 7, Tuhan memberitahu kita tiga ciri-ciri kemurahan hati: "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."

Berikut tiga ciri-ciri kemurahan hati yang sesuai dengan Alitab:

Selalu bijak. "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya," Anda harus memikirkan berapa banyak yang akan Anda beri. Jangan melakukannya dengan impulsif atau terbawa emosi. Ambillah keputusan untuk memberi dan rencanakanlah. 

Selalu dengan kerelaan hati. "Jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." Jangan pernah sekali pun memberi karena rasa bersalah. Ketika Anda memberi karena keterpaksaan, maka Anda tidak akan mendapatkan ganjaran atas hal itu, dan itu tidak akan membuat hati Anda bertumbuh. 

Selalu dengan sukacita. "Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." Apabila Anda tidak dapat memberi dengan sukacita, maka jangan lakukan itu. Jadilah si Pelit dan Anda tidak akan mendapatkan upah apa pun, terkecuali jika Anda memberi kepada seseorang dengan hati yang gembira.

Bermurah hatilah dengan pemberian Anda. Sekali lagi, ini bukan soal berapa jumlah atau kuantitas yang Anda beri - bukan selalu soal uang. Anda dapat bermurah hati dengan waktu atau bakat Anda. 

Renungkan hal ini:
- Mengapa Tuhan ingin Anda memikirkan matang-matang dan merencanakan bagaimana Anda akan memberi?
- Apakah Anda menyebut pemberian Anda sebagai suatu pengorbanan? Mengapa atau mengapa tidak?
- Apa saja cara yang spesifik yang bisa Anda pakai untuk lebih bermurah hati dengan waktu Anda minggu ini?



Bacaan Alkitab Setahun :
2 Raja-raja 7-9; Yohanes 1:1-28


Apa pun yang Anda berikan, berikanlah itu dengan bijak, kerelaan hati, dan sukacita.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

| Kamis, Mei 09, 2019 |
Back to Top