Malam Yang Mengawali Waktu

| Kamis, Desember 11, 2014 |

Lukas 2:11 "Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya."

Hari Natal telah bergeser maknanya. 
Saya tidak hanya berbicara tentang kaum sekuler (duniawi) yang ingin menghapus kalimat Selamat Natal dan menggantinya dengan Selamat Liburan.
Natal telah dibajak dan dimusnahkan maknanya.
Seolah-olah budaya kita telah mengambil kata Natal, mengosongkan maknanya, menyeretnya masuk ke dalam selokan lalu mengembalikannya kembali, minus dengan kuasanya. Masalahnya bukan hanya soal menduniawikan Natal.
Bahkan orang Kristen yang baik pun ikut meromantisasikan atau membuat Natal menjadi sentimental, dimana mereka juga mungkin sedang kehilangan inti dari pesan Natal yang sebenarnya. 

Ketika kita mendengar kata Natal, kita punya satu gambaran sentimentil dalam pikiran kita tentang adegan Yesus di palungan.
Ada bayi Yesus. Ada Yusuf. Ada Maria.
Ketiganya, pasti digambarkan dengan lingkaran cahaya di atas kepala mereka.
Lalu ada para gembala yang sedang menengok bayi Yesus, dan orang majus yang biasanya digambarkan mengenakan pakaian dengan warna yang serasi. 

Tapi kenyataannya adalah tidak ada manusia yang memiliki lingkaran cahaya.
Orang-orang majus pun tidak mengunjungi Yesus ketika Ia sedang terbaring di palungan.
Injil Matius mengatakan mereka tidak datang sampai beberapa waktu kemudian (sekitar dua tahun kemudian).
Dan Alkitab tidak mengatakan ada tiga orang majus; dikatakan bahwa mereka membawa tiga persembahan. 

Lalu kita juga sering meromantisasi Natal dengan gambar desa-desa bersalju, kereta kuda, jendela yang tertutup salju, dan lilin-lilin merah.
Tampaknya kita sedang kehilangan pesan dan keindahan Natal yang sebenarnya. 

Jadi, mari kita mengupas tradisi ini.
Mari kita mengupas hal-hal yang menyebabkan kita tidak bisa melihat kelahiran Yesus yang sebenarnya.
Memahami makna Natal tidak akan mengurangi kemeriahannya; itu malah akan meningkatkan kuasanya.
Bagaimana pun juga, ini merupakan malam yang menjadi awal waktu, malam dimana Allah datang ke dunia.
Ini adalah malam ketika Allah melangkah keluar dari surga dan masuk ke dalam sejarah manusia. 

Bacaan Alkitab Setahun :
Zefanya 2; II Yohanes

Merayakan Natal bukan berarti merayakan tradisi namun Natal adalah malam yang mengawali perubahan atas umat manusia (Diterjemahkan dari Daily Devotion by Greg Laurie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top