Sentuhan Hati, Jumat 15 Oktober 2010

| Jumat, Oktober 15, 2010 |
15 Oktober 2010 / Jumat
Akibat Kemarahan  --  Amsal 19:19

          Kemarahan adalah perasaan yang biasa muncul ketika seseorang menghadapi ancaman, hinaan, ketidakadilan atau kekecewaan. Allah sendiri bisa merasa marah, sehingga Dia juga memberi kita perasaan itu. Namun, karena keadaan kita yang sudah jatuh ke dalam dosa, kita sering meresponi perasaan itu dengan cara berbuat dosa.

      Salah satu respons berbuat dosa yang umum adalah menyimpan kemarahan sampai menjadi bagian karakter kita. Kemarahan dibiarkan terus bersemayam di dalam diri, mengacaukan pikiran dan perasaan. Damai dan sukacita kita hilang, karena keduanya tak mungkin hadir bersama-sama dengan kecemasan dan kekecewaan yang menyertai kepahitan.

    Setelah meracuni karakter, kemarahan akan merambah ke aspek hubungan. Kata-kata menyakitkan akan terlontar ibarat panah-panah api, bahkan kepada orang-orang yang tidak menyebabkan kemarahan itu. Selanjutnya, benteng pertahanan diri dipertebal untuk menghindari sakit hati. Hubungan menjadi renggang, tegang, dan berujung pada pengasingan diri.

    Selain merusak karakter dan hubungan dengan orang lain, akibat paling tragis dari kemarahan adalah hancurnya persekutuan dengan Allah. Kemarahan tidak saja menghalangi karya-Nya di dalam dan melalui orang percaya, tetapi juga mendukakan hati Bapa. Bapa rindu mencurahkan berkat kepada anak-anak-Nya, tetapi tangan yang terkepal penuh amarah tidak akan dapat menerima kekayaan karakter dan panggilan Allah.

    Apakah Anda menyimpan kemarahan? Kemarahan itu mungkin tersembunyi begitu dalam di jiwa Anda sampai Anda tak menyadari keberadaannya. Tetapi kepahitan yang menetap dan tak terselesaikan akan memengaruhi setiap aspek kehidupan Anda. Mintalah Allah menyingkapkan setiap kemarahan yang tersembunyi. Buanglah dan milikilah segala kekayaan Kristus.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top