Konfrontasi dengan Kebenaran, Tegaskan dengan Kasih

| Jumat, November 24, 2017 |
Amsal 12: 25b "Tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia."

Hubungan yang sehat dan kuat selalu dibangun di atas dua kaki: mengkonfrontasi dengan kebenaran dan menguatkan dengan kasih. Jika Anda hanya memiliki salah satunya dalam hubungan Anda, maka itu tidak akan bertahan lama. Hubungan Anda akan jatuh di hampir semua hal!

Kebenaran akan memerdekakan Anda, tapi pertama-tama itu akan membuat Anda menderita. Jika saya datang kepada Anda hari ini dan berkata, "Ayo kita minum kopi. Saya ingin menunjukkan padamu bagian- bagian mana dalam hidupmu yang perlu di ubah," maka mungkin Anda akan menolak mentah-mentah. Anda akan berkata, "Memang kau pikir kau siapa?" Anda akan marah, memberontak, membela diri, dan keras kepala.

Kebenaran juga akan membuat Anda sengsara pada awalnya, karena ketika Anda berbagi tentang kebenaran kepada orang yang Anda ingin kasihi, pada awalnya itu akan menyakitkan. Ibaratnya seperti dokter bedah yang harus memotong sel-sel kanker agar tubuh pasien bisa sembuh.

Jika Anda punya kesempatan membuat sebuah diskusi hati ke hati dengan seseorang yang ingin Anda konfrontir, mulailah dan akhirilah omongan Anda dengan sebuah catatan positif yang menegaskan tiga hal:
1. Tegaskan bahwa Anda mengasihi dan peduli dengan orang itu.
2. Tegaskan bahwa Anda akan berdoa dan membantu orang tersebut.
3. Tegaskan bahwa Anda yakin orang itu bisa berubah.

Paulus melakukan ini dalam 1 dan 2 Korintus. Dalam kedua kitab ini, ia memulai dan mengakhirinya dengan penegasan. Sebagai contoh: Paulus memulai suratnya yang pertama dengan mengatakan, "Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah," dan di akhir suratnya dia berkata, "Kasihku menyertai kamu sekalian dalam Kristus Yesus." Dia menegur jemaatnya dengan kebenaran Firman. Dia memulai dan mengakhirinya dengan catatan positif, namun dia juga menegaskan ini di tengah-tengah suratnya: "Aku sangat berterus terang terhadap kamu; tetapi aku juga sangat memegahkan kamu. Dalam segala penderitaan kami aku sangat terhibur dan sukacitaku melimpah-limpah."

Perhatikan bahwa Paulus menggunakan kata "dan." Anda tidak boleh menggunakan kata "tapi" dalam sebuah konfrontasi. Ketika Anda mengucapkannya, apapun yang Anda katakan sebelum atau sesudahnya akan benar-benar diabaikan dan sia-sia: "Kau orang yang hebat, tapi...." "Kita sudah lama berteman, tapi..." Sebaliknya, gunakan kata "dan": "Kau orang yang hebat, dan saya yakin kau bisa menjadi orang yang lebih baik lagi." "Kita berdua memiliki hubungan yang baik, dan aku percaya ada beberapa hal yang harus kiat berdua perbaiki." Itulah artinya memberi penegasan kepada seseorang.

Renungkan hal ini: 
- Apa sajakah cara-cara praktis yang dapat Anda lakukan sebelum menghadapi seseorang?
- Apakah Anda pernah dikonfrontir seseorang? Bagaimana orang tersebut menggunakan penegasan untuk mengkoreksi Anda? Bagaimana perasaan Anda? 
- Mengapa kebenaran terkadang menyakitkan?


Bacaan Alkitab Setahun :
Amos 1-4; Ibrani 4:14-16


Teguran dalam kasih jauh lebih bernilai.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top