Dari Ibadah Menjadi Perang

| Sabtu, Maret 08, 2014 |
dari ibadah menjadi perang

Kisah Para Rasul 17: 6 "Tetapi ketika mereka tidak menemukan keduanya, mereka menyeret Yason dan beberapa saudara ke hadapan pembesar-pembesar kota, sambil berteriak, katanya: "Orang-orang yang mengacaukan seluruh dunia telah datang juga ke mari."

Kemana pun rasul Paulus pergi, pasti ada sesuatu yang terjadi.
Biasanya jika bukan konversi, pasti itu kerusuhan.
Tapi jarang sekali ada peristiwa yang membosankan dalam penginjilannya.

Dalam Kisah Para Rasul 14, kita membaca Paulus dan Barnabas tengah berada di Listra untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang berubah dari memuja menjadi memusuhi mereka.

Kebudayaan Yunani dipenuhi dengan banyak dewa.
Dan ada satu cerita di Listra mengatakan bahwa dewa Zeus dan Hermes pernah datang ke bumi dalam penyamaran.
Ketika mereka tiba di Listra, ke dua dewa ini meminta makanan dan penginapan, tapi semua orang menolak mereka.
Akhirnya, seorang petani tua menerima mereka di rumahya, dan semua tetangga yang menolak mereka tenggelam oleh banjir yang dikirim para dewa yang marah.
Sang petani dan istrinya pun diberkati oleh para dewa, dan pondok mereka yang sederhana berubah menjadi sebuah kuil besar.
Dan bahkan setelah mereka mati, sang petani dan istrinya berubah menjadi dua pohon megah.

Ini hanya dongeng rakyat, tetapi orang-orang di sana percaya.
Jadi, ketika Paulus dan Barnabas datang dan Allah melakukan mujizat melalui mereka, orang-orang mengira jika mereka adalah dewa Zeus dan Hermes yang sedang menyamar.
Jadi mereka pun mulai menyembah mereka.

Namun ibadah mereka berubah menjadi perang : "Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati. Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe" (Kisah Para Rasul 14:19-20).

G. Campbell Morgan mengatakan, "Kekristenan yang gagal membuat kekacauan, sesungguhnya mati."

Saya pikir kadang bukannya kita yang mengubah dunia ini, malah sebaliknya dunia ini yang mengubah kita.
Bukannya kita yang memberi pengaruh pada budaya dunia, malah budaya dunia ini yang mempengaruhi kita.
Apa yang kita butuhkan lebih di zaman ini adalah kekacauan kudus.
Dan jika kita tidak membuat kekacauan kudus itu, maka ada sesuatu yang salah dengan Kekristenaan kita.
____________________________________
Bacaan Alkitab Setahun :
Ulangan 3-4; Markus 10:32-52
____________________________________

Mari pengaruhi dunia ini dengan Injil-Nya, maka hal-hal besar pasti terjadi atas kita dan atas gereja-Nya.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)
____________________________________









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top