Tiga Respons untuk Orang Yang Membutuhkan

| Minggu, November 26, 2017 |
1 Yohanes 3:18 "Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran."

Mungkin kisah yang paling terkenal dalam Alkitab ialah tentang kebaikan tak terduga yang diunjukkan dalam Perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik Hati. Yesus menceritakan kisah ini untuk menunjukkan kepada kita bagaimana rasanya menngasihi orang-orang yang tengah menderta. Sangat wajar jika kita ada sedikit rasa bersalah saat membaca cerita ini. Kita semua pasti juga pasti pernah mengabaikan seseorang yang membutuhkan pertolongan kita. Memang, kebutuhan orang-orang di sekitar kita, bahkan di gereja atau kelompok doa kita begitu banyak, sehinggga itu membuat kita kewalahan dan tak berdaya. Dan kita mengajukan pertanyaan ini, "Apa yang seharusnya saya lakukan?"

Dalam renungan ini, kita akan menemukan tiga jawaban atas pertanyaan itu berdasarkan Perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik Hati.

Beberapa orang menjaga jarak (Lukas 10: 30-31). Imam yang hanya lewat dalam kisah ini adalah contohnya. Dia pada intinya ingin menghindari masalah. Dia bahkan tidak mau tahu apa yang sedang terjadi. Inilah yang saya sebut sebagai gaya hidup menghindari. Kita berkata pada diri sendiri, "Jangan terlalu dekat dengan orang lain, karena mungkin suatu hari kau harus membantu mereka. Tanganmu akan kotor." Itulah kesalahan imam ini: dia terlalu "kudus" untuk membantu. Dia tidak ingin diwarnai dengan barang-barang kehidupan. Ketika kita menjalani gaya hidup menghindari, kita hanya ingin menjaga agar semua hubungan kita dangkal, biasa-biasa saja. Jika kita berhasil menjaga jarak dengan semua orang, kita bisa berpura-pura tidak melihat rasa sakit dan apa yang mereka butuhkan. Jika kita tidak terlibat dengan mereka, kita bisa terhindar dari sakit hati dan rasa tidak nyaman.

Beberapa orang penasaran tapi tidak mau terlibat (Lukas 10:32). Orang Lewi, orang kedua yang melewati orang yang terluka itu, ia memperlihatkan respon ini. Alkitab mengatakan bahwa "ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan" (Lukas 10: 32b). Respon ini bahkan lebih buruk dari sebelumnya. Respon pertama kita "melihat" masalah dari kejauhan dan berpura-pura tidak melihatnya. Sementara, respon ke dua, kita sadar ada yang membutuhkan bantuan kita dari rasa ingin tahu kita, tapi kita tidak melakukan apapun untuk membantu. Saat kita melakukan ini, kita hanya bisa berkata, "Maaf, saya sedang tidak bisa diganggu. Saya punya urusan yang lebih penting."

Beberapa orang datang mendekat karena peduli (Lukas 10: 33-37). Tentu saja, ini adalah Orang Samaria yang Baik Hati. Dia mau menyusahkan dirinya untuk membantu orang itu sembuh dengan menanggung semua biayanya sendiri. Alkitab mengatakan kepada kita, "Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran" (1 Yohanes 3:18). Belas kasih datang membantu, ketika yang lainnya hanya berlalu. Belas kasih tidak takut tangannya kotor. Dan Yesus memanggil semua murid-Nya untuk memiliki sikap seperti orang Samaria yang Baik Hati itu. 

Yesus dengan sengaja memilih seorang Samaria untuk menjadi pahlawan dalam cerita ini karena orang-orang Yahudi membenci orang Samaria. Belas kasih bukan hanya soal membantu orang yang Anda sukai atau membantu orang yang sama seperti Anda. Belas kasih adalah tentang membantu orang-orang, siapa pun mereka, seperti apa penampilan mereka, atau dari mana asal mereka. 

Renungkan hal ini: 
Menurut Anda mengapa menjalin hubungan yang dekat dengan seseorang berarti harus peduli dengan mereka? 
Bagaimana respon Anda terhadap tiga pernyataan berikut:
- Belas kasih adalah soal membantu orang-orang, tidak peduli siapapun mereka, seperti apa penampilan mereka, atau dari mana asal mereka.
- Belas kasih datang membantu, ketika yang lainnya hanya berlalu.
- Belas kasih tidak takut tangannya kotor.


Bacaan Alkitab Setahun :
Yunus 1-2; Ibrani 6:1-8


Kasih dibuktikan dengan perbuatan. Tidak ada kasih yang dipaksakan.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top