RENUNGAN - 20 Desember 2008

| Sabtu, Desember 20, 2008 |

Pelajaran dari Kelahiran Yesus
Lukas 2:1-7


Setiap bagian dari Alkitab memang sangat bermanfaat (II Timotius 3:16). Kita akan terkagum-kagum apabila kita menemukan kisah-kisah di dalam Alkitab yang menceritakan tentang Allah. Sebagai contoh, banyak keluarga yang melakukan tradisi Natal dengan cara membaca kisah kelahiran Yesus. Kisah tentang Yesus yang datang ke dunia untuk mati dan menebus semua dosa kita, sangat menyejukkan hati. Tetapi bagian terpenting dari kelahiran-Nya juga mengajarkan kita bahwa sesuatu yang tampaknya tidak berharga dapat memberikan dampak yang luar biasa.

Pada zaman Yesus, mereka menganggap bahwa Mesias akan datang sebagai orang yang memiliki kekuasaan dan kedudukan, yang akan membebaskan bangsa Yahudi dari penjajahan bangsa Romawi. Tetapi kenyataannya, Juruselamat dunia yang hidup, wafat, bangkit dan naik ke surga ternyata dilahirkan dalam keadaan yang sederhana. Yusuf dan Maria bukanlah orang yang memiliki kedudukan atau kuasa politik di Betlehem, kota kelahiran Yesus. Sehingga mereka yang menantikan Mesias menurut status keduniawian tidak menyadari bahwa Juruselamat telah datang.

Sebagai orang percaya zaman ini, kita tidak boleh memiliki pandangan yang sempit dengan merendahkan keberadaan Yesus saat itu. Kita seringkali mengabaikan sesuatu yang kelihatannya tidak berharga ketika kita menantikan tindakan yang akan dilakukan Allah untuk menolong kita. Perhatian kita yang hanya tertuju kepada situasi dan bagaimana permasalahan tersebut diselesaikan, membuat kita lupa bahwa Allah memiliki cara-cara yang tak terduga dalam setiap pekerjaan-Nya.


Orang-orang pilihan Allah dipanggil untuk hidup dengan mata dan hati yang terbuka bagi pimpinan-Nya. Ketika kita mencari kehendak-Nya dan berkomitmen untuk mengikuti-Nya di dalam segala hal, maka kita tidak akan kehilangan kesempatan untuk taat kepada-Nya. Dan ketaatan kita, walaupun hanya dalam perkara-perkara kecil, memiliki upah yang besar dan bersifat kekal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top