Masalah Memaksa Kita untuk Bergantung pada Tuhan

| Rabu, Mei 23, 2018 |
Mazmur 40:17 "Aku ini sengsara dan miskin, tetapi Tuhan memperhatikan aku. Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku, ya Allahku, janganlah berlambat!"

Yesus memperingatkan kita bahwa kita akan memiliki masalah di dunia. Tidak ada yang luput dari rasa sakit atau bebas penderitaan, tidak ada seorangpun yang punya kehidupan yang mulus tanpa masalah. Kehidupan adalah serangkaian masalah. Setiap kali Anda menyelesaikan satu masalah, yang lainnya sedang menunggu untuk menggantikannya. 

Petrus meyakinkan kita bahwa masalah itu wajar adanya, katanya, "Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu" (1 Petrus 4:12 ). Allah memakai masalah untuk mendekatkan diri Anda kepada-Nya. Alkitab berkata, "TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya" (Mazmur 34:18).

Pengalaman ibadah Anda yang paling dalam dan intim paling banyak didapatkan di hari-hari tergelap Anda - ketika hati Anda hancur, ketika Anda merasa ditinggalkan, ketika Anda kehabisan pilihan, ketika rasa sakit terasa hebatnya, dan ketika Anda berbalik kepada Tuhan. Di tengah-tengah masa penderitaanlah, kita belajar untuk menyerukan doa-doa kita yang paling tulus dan paling jujur kepada Tuhan. Di dalam kesesakan, kita tidak punya energi untuk doa-doa dangkal.

Joni Eareckson Tada mencatat, "Ketika hidup ini cerah, kita hanya memiliki hubungan yang dangkal dengan Allah, kita dengan mudah meniru, mengutip ayat Alkitab dan bebicara tentang Dia. Namun hanya dalam penderitaanlah kita benar-benar mengenal Yesus." Kita belajar tentang Allah di tengah penderitaan, yang mana tidak bisa kita pelajari di situasi lain.

Allah bisa saja mengeluarkan Yusuf dari penjara, membebaskan Daniel dari sarang singa, mencegah Yeremia dijebloskan ke dalam sumur tua, mencegah kapal Paulus karam tiga kali, dan mencegah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dilempar masuk ke dalam perapian yang menyala-nyala, namun Dia tidak melakukannya. Allah membiarkan masalah-masalah itu terjadi, dan hasilnya, masing-masing dari orang-orang tersebut menjadi lebih dekat kepada Allah. 

Paulus bersaksi mengenai manfaat ini: "Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati" (2 Korintus 1: 9). Anda tidak akan pernah tahu bahwa satu-satunya yang Anda butuhkan ialah Allah ketika hanya Allah semata yang Anda punya. 


Bacaan Alkitab Setahun :
1 Tawarikh 19-21; Yohanes 8:1-27


Persoalan memaksa kita untuk berpaling kepada Tuhan dan bergantung pada diri-Nya, ketimbang pada diri kita sendiri.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top