Watak Buruk Menular

| Rabu, September 18, 2013 |
Amsal 22:24-25 "Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri."

Apakah kemarahan menular? Ya.
Dapatkah Anda terpengaruh oleh kemarahan orang lain? Tentu saja.
Pernahkah Anda berada dalam situasi di mana orang lain meninggikan suaranya, lalu Anda ikut terbawa emosi?
Apa yang terjadi? Ada transfer energi.
Kemarahan itu menular.

Jika Anda serius ingin mengubah watak pemarah Anda, maka Anda harus mulai bergaul dengan orang lain yang tahu cara mengelola kemarahan mereka.
Itulah salah satu manfaat gereja.
Itulah mengapa saya yakin untuk bergabung dengan keluarga gereja, dan terlibat dalam kelompok doa: karena Anda bisa mengambil nilai-nilai positif dari sana.

Metode yang kita gunakan untuk mengungkapkan kemarahan kita dipelajari oleh orang lain.
Karena kemarahan dapat dipelajari, maka sebaliknya, ia juga bisa berhenti dipelajari.
Para orang tua, setiap kali kemarahan Anda meledak dan hilang kesabaran, sebenarnya Anda sedang mencontohkan kemarahan yang tidak pantas ini kepada anak-anak Anda.
Anda mengajarkan, dan mereka mempelajari.

Maukah hari ini Anda berdoa seperti ini?

"Ya Bapa, aku memutuskan untuk mengelola kemarahanku. Hari ini, dengan bantuan-Mu, aku akan mengendalikan emosiku. Aku memang gagal melakukannya di masa lalu, tapi hari ini aku mau membuat komitmen baru. Bantu aku untuk menyadari mahalnya harga yang harus dibayar atas kemarahanku. Bantu aku untuk menyadari bahwa watak burukku ini menyebabkan perbedaan pendapat, kesalahan, dan mengakibatkan diriku melakukan hal-hal bodoh, dan terlibat dalam berbagai macam persoalan."

"Bapa, bantu aku untuk berpikir sebelum bertindak, untuk mempunyai hikmat, dan bertanya pada diri sendiri, "Mengapa aku marah? Apa yang sebenarnya aku inginkan? Bagaimana bisa aku marah?" Bantu aku untuk melihat penyebab di balik kemarahanku. Bantu aku untuk bisa mengekspresikan kemarahanku dengan cara yang tepat, tidak lagi mengekspresikannya melalui kekerasan, teriakan, cemberut, atau mungkin menjadi diam dan menyimpan dendam. Bantu aku untuk mengakuinya, mengaku kepada-Mu, kepada orang lain, dan kepada diri sendiri. Amin."

Renungkan hal ini:

Apakah selama ini Anda mengizinkan diri Anda bergaul dengan orang-orang yang salah sehingga ia mempengaruhi cara Anda menangani kemarahan Anda?

Ketika Anda tumbuh dewasa, bagaimana cara Anda belajar mengekspresikan kemarahan?
Apakah Anda menurunkan metode yang sama pada anak-anak Anda?

____________________________________

Bacaan Alkitab Setahun :
Amsal 30-31; II Korintus 12
____________________________________

Untuk meredam watak pemarah, harus bergaul dengan orang yang tahu mengelola kemarahannya.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
____________________________________
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top