Tiga Reaksi Terhadap Injil

| Kamis, April 17, 2014 |

1 Korintus 1:18 "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah."

Sepanjang pelayanan saya, saya mendapati bahwa beberapa orang lebih terbuka dengan Injil dibanding dengan yang lain.
Saya tidak tahu bagaimana cara Injil bekerja di dalam setiap manusia, jadi yang saya lakukan ialah berbagi Firman Allah dan mengundang orang untuk datang kepada Kristus.
Dan orang-orang ini pun akan bereaksi dengan cara yang berbeda.

Rasul Paulus menanggapi Injil ketika dia berkhotbah: "Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata: "Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu." Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka" (Kisah Para Rasul 17:32, 34).

Kita menemukan reaksi yang sama terhadap Injil di zaman ini.
Beberapa orang akan mengejek.
Istilah "mengejek" yang digunakan dalam Kisah Para Rasul 17 juga bisa diterjemahkan menjadi "menyindir" atau "tertawa terbahak-bahak."
Intinya mereka berkata, "Apa kau serius? Kau benar-benar percaya ini?"

Untuk orang-orang bodoh yang berpendidikan ini, semuanya tampak konyol dan tak dapat dipercaya.
Tapi ejekan yang kelewatan ini adalah pertanda dimana mereka akan binasa sebab "Pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa" (1 Korintus 1:18 a).

Beberapa orang akan mengejek, sementara yang lain akan menunda.
"Ok, mungkin lain waktu kami akan mendengarkanmu berbicara tentang Injil."
Ini reaksi yang sangat umum.
Tapi arti sebenarnya ialah:
"Saya benar-benar tidak bisa memutuskan apakah harus mendengarkannya sekarang atau nanti."
Iblis menggunakan taktik ini untuk menciptakan efek yang lebih besar.
"Jangan khawatir, kau bisa membacanya nanti."

Tetapi beberapa orang percaya.
Beberapa dari mereka bertobat dan berubah pikiran, dan di antara mereka adalah Dionisius, seorang anggota Majelis Areopagus yang merupakan orang yang intelektual dan duduk di pemerintahan.

Berikut adalah hal yang saya mengerti.
Konversi adalah tugas Allah, bukan tugas saya.
Ini adalah pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang yang belum percaya.
Namun, Dia memberi kita satu tanggung jawab untuk memberitakan kebenaran ini, dan sisanya adalah pekerjaan-Nya.

Meskipun Injil ditolak, namun kita punya tugas yang sama untuk terus memberitakan kebenaran-Nya sampai Dia datang yang kedua kalinya.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top