Harapan Datang Ketika Kita Ingat Kasih Tuhan Yang Tak Berkesudahan

| Senin, Mei 12, 2014 |

Ratapan 3:21-24 "Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! 'TUHAN adalah bagianku,' kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya."

Kepedihan adalah bagian dari kehidupan.
Anda tidak bisa menghindarinya.
Hubungan yang rusak, kesempatan yang luput, dan masa sulit, akan selalu mengikuti kita.
Ketika mereka datang, kita biasanya menjadi tawar hati atau putus harapan.

Pilihan ada di tangan Anda.

Yeremia menghadapi pilihan yang sama.
Ketika hatinya hancur melihat kota Yerusalem dirubuhkan pada 586 tahun SM, ia menulis kitab Ratapan untuk berbagi rasa frustasinya kepada Allah.
Dan setelah itu ia memilih untuk tidak tinggal dalam kepahitannya, tidak berlarut-larut dalam kesedihannya.

Dalam Ratapan 3:21-24, setelah berbagi kepedihan dengan Allah, ia menulis, "Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! 'TUHAN adalah bagianku,' kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya."

Di tengah situasi yang mengerikan, Yeremia mengubah sudut pandangnya.
Adalah sehat bagi Anda untuk bersikap jujur dengan Allah mengenai perasaan Anda, namun pada akhirnya, Anda harus mengubah perspektif Anda.
Selama pikiran Anda masih tertuju pada kepedihan dan kepahitan, Anda tidak akan menyelesaikan masalah.

Sebaliknya, seperti Yeremia, kita harus menyadari kasih Allah yang begitu besar atas hidup kita.
Yeremia mengubah persepektifnya dan mengakui kasih Allah yang tak ada habisnya.
Apa pun masalahnya, seberapa banyak kemarahan yang telah Anda muntahkan kepada-Nya, Allah akan tetap mengasihi Anda.
Anda dapat bergantung pada ketetapan ini, apa pun yang terjadi.

Semakin lama Anda fokus pada apa yang menekan Anda, semakin lama rasa depresi Anda berlangsung.
Kepahitan membuat Anda terjebak dalam kepedihan Anda sendiri.
Dalam Ratapan 3, Yeremia memberikan obat sederhana untuk mengatasi kepahitan Anda: mengubah cara berpikir.

Bagaimana Anda bisa memiliki harapan, bahkan di masa-masa sulit?
Ingatlah perkataan Yeremia, "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"

Renungkan hal ini: 

Apa yang membuat harapan menjadi satu-satunya pilihan ketika kita mengatasi masalah?

Apa yang bisa Anda lakukan selama menjalani masa-masa sulit, yang akan menjaga harapan ada di garis depan?

Anda bisa selalu mengandalkannya! Kemurahan-Nya sesegar pagi hari dan secerah matahari terbit.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top