Berdoa Terlebih Dahulu, Lebih Banyak Berdoa

| Senin, Juni 23, 2014 |

2 Tawarikh 20:1,3 "Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa."

Kadang kesialan tampak selalu menyertai Anda.
Brian Hice dari Provo, Utah, Amerika Serikat, pernah merasakan hari yang seperti itu.
Pertama, apartemennya banjir karena pipa apartemen yang ada di atasnya bocor.
Saat ia ingin menyewa vakum air, ia mendapati ban mobilnya kempes.
Dia mengganti ban, dan kembali masuk ke dalam rumah untuk menelepon seorang teman untuk membantu.
Tapi ternyata berdiri di atas genangan air sambil memegang telepon membuatnya tersengat listrik, dan karena terkejut, ia sontak menarik telepon yang terpasang di dinding hingga copot.
Ketika ia siap untuk pergi, genangan air telah naik hingga menahan pintu dari dalam, sehingga ia harus berteriak agar ada tetangga yang datang dan menendang pintu itu dari luar.
Sementara semua ini terjadi, seseora mencuri mobil Brian.
Malam itu, ia pun harus menghadiri upacara militer di kampusnya.
Entah bagaimana, ia melukai dirinya dengan parah, ketika tanpa sengaja menduduki bayonet miliknya.
Dokter mampu menjahit lukanya, tapi tidak ada yang mampu menyadarkan ke empat burung kenari Brian yang tertimpa langit-langit yang runtuh karena tak mampu menahan rembesan air dari atas apartemennya.
Ketika dia kembali dari kampus, dia terpeleset di karpet basah dan melukai tulang ekornya.
Ia pun bertanya-tanya: "Tuhan ingin saya mati, tapi Iaku selalu lolos dari maut."

Apakah Anda pernah mengalami hari seperti itu?

Apa yang Anda lakukan ketika menghadapi masalah yang begitu besar dan sulit diatasi?

Sebelum Anda melakukan hal lain, datang kepada Allah, katakan, "Bapa, aku tak sanggup!" dan tanyakan, "Bapa, apa yang Engkau lihat dalam situasi ini?"
Sudut pandang Anda terbatas, sementara sudut pandang Allah adalah kekal sehingga Ia dapat melihat awal dan akhir.
Dia bisa melihat masa lalu, sekarang, dan masa depan sekaligus.
Anda perlu melihat gambaran yang lebih besar tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan masalah tersebut.
Terlalu sering kita melihat doa sebagai pertolongan terakhir, dan bukan sebagai pilihan pertama.
Doa biasanya ialah sesuatu yang Anda lakukan setelah mencoba segala sesuatu yang lain namun gagal.
Orang-orang biasanya berkata, "Yang bisa kita lakukan sekarang adalah berdoa!" seolah-olah doa adalah pilihan terakhir mereka.

Doa harus menjadi pilihan pertama Anda, bukan yang terakhir.
Jika Anda ingin Dia menolong Anda mengatasi ujian dalam setiap sisi kehidupan Anda, maka Anda harus datang kepada-Nya terlebih dahulu.

2 Tawarikh 20:1,3 mengatakan, "Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa."
Pada mulanya, ada kemakmuran dan berkat yang besar di tanah Yehuda, namun segera setelah itu, perang pun pecah.

Dalam setiap keuntungan, ada kerugian.
Dalam setiap kemenangan, ada kekecewaan.
Dan dalam segala berkat, ada satu ujian.
Anda mungkin saat ini tidak dalam pergumuluan, tapi Anda akan mengalaminya besok, atau lusa, atau hari sesudahnya.
Anda harus mengharapkan berkat-Nya dalam hidup Anda, tetapi pada saat bersamaan, Anda juga harus siap menghadapi pergumulan dalam hidup Anda.
Kita semua akan mengalami masa-masa sulit.

Tapi Anda tidak boleh membiarkan situasi yang mustahil mengintimidasi Anda.
Biarkan itu memotivasi Anda untuk lebih banyak berdoa dan datang kepada Allah terlebih dahulu.

Renungkan hal ini:

Apa saja situasi-situasi yang tampaknya mustahil Anda hadapi hari ini?

Kemana biasanya Anda pergi ketika memiliki masalah? Siapa yang pertama kali Anda ingin ajak bicara?

Bacaan Alkitab Setahun :
Ezra 1-2; Yohanes 19:23-42

Doa harus menjadi pilihan pertama, bukan yang terakhir. Jika Anda ingin Dia menolong Anda, maka prioritaskan Dia ditempat yang utama.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top