Dosa adalah Penyebab Tekanan Emosional dan Kekecewaan

| Senin, Juni 23, 2014 |

Pengkhotbah 1:14-15 "Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin. Yang bongkok tak dapat diluruskan, dan yang tidak ada tak dapat dihitung."

Dosa menyebabkan tekanan emosional dan kekecewaan.

Salomo banyak menulis tentang hal ini dalam kitab Pengkhotbah : "Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin. Yang bongkok tak dapat diluruskan, dan yang tidak ada tak dapat dihitung" (Pengkhotbah 1:14-15).

Salomo mengatakan bahwa, sebagai manusia, tampaknya usaha kita sia-sia, karena kita tidak bisa mengubah masa lalu dan tidak bisa mengendalikan masa depan.
Semua kesalahan yang telah kita perbuat tidak dapat kita batalkan.
Semua kesalahan yang ditimpakan pada kita tidak dapat kita perbaiki kembali.

Dan, kita tak dapat mengendalikan masa depan.
Anda tidak punya kuasa untuk mengontrol sebagian besar hal-hal penting dalam hidup Anda.
Dunia ini tidak bisa diperbaiki oleh usaha manusia saja.

Bolehkah kita berbuat baik di dunia? Ya.
Haruskah kita? Ya.
Haruskah kita meringankan penderitaan? Tentu saja.

Tapi dunia ini sudah tak bisa diperbaiki lagi.
Kita melayani orang lain untuk meringankan kepedihan mereka, untuk menyembuhkan mereka, untuk membantu mereka melalui masa-masa sulit.
Tapi kita juga tak mau muluk-muluk.
Kita tidak akan mampu mendatangkan Kerajaan Surga ke dunia.
Ini bukan Surga.
Pekerjaan utama kita adalah untuk menuntun orang lain ke satu tempat yang sempurna, bukan berusaha untuk membuat dunia ini berubah menjadi tempat yang sempurna.
Haruskah kita berusaha membuat dunia ini jadi lebih baik? Ya.
Haruskah kita berharap dunia ini menjadi sempurna? Tidak.
Kerusakan itu sudah terlalu dalam untuk diperbaiki.

Karena kerusakannya yang begitu parah, kita menjadi stres - banyak hal tidak berjalan mulus, kita tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikan segalanya, masalah silih berganti bermunculan.
Ada penundaan, kesulitan, jalan buntu, dan tentu saja, kekecewaan.

Apakah Anda pernah merencanakan sebuah acara besar dan berpikir, "Ini akan jadi hebat! Namun, saat acaranya selesai, Anda berpikir, "Apa, hanya begini saja?" Saya kenal orang-orang yang pernah menghabiskkan waktu sepanjang tahun untuk merencanakan pernikahan, lalu semuanya berakhir hanya dalam waktu satu jam saja.

Bahkan, kita punya kemampuan luar biasa untuk memperkirakan betapa bahagianya kita nanti bersama dengan seseorang, atau memiliki ekspektasi berlebih akan satu acara atau akan harta kekayaan.
Bukan hanya kita akan kecewa dengan peristiwa yang terjadi dalam hidup kita atau dengan orang-orang dalam kehidupan kita, kita bahkan akan kecewa dengan diri kita sendiri.

Mengapa?
Karena ini bukan Sorga.
Segala sesuatu di planet ini telah rusak.
Tidak ada yang berjalan dengan sempurna, itu semua karena dosa kita.

Renungkan hal ini:

Siapa atau hal apa yang pernah Anda salahkan atas rusaknya relasi-relasi Anda dengan orang lain, dan atas kekecewaan dalam hidup Anda?

Saat ini, hal-hal, peristiwa, atau siapa saja yang begitu Anda andalkan untuk membuat Anda lebih bahagia?
Dengan cara apa Allah ingin Anda mengubah perspektif ini?

Jika Anda ingin terlepas dari tekanan dan kekecewaan maka Anda harus melepaskan pengampunan. Ketika Anda mengampuni orang lain sebenarnya Allah telah lebih dahulu mengampuni Anda.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top