Resep Untuk Hidup Bahagia

| Kamis, Januari 22, 2015 |

Matius 22:37-39 Jawab Yesus kepadanya, Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Hikmat yang konvensional mengatakan: Jika Anda ingin bahagia, utamakan diri Anda sendiri. Anda harus melakukan berbagai cara agar keinginan dan kebutuhan Anda bisa terpenuhi. Tidak peduli siapa yang harus Anda injak. Tidak peduli siapa yang harus Anda lukai selama prosesnya, Anda harus mengutamakan diri Anda sendiri. Inilah yang dikatakan dunia.

Pertanyaannya adalah, apakah hikmat ini benar-benar berhasil? Tidak. Karena berdasarkan pengalaman kita, kita tahu bahwa usaha-usaha itu pada akhirnya akan gagal total. Kebahagiaan itu sifatnya pasang surut, tak ada yang abadi.

Berikut adalah rumus Allah dalam memperoleh hidup yang bermakna dan penuh. Berikut cara-Nya: Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seseorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri (Filipi 2:1-3).

Semua orang mengatakan, "Pikirkan dirimu sendiri. Tak usah pedulikan orang lain. Tetapi Alkitab mengatakan, "Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga (Filipi 2:4).

Alkitab mengajarkan bahwa kita harus memperhatikan kepentingan orang lain. Sebenarnya ini sudah ada dalam sifat dasar manusia, sehingga ini bukan sesuatu yang perlu kita pelajari lagi.

Bacaan Alkitab Setahun :
Keluaran 4-6; Matius 14:22-36

Resep untuk hidup bahagia : perhatikan kepentingan orang lain jangan hanya memikirkan diri sendiri. (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top