Ketakutan Yang Sehat

| Minggu, Oktober 11, 2015 |

Mazmur 111:10 Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.

Kita semua tahu seperti apa rasanya dicengkeram oleh ketakutan. Kita semua tahu bagaimana sensasi ketika kita gemetar, ketika mulut kita kering, dan ketika bulu kuduk kita berdiri.

Ketakutan memiliki teman dekat yang bernama kekhawatiran, dan keduanya sering bekerja sama. Kita bisa terbawa dalam permainan pikiran bagaimana jika : Bagaimana jika ini terjadi? Bagaimana jika itu terjadi? Penelitian medis terkini telah membuktikan bahwa kekhawatiran benar-benar dapat melemahkan resistensi tubuh kita terhadap penyakit, bahkan dapat memperpendek hidup kita. Charles Mayo, pendiri Mayo Clinic, mengatakan bahwa ia tidak pernah melihat orang mati karena terlalu banyak bekerja, yang sering ia lihat ialah banyak orang mati karena kekhawatiran.

Terlalu sering kita takut akan hal-hal yang salah dalam hidup ini, tapi kita tidak takut akan hal-hal yang benar-atau lebih tepatnya kepada Sang Kebenaran. Kita tidak takut akan Allah. Namun Alkitab memberitahu kita bahwa takut akan Tuhan adalah awal dari hikmat. Tapi apa artinya?

Takut akan Tuhan bukan berarti meringkuk ketakutan di hadapan-Nya. Sebaliknya, takut akan Tuhan didefinisikan sebagai ketakutan yang sehat, takut tidak menyenangkan hati-Nya. Jadi apabila kita membuat dosa, kita bukannya harus takut akan hukuman yang Ia beri, tetapi kita mestinya takut akan apa yang telah kita perbuat pada-Nya. Itulah yang dinamakan takut akan Tuhan.

Hal luar biasa mengenai takut akan Tuhan adalah bahwa ketika Anda takut akan Dia, Anda tak takut akan hal-hal yang lainnya. Sebaliknya, jika Anda tidak takut akan Dia, itu berarti Anda takut akan hal-hal yang lainnya.

Bacaan Alkitab Setahun :
Yesaya 48-51; Kolose 1 : 1-14

Ketakutan dan kekhawatiran hidup akan membuat Anda semakin tidak takut kepada Allah namun Anda lebih takut kepada hal lainnya (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top