Iman yang Sejati Lebih dari yang Anda Rasakan

| Kamis, Juni 18, 2020 |

Yakobus 2: 15-17 "Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati."

Saat ini diperkirakan ada lebih dari 40 juta orang di Amerika Serikat yang sedang menganggur. Beberapa dari mereka kekurangan makanan. Beberapa dari mereka kesulitan membayar sewa rumah atau hipotek mereka.

Mereka harus tahu bahwa mereka tidak sendirian, mereka bisa mengandalkan bantuan orang lain.

Tidak cukup hanya mengatakan betapa kita turut prihatin atas keadaan mereka. Atau hanya sekedar mengirimkan kata-kata bijak yang klise.

Empati saja tidak cukup. Mereka butuh bantuan nyata.

Yakobus mengatakan bahwa iman yang sejati lebih dari sekadar harapan yang baik dan semoga. Bayangkan, Anda menghampiri seseorang yang sedang antre bantuan makanan gratis dan berkata, "Hei, saya tahu betul apa yang Anda rasakan. Jangan menyerah. Tetap semangat. Jangan khawatir, bersukacitalah." Bukankah ucapan semacam ini tidak terdengar tulus, apalagi di tengah orang-orang yang sedang putus asa? Mereka tidak hanya butuh kata-kata Anda; mereka butuh makanan.

Iman yang tulus mudah dilaksanakan, yaitu dengan ambil bagian dalam membantu memenuhi kebutuhan orang lain.

Yesus menunjukkan iman yang seperti ini. Dia bukan hanya berempati dengan rasa sakit dan kesulitan kita. Dia datang ke Bumi untuk berbuat sesuatu dengan dosa manusia yang membuat kita terpisah dari Allah.

Satu Yohanes 3:17 mengatakan, "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?"

Respons Anda terhadap rasa sakit orang-orang di komunitas Anda akan menunjukkan kepada dunia apa yang Anda imani. Sebagai contoh, kami di Gereja Saddleback mengadakan program bantuan makanan drive-thru. Melalui program ini, kami dapat memberi makan 840 keluarga yang membutuhkan dalam satu hari. Gereja Anda mungkin sudah melakukan sesuatu yang serupa, tapi coba bayangkan apabila setiap gereja di seluruh dunia juga ikut melakukan hal ini di masa-masa sulit ini.

Iman yang tulus menghasilkan belas kasih. Iman yang tulus mengatakan, "Saya akan membantu memikul beban Anda dan menyatakan kasih Kristus kepada Anda."

Renungkan hal ini:
- Apakah saat ini Anda sedang membutuhkan bantuan? Hubungi gereja lokal Anda dan tanyakan bantuan apa yang dapat mereka berikan.
- Apa saja beberapa cara praktis yang bisa dilakukan oleh Anda, kelompok kecil Anda, atau gereja Anda dalam membantu orang-orang yang sedang membutuhkan? Misalnya, bisakah Anda membantu melunasi tagihan seseorang? Bisakah Anda membantu lansia atau mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri yang tidak bisa pergi berbelanja kebutuhan pokok mereka? Bisakah Anda membantu menjaga anak seseorang atau mendukung usaha kecil yang tengah bangkit dari kebangkrutan?
- Karena pandemi COVID-19 ini memaksa kita untuk melakukan isolasi, banyak orang bergumul dengan kecemasan, depresi, dan kesedihan. Penyalahgunaan zat adiktif juga jadi masalah baru. Dengan cara apa Anda, kelompok kecil, atau gereja Anda dapat menawarkan dukungan spiritual atau bantuan kesehatan psikologis bagi mereka yang membutuhkan?
- Apa cara lain yang bisa Anda lakukan untuk membantu orang tengah bangkit dari keterpurukan finansial? Bagaimana Anda dapat mengidentifikasi orang-orang di gereja Anda, atau di komunitas Anda yang dapat memberikan pekerjaan?



Bacaan Alkitab Setahun :
Nehemia 10-11; Kisah Para Rasul 4:1-22


Iman kita dilihat dari apa yang kita lakukan.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top