Apa yang Harus Anda Lakukan di Hari Sabat?

| Rabu, Agustus 26, 2020 |

Keluaran 20: 9-10 "Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu."

Masing-masing kita harus mengambil keputusan secara matang untuk meluangkan waktu buat hal-hal lain, selain bekerja. Jika tidak, kita tidak akan pernah beristirahat. Saya telah membuat keputusan tentang berapa jam saya akan bekerja setiap minggunya, dan saya taat pada komitmen itu. Saya mendorong Anda semua untuk melakukan hal yang sama. Jika tidak, kita akan cepat lelah.

Ini ibarat busur dan anak panah. Jika busur diikat pada talinya dengan kencang secara terus-menerus, maka kekuatan busur akan kian menurun. Tali busur harus dilepas secara berkala. Sama halnya, Anda harus memaksakan diri untuk menetapkan jam kerja yang realistis buat diri Anda, kemudian percaya pada diri Anda bahwa Anda akan mematuhinya-- serta minta bantuan seseorang untuk memantau Anda!

Istirahat yang cukup bukanlah ilmu psikologi baru atau sekedar nasihat yang baik. Itu teramat penting buat Allah, sampai-sampai Dia memasukkannya ke dalam Sepuluh Perintah -- bersama dengan "Jangan membunuh," "Jangan berbohong," dan "Jangan mencuri." "Ingat dan kuduskanlah hari Sabat" berhasil masuk dalam daftar 10 besar pilihan Allah. Bukankah itu juga seharusnya teramat penting buat kita?

Alkitab berkata, "Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu" (Keluaran 20: 9-10). Kita menyebutnya sebagai hari Sabat, yang berarti "hari istirahat." Apa yang harus Anda lakukan di hari Sabat Anda?

1. Istirahatkan tubuh Anda. Jika Anda tidak beristirahat, maka tubuh Anda akan memaksa Anda untuk beristirahat. Punggung Anda akan nyeri. Anda akan sakit kepala. Anda akan terserang flu. Tuhan tidak merancang tubuh kita untuk hidup tanpa istirahat. Itulah mengapa kadang hal paling spiritual yang bisa Anda lakukan pada hari Sabat adalah tidur siang!

2. Isi ulang perasaan Anda. Setiap orang melakukannya secara berbeda. Bagi beberapa orang, itu terjadi lewat ketenangan. Yang lain meremajakan pikiran mereka melalui rekreasi. Yang lain lagi mengisi ulang energi mereka melalui hubungan dengan orang lain. Cari apa yang Anda butuhkan untuk mengisi kembali perasaan Anda, dan jadikan itu sebagai hal yang rutin di hari Sabat Anda.

3. Fokuskan kembali jiwa Anda. Beribadahlah di hari Sabat Anda. Sediakan waktu untuk fokus pada Allah, bukan pada permasalahan Anda. Ibadah membimbing kita untuk tetap menggunakan perspektif surga. Ibadah memperkecil masalah Anda. Ibadah mengingatkan Anda bahwa Allah tetap ada di tahta-Nya dan Dia akan menolong Anda melewati apa pun yang tengah Anda hadapi. Masalah yang membuat Anda stres sepanjang minggu tidak akan sebesar itu lagi.

Kita semua butuh hari Sabat dalam hidup kita. Itu tidak harus pada hari Minggu. Itu bisa hari apa saja dalam satu minggu, namun Anda perlu mengambil satu hari libur di setiap minggunya untuk mengistirahatkan tubuh Anda, untuk mengisi ulang emosi Anda, dan untuk memfokuskan kembali jiwa Anda.

Renungkan hal ini:
- Tanda-tanda mental, emosional, spiritual, dan fisik seperti apa yang Anda perhatikan ketika Anda kurang istirahat?
- Apa yang biasanya menjadi halangan terbesar Anda untuk menyediakan waktu buat hari Sabat Anda?
- Apa cara yang paling efektif untuk mengisi ulang perasaan Anda?


Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 119:1-88; 1 Korintus 7:20-40


Temukan dan adakanlah waktu perhentian bersama Tuhan dalam hidup Anda di tengah kesibukan di dunia ini.
Perhentian Sabat rohani yang dari Tuhan, akan memuaskan jiwa Anda.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top