16 – Maret 2010 / Selasa
Perkataan Mulut Kita
II Timotius 2:23-3:5
Gosip seringkali dianggap sebagai hiburan yang tidak berbahaya, khususnya bila dibandingkan dengan kejahatan seperti pembunuhan atau perzinahan. Setan telah membuat hal bergosip sebagai hal yang tidak berbahaya, namun bila kita mengupas tipu muslihat itu, kita akan melihat kebenarannya. Dalam Alkitab, Tuhan mencantumkan bergosip di antara dosa yang merusak (Roma 1:28-31).
Tidak ada satupun dari gosip yang tidak berbahaya. Entah percakapan itu bersifat kejam atau semata-mata pengisi waktu, target dari percakapan itu dapat dipermalukan atau terluka. Seorang teman saya berketetapan untuk mencari sumber dari kisah buruk tentang dirinya. Ia bertanya kepada satu per satu orang, "Dari mana kamu mendengarnya?" Setelah menanyai 17 pendeta, akhirnya ia menemukan orang yang membuat cerita itu. Orang ini mengakui bahwa ia telah berspekulasi dengan suatu situasi dimana ia hanya mengetahui sedikit tentangnya. Reaksi berantai yang merusak dimulai dengan satu orang yang salah menyimpulkan sewaktu ia bercakap-cakap dengan temannya.
Sekalipun sang korban tidak pernah mengetahui percakapan yang terjadi di belakangnya, gosip tetap memiliki konsekuensi. Orang yang menyebarkan gosip menyingkapkan apa yang ada di dalam pikiran mereka: "Yang diucapkan mulut meluap dari hati" (Matius 12:34). Lidah beracun mengalir bersama raca cemburu, kebencian atau keangkuhan yang ada di dalam hati.
Gosip memiliki kuasa untuk menyakiti perasaan, menghancurkan reputasi dan memecah belah jemaat. Kita tidak memiliki hak untuk merusak hidup seseorang seperti itu. Bahkan, Tuhan adalah satu-satunya tempat kita berpaling saat kita mendengar tentang sesuatu. Saat-saat seperti demikian lebih membutuhkan doa daripada lidah yang bergunjing tentang kemalangan seseorang (Galatia 6:2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar