Hambatan dalam Mengerti Kehendak Allah

| Kamis, Juni 27, 2013 |
Efesus 5:17 "Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan."

Setiap hari saya berbicara dengan orang-orang yang berkata, "Jika Tuhan itu ada dan Dia memperkenankan aku dilahirkan dan hidup di dunia ini, lalu apa rencana-Nya untuk hidupku? Mengapa aku ada di dunia ini? Apa yang harus kukerjakan? Bagaimana aku bisa mengetahui kehendak Allah, sehingga aku tidak menyia-nyiakan hidupku?"

Alkitab mengatakan: "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan" (Efesus 5:15-17)

Adalah bijaksana untuk memahami mengapa saya ditempatkan di Bumi ini.
Terdengar bodoh jika kita menjalani hidup ini tanpa punya arah tujuan.
Untungnya, Allah tidak bermain-main dengan hidup kita.
Dia ingin kita mengerti kehendak-Nya bagi hidup kita.
Ketika kita memandang hal-hal yang tidak benar, kita sesungguhnya hanya menciptakan hambatan-hambatan dalam memahami kehendak Allah.
Sebagai contoh: Kehendak Allah bukanlah tentang firasat.
Rencana-Nya untuk hidup Anda tidak akan bisa dipahami melalui sensasi emosionil belaka.
Rencana-Nya untuk hidup Anda dapat dipraktekkan, ia bukan bersifat mistik.

Kehendak Allah bukanlah tentang rumus.
Kehendak Allah bukanlah langkah-langkah prosedur yang bisa Anda ikuti dengan tekun sepanjang hidup Anda.
Kehidupan tidak sesederhana itu.
Anda membutuhkan lebih dari sekedar rumus untuk menjalaninya.

Berikut ini kuncinya: kehendak Allah bagi hidup Anda dimulai dengan persahabatan.
Allah jauh lebih tertarik untuk membuat Anda membangun hubungan dengan-Nya, ketimbang membuat Anda mengikuti seperangkat peraturan.

Pertama dan terpenting, Allah ingin Anda mengenal-Nya, sama seperti Dia yang telah mengenal Anda terlebih dulu.
Ketika hubungan itu telah terbentuk, maka hal-hal lain, seperti karir, keluarga, cita-cita, rekreasi, ambisi, keuangan, kesehatan, dan persahabatan akan mulai berjalan seiring seirama.


Renungkan hal ini:
- Mengapa Anda berpikir jika kehendak Allah bukanlah tentang firasat?

- Mengapa Anda berpikir jika kehendak Allah bukanlah tentang rumus?
____________________________________

Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 3-4; Kisah Para Rasul 7:44-60
____________________________________

Allah ingin Anda mengenal-Nya, sama seperti Dia yang telah mengenal Anda terlebih dulu.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
____________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top