Kebenaran Adalah Penangkal Rasa Takut

| Jumat, Mei 23, 2014 |

Roma 8:14-16 "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: 'ya Abba, ya Bapa!' Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah."

Ketika saya kecil, saya anak yang pemberani.
Saya bermain tanpa rasa takut.
Tapi setiap kali saya merasa takut, saya selalu datang mengadu kepada Ayah saya.
Saya tahu dia amat kuat.
Saya tahu dia bisa bertarung melawan siapa pun.

Itulah pula yang Anda dan saya harus lakukan saat merasa takut.
Berhenti fokus pada rasa takut Anda.
Fokus pada Allah Bapa.
Minta Dia untuk menolong Anda.
Roma 8:14-16 mengatakan, "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: 'ya Abba, ya Bapa!' Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Penawar rasa takut adalah kebenaran yang menyatakan bahwa Anda bukan lagi hamba, melainkan anak Allah.
Menjadi anak Allah mengubah segalanya.
Anda sekarang adalah bagian dari sebuah keluarga.
Dan keluarga menjaga satu sama lain.

Anda bagian dari keluarga Allah, dan Allah memelihara anak-anak-Nya.
Dia selalu ada untuk Anda.
Mengetahui bahwa Anda adalah anak dari Sang Pencipta alam semesta mengubah segalanya.

Berserulah.
Minta pertolongan-Nya.

Renungkan hal ini:

Apa yang paling membuat Anda takut saat ini?
Kenyataan apa yang harus Anda hadapi?
Bagaimana Dia terlibat dalam situasi ini?

Dapatkah Anda mengingat pengalaman masa lalu ketika Allah melindungi Anda di tengah peristiwa yang menakutkan atau di tengah periode kehidupan Anda?

Penawar rasa takut adalah kebenaran yang menyatakan bahwa Anda bukan lagi hamba, melainkan Anda adalah anak Allah.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top