Orang Berdosa Bisa Mengurangi Doa Mereka

| Jumat, Mei 23, 2014 |

1 Yohanes 1:8 "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita."

Kita semua bercacat cela.
Kita semua memiliki bagian-bagian dalam hidup kita yang entah bagaimana, tidak berjalan baik.
Tak satu pun dari kita yang mampu mencapai standar kesempurnaan.
Berpura-pura memiliki hidup yang sempurna saat semua orang tahu Anda tidak sempurna adalah bualan belaka.
Bahkan, Alkitab mengatakan jika itu hanya menipu diri kita sendiri.

Di dunia ini, Anda tidak akan pernah bisa menjadi orang yang tanpa dosa, namun Anda bisa mengurangi berbuat dosa.
Jadi mengapa begitu sulit mengubah hal-hal yang kita tidak suka akan diri kita?

Pertama, karena kita sudah terlalu lama bercacat cela.
Beberapa kebiasaan dan pola pikir kita yang destruktif berkembang di masa kecil.
Kekurangan ini bisa membuat kita takluk pada diri sendiri, tapi setidaknya kita sudah akrab dengannya!

Kedua, karena kita diidentifikasi dari kekurangan kita.
Kita sering keliru membedakan mana jati diri dengan kekurangan kita.
Ketika Anda melihat diri Anda dari kekurangan Anda, sesungguhnya Anda tengah melanggengkan kekurangan Anda tersebut untuk jangka waktu yang lama.

Ketiga, karena kekurangan kita ada upahnya.
Apapun yang dihargai oleh Tuhan akan mengalami pengulangan dalam hidup kita.
Upah atas kekurangan dan cela yang Anda punya dalam hidup adalah topeng untuk menutupi kepedihan dan rasa takut Anda, yang memberikan dalih untuk gagal, dan yang mengkompensasi rasa bersalah Anda.

Keempat, karena Iblis mengecilkan hati kita.
Begitu Anda mulai memperbaiki sesuatu yang ingin Anda ubah dalam hidup Anda, ia akan mulai berkata, "Kau pikir kau siapa? Kau tidak akan pernah berubah. Sampai saat ini kau belum mampu berubah. Apa kau pikir kau bisa berubah sekarang? Sia-sia saja, kau tidak akan berhasil."

Ketakutan-ketakutan tersebut sedang ditanam dalam pikiran Anda oleh Iblis sendiri.

Hal-hal ini menahan kita untuk mengubah rasa sakit, kebiasaan, dan masalah emosional yang kita tahu tidak sehat.

Jadi apa yang dibutuhkan untuk mengubah pola dan kebiasaan yang sudah mendarah daging dalam hidup saya, yang benar-benar tidak saya suka?

"Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis" (Efesus 4:21-27).

Renungkan hal ini:

Apakah Anda pernah mencoba untuk mengubah kebiasaan buruk di masa lalu dan merasa putus asa?
Mengapa Anda merasa seperti itu?
Bagaimana Anda mengatasinya?

Kekurangan apa yang Anda pelihara, dengan berpikir jika itu merupakan bagian dari usaha untuk menyenangkan hati Anda?
Coba ubah pemikiran Anda: 
ketimbang berkata, "Aku seorang pekerja keras," 
katakan, "Aku terlalu banyak bekerja." 
Ketimbang berkata, "Aku malas," 
katakan, "Aku punya kebiasaan menunda-nunda pekerjaan."

Di dunia ini, Anda tidak akan pernah bisa menjadi orang yang tanpa dosa, namun Anda bisa mengurangi berbuat dosa.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top