Jalan Menuju Mujizat : Melewati Wilayah yang Tak Nyaman

| Rabu, November 26, 2014 |

1 Raja-raja 17:8-10a "Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api."

Ketika Anda takut setengah mati dan galau, ketika Anda tak tahu kemana harus pergi, ketika Anda tak tahu berapa lama lagi ini berlangsung, dan tak tahu apa yang akan terjadi, apa yang harus Anda lakukan?

Ingatlah bahwa jalan menuju mujizat itu selalu melalui wilayah yang tak nyaman.

Alkitab memberikan ilustrasi dalam 1 Raja-raja 17:8-10, "Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."

Allah menyuruh Elia berjalan lebih dari 100 kilometer di masa kekeringan, melewati wilayah berbahaya, dimana semua orang tahu siapa dia, dan semua orang tahu Raja Ahab menginginkannya dengan menghadiahi siapa pun yang bisa menangkapnya. Ketika Elia akhirnya berhasil sampai ke Sarfat, ia bertemu dengan seorang janda miskin yang diperintahkan Allah untuk memberinya makan, tapi bagaimana bisa janda miskin itu membela dan melindunginya dari sebuah kota yang menyembah berhala yang dipenuhi dengan orang-orang yang tak ragu membunuhnya?

Mujizat tidak terjadi saat keadaannya nyaman. Mujizat terjadi ketika keadaan sulit. Elia tidak berkata, "Tuhan, ada tiga hal yang salah dengan rencana ini. Satu, Engkau mengirimku ke arah yang salah. Dua, Engkau mengirimku ke tempat yang salah. Dan tiga, Engkau mengirimku ke orang yang salah." 

Tapi, Elia mematuhi perintah-Nya.

Jalan menuju mujizat selalu melewati wilayah yang tak nyaman.

Sebagai contoh 

- Ketika Musa memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan menuju Tanah Perjanjian, mereka harus terlebih dahulu menyebrangi Laut Merah. 

- Sebelum Daud mampu membunuh Goliat, ia harus memberanikan diri maju ke medan perang. 

- Allah memerintahkan Yosafat untuk menempatkan paduan suara di barisan depan pasukan, dan dia akan memenangkan pertempuran itu. Menurut Anda seberapa besar iman mereka? 

Mujizat tidak akan pernah terjadi dalam zona nyaman Anda, ketika segalanya terlihat indah dan nyaman. Anda tak memerlukan mujizat ketika semuanya tenang damai. Anda memerlukan mujizat ketika Anda ada di ujung maut, ketika Anda takut setengah mati, ketika Anda merasa tidak aman, ketika Anda tak kunjung menemukan jalan keluar. 

Apakah saat ini Anda tengah berada di satu titik dalam hidup Anda dimana banyak hal terasa sedikit tak nyaman dalam finansial, emosi, hubungan, atau kesehatan? Anda merasa cemas dan tak aman. Selamat, Anda sedang berada di jalan menuju mujizat!

Sama seperti Elia, Allah ingin Anda patuh agar Anda bisa melihat mujizat-Nya di ujung jalan itu.

Renungkan hal ini: 

Apa yang Allah minta Anda lakukan saat ini, yang membuat Anda merasa tidak nyaman?

Apa yang Anda ingin Allah lakukan dalam hidup Anda? Bagaimana Anda menungkapkan pengharapan Anda atas mujizat-Nya dalam hidup Anda?

Siapa orang-orang yang bisa mendorong Anda menempuh jalan yang tak nyaman yang sedang Anda lalui saat ini?

Bacaan Alkitab Setahun :
Yunus 3-4; Ibrani 6:9-20

Anda menginginkan mujizat datang dalam hidup Anda? artinya Anda harus siap mengalami hal yang tidak nyaman baru kemudian mujizat terjadi (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top