Kudengar Lonceng di Hari Natal

| Selasa, Desember 16, 2014 |

Lukas 2:14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."

Salah satu lagu Natal yang paling sering kita dengar selama libur Natal ialah "Kudengar Lonceng di Hari Natal."
Kisah di balik lagu ini, diambil dari puisi yang ditulis oleh Henry Wadsworth Longfellow, sangatlah menarik.

Pada tahun 1860, Longfellow berada di puncak kesuksesannya sebagai seorang penyair.
Abraham Lincoln baru saja terpilih sebagai presiden Amerika.
Dia sosok yang memberikan harapan bagi banyak orang.
Tapi segera setelah itu, Amerika dirundung kegelapan, begitu pun dengan kehidupan pribadi Longfellow.
Perang Saudara mulai di tahun berikutnya, istri Longfellow meninggal dunia karena luka bakar parah setelah gaunnya terbakar.
Longfellow pun mengalami luka bakar parah di tangan dan wajahnya karena mencoba menyelamatkan istrinya.
Begitu parah lukanya hingga ia tak bisa menghadiri pemakaman istrinya.
Dalam buku hariannya di hari Natal tahun 1861, ia menulis, "Betapa sedihnya Natal ini, tak bisa kugambarkan dengan kata-kata.

Di tahun 1862, Perang Saudara meningkat dengan jumlah korban tewas yang mulai meningkat.
Dalam buku hariannya di tahun itu, Longfellow menulis, "'Selamat hari Natal," seru anak-anak kecil, tapi tidak ada Natal untukku lagi.
Pada tahun 1863, anak Longfellow yang ikut berperang dengan Angkatan Darat, terluka parah dan kembali ke rumah pada bulan Desember.
Tidak ada catatan tentang hal itu dalam buku hariannya.

Namun di hari Natal tahun itu, Longfellow ingin keluar dari kesedihannya sehingga memutuskan untuk mencoba untuk merekam sukacita Natal.
Dia mulai menulis:
Ku mendengar lonceng berdentang pada hari Natal Lagu-lagu Natal yang sudah dikenal, Betapa nyaring dan merdunya kata-kata yang terdengar lagi.
Damai sejahtera di bumi, Di antara manusia yang berkenan kepada-Nya!
Pada bait keenam, Longfellow teringat dengan kondisi negaranya tercinta.

Pertempuran Gettysburg belum lama usai.
Hari-hari tampak gelap, dan ia mungkin bertanya pada dirinya sendiri pertanyaan ini, "Bagaimana bisa aku menulis tentang damai di bumi di tengah negara yang sedang dilanda peperangan ini, dimana saudara melawan saudara dan ayah melawan anak?"
Tapi dia terus menulis
dan apa yang dia tulis?

Dan dalam keputusasaan aku menundukkan kepala; "Tidak ada damai di bumi," kataku; "Karena kebencian ada di mana-mana, dan mengejek lagu tentang Damai sejahtera di bumi, Di antara manusia yang berkenan kepada-Nya!"

Tapi kemudian, ia menangkap perspektif surga dan pesan Natal yang sejati serta Kristus sendiri, ia melanjutkan:

Tetapi suara lonceng yang berdentang bergema semakin kuat:
"Tuhan tidak mati atau tertidur!
Yang jahat akan jatuh, yang benar akan menang,
Damai sejahtera di bumi, Di antara manusia yang berkenan kepada-Nya!"

Bacaan Alkitab Setahun :
Zakaria 2:1-5; Wahyu 6

Kemeriahan Natal sampai ke pelosok dunia, ingatlah terus bahwa Kristus dilahirkan kedunia untuk Anda dan saya.
(Diterjemahkan dari Daily Devotion by Greg Laurie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top