Jangan Terlalu Cepat Menyerah

| Sabtu, Maret 03, 2018 |
2 Korintus 4: 16-17 "Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami."

Perbedaan antara orang-orang yang setia dengan yang tidak setia adalah orang-orang yang setia tidak menyerah saat pertama melihat tanda-tanda kesulitan. Mereka terus, dan terus bertahan. Orang-orang yang setia itu tekun. Orang-orang yang setia itu rajin. Orang-orang yang setia itu pantang menyerah. Orang-orang yang beriman tidak kenal yang namanya berhenti. Anda tahu bagaimana sebuah biji pohon ek yang kecil menjadi sebuah pohon ek raksaksa? Pohon ek adalah sebuah biji kecil yang menolak untuk menyerah. 

Saya tidak begitu pintar, tapi saya tahu satu hal: Jangan terlalu cepat menyerah. Anda tidak akan pernah gagal sampai Anda menyerah, tapi biasanya menyerah itu selalu kita lakukan terlalu awal. 

Ketika kami memulai merintis pelayanan, saya memberikan khotbah pertama saya kepada satu orang: isteri saya. Dia pikir itu terlalu lama. Tiga puluh satu tahun kemudian, dia masih mengatakan khotbah saya terlalu lama!

Ketika kami memulai gereja kami, kami pikir akan mendapatkan sebuah bangunan dengan cepat. Tapi nyatanya, kami harus berjalan selama 15 tahun tanpa bangunan milik kami sendiri. Dalam 13 tahun pertama, kami menggunakan 79 gedung yang berbeda. Anda tahu berapa kali saya merasa ingin menyerah? Nyaris di setiap Senin pagi! Tapi saya tidak kenal kata menyerah. Tuhan berkata, "Rick, jika Aku tidak akan pernah memberimu sebuah bangunan gereja, maukah engkau terus melayani-Ku?" Jawab saya, "Tentu saja!"

Saat ini pelayanan kami bertumbuh menjadi lebih dari 10.000 jemaat, sebelum akhirnya kami membangun gedung pertama kami. Coba bayangkan bagaimana rasanya jika harus membubarkan gereja dengan 10.000 orang jemaatnya setiap minggu? Tidak banyak sukacita pada saat itu. Tapi kami semua terus bekerja keras. Tuhan menggunakan masa-masa sulit itu untuk menguji ketekunan kami.

Jika Anda tengah mengalami masa-masa sulit sekarang, maka ayat Alkitab ini adalah untuk Anda: "Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami" (2 Korintus 4: 16-17).

Tuhan lebih tertarik bukan pada apa yang terjadi pada Anda saat ini, tetapi pada apa jadinya Anda di masa depan, bagaimana Anda akan bertranformasi. Dia seringkali memunculkan ujian, kesulitan, kesengsaraan, dan masalah dalam hidup Anda untuk mengajarkan tentang ketekunan, kegigihan, dan membentuk karakter Anda. Bagaimana dengan masalah yang sedang Anda alami saat ini? Itu merupakan ujian atas kesetiaan Anda. Maukah Anda terus melayani Tuhan bahkan ketika hidup ini sulit?

"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah"(Galatia 6: 9).

Renungkan hal ini: 
- Menurut Anda mengapa Tuhan lebih tertarik pada transformasi Anda kelak, daripada apa yang tengah terjadi pada Anda saat ini?
- Bagaimana caranya mengetahui bahwa Tuhan sedang bekerja di tengah masa sulit Anda dan itu bisa mengubah cara Anda meresponnya?
- Dalam situasi apa Anda mudah untuk menyerah? Apa yang diperlukan untuk percaya pada Tuhan saat Anda bertahan melalui situasi ini?



Bacaan Alkitab Setahun :
Bilangan 20-22; Markus 7:1-13


Tuhan menggunakan masa-masa sulit untuk menguji ketekunan kita.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top