Jangan Biarkan Keadaan Memimpin Anda

| Senin, Maret 25, 2019 |
Mazmur 40: 8 "Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku." 

Jika Anda ingin tahu apa kehendak Tuhan atas Anda, Anda harus berhenti dipimpin oleh keadaan Anda. Anda mungkin sedang garuk-garuk kepala, berpikir, "Tunggu dulu — bukankah Tuhan yang memimpin keadaan saya?" Ya, Tuhan memang ingin memimpin Anda, tetapi jangan pernah Anda biarkan keadaan atau permasalahan Anda menjadi pemandu Anda.

Misalnya, lihat kisah Yunus. Allah mengutus Yunus untuk pergi ke Niniwe dan memberitakan Firman di sana. Yunus memberi tahu Allah bahwa ia tidak akan pergi ke sana, sebaliknya ia malah menuju ke arah berlawanan. Seperti ini situasinya: Ada sebuah kapal yang hendak menuju Tarsis. Yunus punya uang untuk membeli tiketnya. Orang-orang di atas kapal itu memberi ruang untuk Yunus. Yunus naik ke atas kapal itu dan berlayar. Jika dilihat dari betapa lancarnya keadaan yang memungkinkan Yunus untuk melarikan diri ke Tarsus, ia bisa saja berdalih, "Ini pasti kehendak Tuhan!" Tetapi, saudara, engkau salah langkah! Di sini kita belajar jangan percaya pada keadaan atau situasi kita saja.

Alkitab penuh dengan contoh yang menggambarkan bagaimana keadaannya tampak menjanjikan, tapi ternyata itu malah mendatangkan bencana.

Dalam Kisah Para Rasul 27 Paulus ditangkap dan ditahan di Roma. Di malam sebelum kapal yang membawa para tahanan itu berlayar, Allah memberi tahu Paulus di waktu teduhnya bahwa kapal itu akan dihantam badai. Paulus memberi tahu para perwira dan nahkoda kapal: "Saudara-saudara, aku lihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita" (Kisah Para Rasul 27:10).

Sayangnya, keadaan membuat para perwira itu tidak mendengarkan peringatan Paulus: "Pada waktu itu angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan. Mereka menyangka, bahwa maksud mereka sudah tentu akan tercapai. Mereka membongkar sauh, lalu berlayar dekat sekali menyusur pantai Kreta. Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin "Timur Laut". Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing. Kemudian kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci kapal itu" (Kisah Para Rasul 27: 13-16).

Ini sama dengan kebanyakan orang Kristen yang percaya pada keadaan. Situasinya memang kelihatan baik-baik saja, tapi ternyata itu malah berubah menjadi bencana. 

Renungkan hal ini: 
- Pikirkan satu waktu ketika Anda berpikir bahwa sesuatu yang kebetulan terjadi merupakan sebuah jalan. Apakah keadaan tersebut menegaskan bahwa itu adalah kehendak Allah, atau malah menyesatkan Anda?
- Mengapa kadang lebih mudah untuk mengikuti keadaan kita, ketimbang Firman Tuhan?
- Bagaimana Tuhan dapat menggunakan keadaan Anda untuk membantu membimbing Anda ke jalan yang harus Anda tuju?


Bacaan Alkitab Setahun :
Yosua 16-18; Lukas 2:1-24


Keadaan dapat membimbing Anda ke jalan yang salah. Anda bisa saja salah menafsirkannya, percaya begitu saja dan setan memanipulasinya. Oleh karena itu, selalu selidiki apakah keadaan yang Anda hadapi itu bertentangan dengan Firman Tuhan atau tidak. 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top