Lima Alasan Kekhawatiran itu Tidak Ada Gunanya

| Jumat, Maret 08, 2019 | ,

Matius 6:26 "Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?"

Hal terbaik yang bisa Anda lakukan ketika Anda mulai khawatir ialah berdoa. Doa memiliki kuasa! Doa memiliki kuasa untuk mengubah perspektif Anda. Doa memiliki kuasa untuk mengubah hati Anda. Doa memiliki kuasa untuk mengubahkan hidup Anda! Dan sebaliknya, kekhawatiran tidak memiliki kuasa penebusan. Malah sesungguhnya, itu tidak ada gunanya. Berikut ini alasannya:

1. Kekhawatiran itu tidak masuk akal. Itu tidak rasional. Selain itu, kita biasanya khawatir dengan hal-hal yang salah: penampilan kita, apa yang harus kita ucapkan, orang-orang yang kita ajak bicara, apa yang harus capai— hal-hal yang tidak akan berarti dalam lima tahun ke depan. Mengkhawatirkan sesuatu yang tidak bisa Anda ubah itu tidak masuk akal. Jika Anda tidak bisa mengubahnya, maka mengapa harus mencemaskannya?

Setiap saat yang Anda habiskan untuk mencemaskan sesuatu sama saja dengan membuang-buang setiap detik dari hidup Anda: "Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?" (Matius 6:27).

2. Kekhawatiran itu tidak wajar. Anda tidak diciptakan untuk menjadi khawatir. Alam ini tidak khawatir. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang khawatir. Matius 6:26 mengatakan, "Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?"

Pernahkah Anda melihat seekor burung mondar-mandir di halaman belakang khawatir tidak menemukan cacing untuk dimakan? Burung saja tidak perlu cemas tentang bagaimana Tuhan merawat mereka, maka begitu pun Anda seharusnya.

3. Kekhawatiran itu tidak ada gunanya. Itu tidak akan mengubah apa pun. Itu tidak akan bisa membuat Anda lebih besar atau lebih kecil, lebih kurus atau lebih gemuk. Mengkhawatirkan masalah tidak akan pernah menggerakkan Anda satu langkah pun lebih dekat menuju solusi. Itu hanya akan membuat Anda lelah dan stres. "Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia" (Amsal 12:25).

4. Kekhawatiran itu sia-sia. Khawatir berarti Anda memikul tanggung jawab yang Tuhan tidak rancang untuk Anda pikul. Setiap kali Anda khawatir, artinya Anda punya pemahaman yang salah tentang kebaikan Tuhan. Khawatir adalah sebuah tanda yang mengisyaratkan bahwa Anda sudah lupa betapa baiknya Tuhan.

Ketika Yesus mati di kayu salib untuk Anda, Dia memecahkan masalah terbesar Anda. Tak ada masalah yang lebih besar dari keselamatan yang kekal dari Allah. Jika Anda bisa mempercayakan keselamatan Anda pada Allah, apalagi dengan yang lain-lainnya!

5. Kekhawatiran adalah ketidakpercayaan. Tuhan telah berjanji untuk memenuhi segala yang Anda butuhkan. Ketika Anda meragukan itu, pada saat itu, sesungguhnya Anda menjadi orang yang tak beriman. Anda bertingkah seolah-olah Tuhan itu tidak ada dan seolah Tuhan tidak menjanjikan apapun di dalam Alkitab. Khawatir merupakan ateisme praktis.

Filipi 4:19 mengatakan, "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." Apa yang tidak termasuk di dalam segala keperluan di dalam ayat ini? Tidak ada. Tuhan tahu kebutuhan fisik Anda, kebutuhan sosial Anda, kebutuhan karir Anda dan kebutuhan keluarga Anda.

Apakah Anda percaya itu?

Renungkan hal ini:
- Apa yang bisa Anda ubah dengan hal-hal yang Anda cemaskan selama ini?
- Bagaimana Anda bisa menyesuaikan rutinitas Anda di malam hari, sehingga Anda dapat tidur tanpa perlu khawatir?
- Apa janji-janji lain di dalam Firman Allah yang mengingatkan Anda bahwa Allah akan memenuhi semua kebutuhan Anda?



Bacaan Alkitab Setahun :
Ulangan 3-4; Markus 10:32-52


Tidak ada satupun permohonan dan kebutuhan Anda yang Anda minta kepada Tuhan yang Ia belum tahu, sebab Ia sudah tahu itu sebelum Anda meminta-Nya.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top