Gunakan Kata-kata Anda Untuk Membangun Orang Lain

| Selasa, Mei 28, 2019 |
Efesus 4:29 "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."

Tuhan ingin kita menggunakan kata-kata kita untuk membangun orang lain. Efesus 4:29 mengatakan, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."

Terkadang kata-kata kita bagaikan sebuah palu. Kita menghantamnya tanpa pikir panjang, kemudian tiba-tiba kita melihat ke sekeliling kita dan baru menyadari ada reuntuhan puing-puing hubungan di sekeliling kita. Ketika Anda tanpa sadar membungkam kata-kata Anda dan meruntuhkan orang lain, hubungan Anda dengan orang tersebutlah yang akan jadi korbannya. 

Salah satu alasan mengapa kita tidak konstruktif dengan kata-kata kita ialah kita tidak menyadari betapa kuatnya alat ini- mulut kita dan kata-kata yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Kita mengucapkan banyak hal tanpa pikir, dan orang-orang masih mengingatnya.

Anda pun masih bisa mengingat hal-hal yang dikatakan orang lain kepada Anda dengan ceroboh — bahkan waktu di zaman sekolah dasar atau perguruan tinggi atau ketika Anda pertama kali mulai bekerja. Begitulah betapa kuatnya dampak kata-kata. Maka, jika menyangkut soal berbicara, pikirkan itu sebagai suatu alat yang kuat dan sangat berhati-hatilah menggunakannya. 

Suatu hari saya ke garasi dan mengambil sebuah buku petunjuk gergaji listrik. Ketika saya membaca petunjuk itu, saya terkejut bagaimana petunjuk itu memberikan peringatan yang dapat diaplikasikan juga untuk penggunaan mulut kita.

Petunjuk itu berbunyi:
- Kenali perkakas listrik Anda.
- Berhati-hatilah.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
- Simpan alat ketika tidak digunakan.
- Jangan menggunakan alat melampaui batas. 
- Jangan pernah menggunakan alat di sekitar gas yang mudah meledak.
- Bagaimana Anda dapat menggunakan mulut Anda dengan lebih hati-hati sehingga Anda dapat senantiasa memakainya untuk membangun hubungan, bukan malah meretakkannya?

Berhenti membuat alasan. Berhenti berkata, "Saya tidak bermaksud mengatakan itu" atau "Ini yang terjadi kalau saya belum minum kopi." Ketahuilah bahwa apa yang Anda katakan berdampak pada semua orang di sekitar Anda.

Lebih sedikit bicara. Kita sering mendapat masalah karena kita tidak tahu kapan harus menutup mulut kita. Sama halnya dengan perkakas listrik, Anda juga tidak boleh menggunakannya terlalu banyak.

Lebih mendengarkan. Jika Anda lebih banyak mendengarkan, Anda dapat lebih memahami apa yang orang lain butuhkan.

Mulailah membangun. Biarkan pikiran Anda berkata, "Apa yang dibutuhkan orang itu?" "Bagaimana saya bisa mendorong dia dengan kata-kata yang membangun?" Apa yang bisa saya ucapkan untuk membuat perbedaan dalam hidupnya?"

Jadikan ayat ini sebagai bagian dari doa pagi Anda: "Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku" (Mazmur 19:14).

Renungkan hal ini: 
- Mengapa kita perlu sangat berhati-hati dengan kata-kata kita di dalam sebuah keadaan "yang mudah meledak"?
- Apa satu hal spesifik yang dapat Anda praktikkan ke dalam hubungan Anda yang akan membantu Anda untuk berbicara lebih sedikit dan mendengarkan lebih banyak?
- Ayat-ayat Alkitab apa yang bisa Anda hafal yang akan membantu Anda untuk berbicara tentang kebenaran dan dorongan dalam kehidupan orang lain?



Bacaan Alkitab Setahun :
2 Tawarikh 4-6; Yohanes 10:24-42


Tuhan ciptakan kedua telinga dan satu mulut ,artinya lebih banyaklah mendengar dan sedikit berbicara. 
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top