Langkah Keenam dalam Krisis: Dengan Rendah Hati Mengakui Dosa Anda kepada Tuhan

| Senin, Juni 15, 2020 |

Daniel 9: 5-6 "Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri."

Dalam beberapa hari terakhir kita telah melihat bagaimana caranya berdoa selama masa krisis. Daniel menunjukkan kepada kita enam prinsip utama dalam berdoa di dalam Daniel 9. Kelima prinsip itu adalah:
- Biarkan Tuhan berbicara kepada kita sebelum kita berbicara dengan-Nya.
- Fokuskan perhatian kita pada Tuhan dan datanglah kepada-Nya.
- Nyatakan keinginan kita dengan sungguh-sungguh.
- Tunjukkan keseriusan kita dalam berdoa.
- Bersyukur kepada Tuhan buat kasih dan janji-Nya.

Dan yang terakhir, kita perlu dengan rendah hati mengakui dosa kita.

Tuhan tidak akan mendengarkan keluhan yang tinggi hati, namun Dia akan mendengarkan pengakuan atau permohonan doa yang rendah hati. Tuhan menanggapi kerendahan hati.

Meski Tuhan sudah tahu setiap kebodohan yang pernah Anda lakukan dalam hidup Anda, tetapi Dia masih ingin Anda mengakui dosa Anda.

Bagaimana respons Tuhan ketika dengan rendah hati Anda mengakui bahwa Anda telah gagal? Dia merespons dengan pengampunan, belas kasih, dan rahmat.

Mengakui itu berarti semudah sepakat dengan Tuhan soal dosa Anda. Mengakui berarti Anda memberi tahu Tuhan bahwa Dia benar, dan apa yang Anda lakukan adalah dosa. Anda tidak membuat-buat alasan. Anda tidak menyebut itu suatu kekhilafan. Anda mengakui bahwa Anda salah.

Akui dosa Anda secara spesifik, seperti yang dilakukan Daniel dalam Daniel 9: 5-6: "Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri."

Daniel pun tidak berhenti di situ. Pengakuannya berlanjut hingga kesepuluh ayat selanjutnya, di mana ia dengan susah payah menggambarkan dosanya.

Dia setuju dengan Allah bahwa orang Israel telah mempermalukan diri mereka sendiri, tidak setia kepada Allah, tidak memperhatikan apa yang Allah katakan kepada mereka, dan tidak mengindahkan peringatan Allah.

Itu doa yang sangat spesifik.

Doa Daniel membantu kita memahami bagaimana dosa yang tidak kita akui menciptakan jarak antara Allah dengan kita — dan ini merupakan sebuah pengingat yang kuat tentang bagaimana Allah menjawab doa-doa kita ketika kita sepakat dengan-Nya soal dosa kita.

Renungkan hal ini:
- Mengapa seringkali kita kesulitan untuk jujur kepada Allah mengenai dosa kita — bahkan jika Dia sudah tahu semua yang pernah kita lakukan?
- Bagaimana selama ini Anda melihat orang lain merusak iman mereka dengan menolak untuk mengakui dosa mereka? Apakah itu sedang terjadi dalam hidup Anda sendiri?
- Jika Anda belum melakukannya hari ini, bagaimana Anda dapat menyiapkan waktu untuk berbicara dengan Tuhan dan mengakui dosa-dosa Anda kepada-Nya?


Bacaan Alkitab Setahun :
Nehemia 1-3; Kisah Para Rasul 2:1-21


Tuhan selalu setia untuk mengampuni kita apabila kita datang kepada-Nya dengan kerendahan hati.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top