Daniel 9: 3 "Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu."
Dalam beberapa renungan terakhir, kita telah belajar bagaimana Daniel berdoa selama masa-masa sulit dalam kehidupannya dan dalam kehidupan bangsa Israel. Respons Daniel mengajarkan kepada kita bagaimana caranya berdoa dengan cara yang dikehendaki Allah.
Sejauh ini kita telah mempelajari bahwa kita harus mengizinkan Tuhan berbicara kepada kita sebelum kita berbicara dengan-Nya, dan memusatkan perhatian kita pada Tuhan dan datang kepada-Nya.
Kemudian kita harus mengekspresikan keinginan kita dengan penuh semangat. Seringkali doa kita terlalu kaku. Kita berbicara tanpa benar-benar memikirkan apa yang kita ucapkan. Kita menghafalkan kata-kata kita. Tidak ada gairah atau keaslian di sana.
Sesungguhnya, Tuhan lebih peduli dengan ketulusan doa Anda, ketimbang kata-kata yang Anda gunakan dalam doa Anda. Pikirkan bagaimana kata-kata yang tepat tapi diucapkan dengan emosi yang salah kepada pasangan Anda. Kata-kata itu tidak akan berhasil. Itu juga tidak akan berhasil dengan Allah.
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Dia menunjukkan emosi. Dia marah. Dia sedih. Dia senang.
Daniel mendeskripsikan doanya yang penuh pengharapan itu di dalam Daniel 9: 3 "Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu."
Kata "memohon" dalam bahasa Ibrani berarti "meminta dengan seluruh perasaan." Daniel datang kepada Allah dengan penuh harap. Ia mencari Allah dengan segenap hati.
Itulah doa yang akan didengar dan dijawab Allah.
Mungkin Anda perlu berdoa seperti itu untuk keluarga Anda. Anda harus mencurahkan segenap hati Anda dan membuka jiwa Anda kepada Allah untuk mewakili mereka. Mungkin Anda perlu melakukan itu dalam pernikahan atau keuangan Anda.
Kita semua perlu melakukan itu terhadap dunia di sekeliling kita. Seluruh dunia tengah berada dalam krisis. Dan selain pandemi virus corona ini, kita juga melihat banyak perkara seperti kehancuran perang, kelaparan, dan kejahatan di dunia ini.
Oleh sebab itu, kita harus mencurahkan hal ini kepada Allah.
Renungkan hal ini:
- Ketika Anda berdoa, apa yang menggerakkan hasrat terdalam Anda?
- Mengapa kita sering menggunakan doa yang formulatif dan yang sering sekali kita ucapkan?
- Bagaimana Anda dapat mendatangkan semangat yang lebih besar ke dalam doa-doa Anda?
Sejauh ini kita telah mempelajari bahwa kita harus mengizinkan Tuhan berbicara kepada kita sebelum kita berbicara dengan-Nya, dan memusatkan perhatian kita pada Tuhan dan datang kepada-Nya.
Kemudian kita harus mengekspresikan keinginan kita dengan penuh semangat. Seringkali doa kita terlalu kaku. Kita berbicara tanpa benar-benar memikirkan apa yang kita ucapkan. Kita menghafalkan kata-kata kita. Tidak ada gairah atau keaslian di sana.
Sesungguhnya, Tuhan lebih peduli dengan ketulusan doa Anda, ketimbang kata-kata yang Anda gunakan dalam doa Anda. Pikirkan bagaimana kata-kata yang tepat tapi diucapkan dengan emosi yang salah kepada pasangan Anda. Kata-kata itu tidak akan berhasil. Itu juga tidak akan berhasil dengan Allah.
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Dia menunjukkan emosi. Dia marah. Dia sedih. Dia senang.
Daniel mendeskripsikan doanya yang penuh pengharapan itu di dalam Daniel 9: 3 "Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu."
Kata "memohon" dalam bahasa Ibrani berarti "meminta dengan seluruh perasaan." Daniel datang kepada Allah dengan penuh harap. Ia mencari Allah dengan segenap hati.
Itulah doa yang akan didengar dan dijawab Allah.
Mungkin Anda perlu berdoa seperti itu untuk keluarga Anda. Anda harus mencurahkan segenap hati Anda dan membuka jiwa Anda kepada Allah untuk mewakili mereka. Mungkin Anda perlu melakukan itu dalam pernikahan atau keuangan Anda.
Kita semua perlu melakukan itu terhadap dunia di sekeliling kita. Seluruh dunia tengah berada dalam krisis. Dan selain pandemi virus corona ini, kita juga melihat banyak perkara seperti kehancuran perang, kelaparan, dan kejahatan di dunia ini.
Oleh sebab itu, kita harus mencurahkan hal ini kepada Allah.
Renungkan hal ini:
- Ketika Anda berdoa, apa yang menggerakkan hasrat terdalam Anda?
- Mengapa kita sering menggunakan doa yang formulatif dan yang sering sekali kita ucapkan?
- Bagaimana Anda dapat mendatangkan semangat yang lebih besar ke dalam doa-doa Anda?
Bacaan Alkitab Setahun : Ezra 3-5; Yohanes 20 |
Allah tidak sekedar mengasihi Anda. Allah sangat mengasihi Anda.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar