Bagaimana Kelemahlembutan Meredakan Konflik

| Selasa, Juli 07, 2020 |

Amsal 15: 1 "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah."

Berikut ini satu skenario yang lazim: seseorang menaikkan nada suaranya kepada Anda, dan Anda meresponsnya dengan nada suara tinggi. Kemudian ia menaikkan nada suaranya lebih tinggi, dan Anda menaikkan suara Anda lebih tinggi lagi. Dan seterusnya, situasinya terus memanas.

Beberapa ilmuwan memberikan alasannya, karena cermin neuron di dalam otak kita diciptakan untuk memberikan kita kemampuan untuk berempati kepada orang lain dan bahkan ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Tetapi, satu hal yang tak bisa dicegah, kita pun bisa memantulkan kembali kemarahan dan kebencian seseorang dalam pertengkaran.

Biarkan saya memberi Anda sedikit tip yang akan menyelamatkan Anda dari sakit hati dan konflik dalam hidup Anda: Ketika orang lain meninggikan suara mereka, rendahkan suara Anda — dalam pernikahan Anda, dalam pola pengasuhan anak Anda, dalam persahabatan Anda, dan di tempat kerja Anda. Itu yang disebut kekuatan yang terkendali.

Alkitab berkata, "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah" (Amsal 15: 1).

Ketika seseorang meninggikan suara mereka di dalam amarah, itu adalah bukti dari sikap defensif. Latihlah selalu kelemahlembutan. Biarkan jawaban lembut Anda menghilangkan amarah orang lain dan meredakan situasi.

Renungkan hal ini:
- Menurut Anda mengapa merespon dengan kelembutan, alih-alih dengan kemarahan, dapat meredakan amarah? Mengapa kelembutan mengalihkan perhatian orang?
- Bagaimana Anda bisa menjadi peka ketika argumen Anda kian meninggi?
- Carilah cara-cara untuk melatih kelemahlembutan minggu ini. Bagaimana orang lain bereaksi ketika Anda merespons mereka dengan kelemahlembutan? Catatlah upaya-upaya Anda dan dampaknya serta bagikanlah kepada kelompok kecil Anda.



Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 34-35; Kisah Para Rasul 15:1-21


Kelemahlembutan meredakan konflik. Kelemahlembutan meredakan kemarahan.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top