Bersukacita di dalam Masalah adalah Sebuah Pilihan

| Jumat, Juli 10, 2020 |

Yakobus 1: 2 "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,"

Apa pun tantangan dan kesulitan yang Anda hadapi, percayalah Allah akan membantu Anda.

Itulah mengapa Alkitab mengatakan bahwa Anda dapat bersukacita ketika menghadapi persoalan: "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan," (Yakobus 1: 2). Sangatlah mudah untuk salah mengerti ayat ini. Allah tidak meminta Anda untuk menjadi martir. Dia tidak memerintahkan Anda untuk menyangkal realita yang ada. Dia tidak menyuruh Anda untuk berpura-pura bersukacita sampai masa-masa sulit berlalu.

Kita tidak bersukacita untuk masalahnya. Tetapi kita masih tetap dapat bersukacita selama masa pencobaan, oleh karena apa yang kita pegang adalah benar.

Apa yang benar? Kita tahu bahwa Allah melihat dan peduli dengan segala yang kita alami. Kita tahu bahwa kita tidak akan pernah sendirian, bahwa Allah selalu menyertai kita. Kita tahu bahwa Dia akan memberi kita kekuatan apabila kita percaya pada-Nya.

Salah satu penghiburan terbaik ketika Anda menghadapi masalah ialah janji Allah dalam Roma 8:28: "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."

Allah telah berjanji untuk mendatangkan yang baik dari dalam keburukan — dalam segala hal. Itu termasuk pandemi virus corona! Itu bukan janji bagi semua orang. Itu adalah janji bagi orang percaya, mereka yang mengasihi-Nya dan yang berkomitmen untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Sukacita didasarkan pada apa yang kita tahu adalah benar, dan itu didasarkan pada iman kita bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya untuk membantu kita menyelesaikan masalah kita, dan untuk mendatangkan kebaikan, sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam Mazmur 34: 1, Raja Daud berkata, "Dari Daud, pada waktu ia pura-pura tidak waras pikirannya di depan Abimelekh, sehingga ia diusir, lalu pergi. Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku."

Bahkan di situasi sekarang ini, kita harus tetap mengucap syukur kepada Allah. Pujilah Allah. Bersukacitalah di dalam Allah — bukan hanya pada saat-saat menyenangkan.

Renungkan hal ini:
- Apa yang Anda ketahui tentang karakter Allah yang dapat membantu Anda untuk memilih bersukacita, bahkan di masa-masa sulit?
- Bagaimana Anda dapat memuji Tuhan setiap saat? Apa saja cara kreatif untuk "membiarkan puji-pujian itu selalu terucap di bibir Anda" (Mazmur 34:1).
- Mengapa bersukacita dalam segala hal membuat Anda menonjol di dunia saat ini?


Bacaan Alkitab Setahun :
Ayub 41-42; Kisah Para Rasul 16:19-40


Ketika Anda berada di dalam kesukaran, sukacita adalah sebuah pilihan karena Anda dapat mengandalkan kebaikan Allah apapun situasinya.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top