Kekerasan; Jangan Tinggal Diam

| Jumat, Februari 20, 2015 |

Mazmur 39:1-4 Untuk pemimpin biduan. Untuk Yedutun. Mazmur Daud. Pikirku: "Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku." Aku kelu, aku diam, aku membisu, aku jauh dari hal yang baik; tetapi penderitaanku makin berat. Hatiku bergejolak dalam diriku, menyala seperti api, ketika aku berkeluh kesah; aku berbicara dengan lidahku: "Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!

Langkah pertama untuk membebaskan diri dari kekerasan atau pelecehan, baik itu secara seksual atau fisik atau secara lisan atau emosional, adalah dengan berbagi dengan seseorang yang bisa membantu Anda untuk membebaskan diri.

Yesus berkata dalam Yohanes 8:32, "Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Kebebasan itu datang ketika Anda membuka dan mengakui rasa sakit Anda kepada orang lain.

Dalam sebuah studi di 10 negara, ditemukan bahwa diantara 55 hingga 95 persen perempuan yang mengalami kekerasan dari pasangan mereka, tidak pernah memberitahu siapa pun, apalagi laki-laki, sangat sedikit dari mereka yang membicarakannya, bahkan meminta bantuan.

KDRT sering disebut sebagai wabah diam, karena ini adalah satu aib besar dalam pernikahan yang tak seorang pun ingin membicarakannya. Orang menderita dalamkebisuan mereka.

Jika ada tokoh yang kenal benar dengan yang namanya kekerasan, itulah Raja Daud. Dia adalah raja yang menulis sebagian besar Kitab Mazmur dan yang juga menghabiskan sebagian besar hidupnya berurusan dengan kekerasan, sebab ada banyak orang yang ingin menyakiti, membunuh, melecehkan, memfitnah, dan mengejek dia segala jenis kekerasan.

Di lebih dari 100 ayat dalam kitab Mazmur, Daud mengungkapkan kepedihan, frustrasi, dan amarahnya pada musuh-musuhnya. Dia menggunakan kata "musuh" hampir 100 kali di Alkitab New International Version (NIV). Daud berbicara tentang kekerasan yang ditimbun musuh-musuhnya dalam hidupnya.

Tapi satu hal yang bisa kita pelajari dari Daud adalah: Jangan memendam penderitaan Anda. Dalam Mazmur 39:1-4, Daud menjelaskan apa yang terjadi ketika ia berusaha memendam pergumulannya seorang diri. Katanya, Untuk pemimpin biduan. Untuk Yedutun. Mazmur Daud. Pikirku: "Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku." Aku kelu, aku diam, aku membisu, aku jauh dari hal yang baik; tetapi penderitaanku makin berat. Hatiku bergejolak dalam diriku, menyala seperti api, ketika aku berkeluh kesah; aku berbicara dengan lidahku: "Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!

Ini merupakan respon klasik dari seseorang yang mengalami kekerasan. Daud takut mengatakannya di hadapan musuh-musuh yang menyakitinya, namun kebisuannya itu malah membuatnya tambah menderita: "Aku kelu, aku diam, aku membisu, aku jauh dari hal yang baik; tetapi penderitaanku makin berat.

Jika Anda sedang mengalaminya saat ini, saya ingin Anda tahu bahwa Allah peduli pada Anda. Saya mengasihi Anda. Selalu ada harapan. Jangan tinggal di lingkaran kepedihan, kecemasan, dan ketakutan.

Tetapi pertama-tama, Anda harus berhenti untuk diam. Anda harus angkat bicara dan memberitahu seseorang yang Anda percaya. Anda harus membawanya ke dalam terang Kristus agar Dia dapat mulai menuntun Anda menuju penyembuhan.

Renungkan hal ini :

Apa tanda-tanda kekerasan emosional? Bagaimana Anda bisa membantu seorang teman yang saat ini tengah menderita?

Menurut Anda, mengapa banyak orang yang mengalami kekerasan sulit untuk menerima kasih Tuhan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Imamat 23-24; Markus 1:1-22

Jangan menyepelekan komunikasi dengan orang lain, hindari kekerasan dan terbukalah satu dengan yang lainnya (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top