Inilah Pilihan Allah

| Sabtu, April 27, 2013 |
1 Tesalonika 2:4 "Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita."

Manusia berencana, Tuhan yang menentukan.
Kita membuat pilihan, tapi Tuhan memutuskan apa yang benar-benar Dia ingin lakukan.
Dan pilihan Tuhan tidak selalu sama dengan kehendak kita.

Kita membaca dalam 1 Samuel 8, apa yang bangsa Israel inginkan ialah seorang raja.
Mereka tidak puas jika diperintah oleh Allah, melalui hakim atau nabi.
Mereka ingin menjadi seperti bangsa-bangsa lain.
Mereka mengharapkan satu sosok agung yang memimpin dan menuntun mereka di dalam pertempuran.
Jadi Allah memberikan apa yang mereka minta.
Saul berpostur tubuh lebih tinggi dari kebanyakan pria.
Dia lebih tampan.
Dia ibarat tipe salah satu pria paling tampan di dunia menurut majalah gaya hidup ternama.
Dia bisa menjadi pilihan yang sempurna di mata rakyat.

Masalahnya adalah, ketika menolak pemerintahan Allah dan memilih jalan mereka sendiri, orang-orang Israel tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Dan akhirnya Saul pun menjadi orang yang kacau.
Lalu TUHAN menunjukkan kepada orang Israel pilihan-Nya, yaitu seorang pemuda bernama Daud yang bekerja menjaga domba bapanya.
Seorang anak gembala yang sederhana, Daud bukanlah tipe orang yang akan dipilih banyak orang untuk menjadi raja, tapi TUHAN melihat Daud sebagai orang yang berkenan di hati-Nya. (1 Samuel 13:14)

Ketika orang-orang mempertimbangkan pilihan mereka soal pemimpin rohani mereka, mereka cenderung terbawa oleh tipe-tipe orang tertentu, seperti orang-orang Israel pada zaman pemerintahan Saul.
Tapi apa yang kita lihat dari kisah Daud dan Saul ialah TUHAN pada akhirnya membuat satu keputusan.
Tidak peduli apakah orang-orang itu lulusan sekolah Alkitab atau seminari, atau pun mempunyai banyak gelar, walaupun semua faktor-faktor tersebut memang sah-sah saja, tapi itu semua bukan hal yang menentukan pilihan Allah.

Seseorang atau pun orang banyak tidak bisa menahbiskan orang lain dalam pelayanannya, hanya Allah yang bisa.
Yang bisa kita lakukan hanyalah mengakui apa karya Allah dalam memanggil seseorang ke dalam pelayanan-Nya.

Jadi, jika Anda berpikir bahwa suatu hari Anda akan dipanggil untuk bergabung dalam pelayanan, apa pun yang Anda alami, mulailah dari posisi Anda berada sekarang, dan setialah dalam hal-hal kecil. Lakukan hal-hal itu untuk kemuliaan Allah. Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Tesalonika,"Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita" (1 Tesalonika 2:4)
Jadi jangan mengkhawatirkan apakah ada perhatian atau tepuk tangan dari orang lain.
Layanilah Allah dengan setia, itu saja.
____________________________________

Bacaan Alkitab Setahun :
1 Raja-raja 1-2; Lukas 19:28-48
____________________________________

Jika suatu hari Anda dipanggil untuk bergabung dalam pelayanan, apa pun yang Anda alami, mulailah dari posisi Anda berada sekarang dan setialah dalam hal kecil.
(Diterjemahkan dari Daily Devotion by Greg Laurie)
____________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top