Jalan Buntu Adalah Bagian Dari Rencana Allah

| Rabu, April 17, 2013 |
2 Korintus 1:8b-9 "Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati."

Ketika pengejaran mimpi Anda bertambah buruk, dari sulit berubah menjadi mustahil, ketika keadaan Anda tampak seperti tidak ada pengharapan selamat!
Anda termasuk satu dari sekian banyak orang.

Paulus bahkan pernah menghadapi jalan buntu: "Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati" (2 Korintus 1 :8-9)

Jika Allah bisa membangkitkan orang yang mati secara fisik, maka Dia juga bisa membangkitkan orang yang mati secara emosi.
Dia bisa membangkitkan pernikahan yang mati.
Dia bisa membangkitkan karir yang mati.
Dia bisa membangkitkan Anda dari masalah kesehatan.
Jika Allah bisa membangkitkan orang mati, maka Dia juga bisa melakukan apa pun.

Dalam kasus Abraham, Allah berkata, "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa," tapi kemudian Abraham harus menunggu hingga usia 99 tahun sebelum memiliki anak pertamanya.
Alkitab menunjukkan bahwa situasi Abraham berubah dari sulit menjadi mustahil.
Dia melihat tubuhnya dan berkata, "Tidak mungkin!"
Lalu ia melihat istrinya dan berkata, "Sangat tidak mungkin."

Namun Sarah pun akhirnya mengandung, dan mereka tertawa karenanya.
Maka, ketika bayi mereka lahir, mereka menamainya Ishak, yang berarti "tertawa".

Allah sering membiarkan masalah berubah menjadi kemustahilan.
Para murid berencana untuk mengikuti Yesus.
Mereka berpikir bahwa Dialah Sang Mesias, tapi selanjutnya yang mereka tahu ialah Yesus tergantung di kayu salib, sekarat.
Apakah itu merupakan jalan buntu bagi para murid?
Selama tiga hari keadaannya memang terlihat bagai jalan buntu, namun kemudian Yesus bangkit dari kematian.

Ketika Anda menghadapi jalan buntu, Anda mungkin mulai bertanya, "Apa yang sedang terjadi, Tuhan? Apakah aku telah melewatkan kehendak-Mu? Rencana-Mu? Apakah aku telah melewatkan wahyu-Mu?"
Perlu diingat bahwa jalan buntu adalah bagian dari rencana Allah bagi Anda.

Apa reaksi terbaik dalam menghadapi jalan buntu?
"Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi" (2 Korintus 1:10)


Renungkan hal ini:

- Pernahkah Anda melewatkan wahyu Allah karena Anda berpikir jika Dia telah meninggalkan Anda (ketika masalah Anda tampak mustahil)?

- Mintalah Allah untuk membantu Anda membangun kepercayaan Anda terhadap-Nya dan janji penyelamatan-Nya.
____________________________________

Bacaan Alkitab Setahun :
1 Samuel 27-29; Lukas 13:1-22
____________________________________

Allah sering membiarkan masalah berubah menjadi kemustahilan dan jalan buntu adalah bagian dari rencana Allah bagi Anda.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
____________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top