Allah berbicara kepada kita, pertama dan paling utama, melalui Firman-Nya.
Allah juga dapat berbicara kepada kita melalui keadaan kita.
Oleh karena itu, saya ingin bersaksi bahwa saya tidak mendasarkan tiap keputusan yang saya ambil hanya berdasarkan kondisi dan situasi saya.
Berbicara tentang perumpamaan pintu -pintu yang terbuka, Allah bukan satu-satunya pribadi yang bisa membukakan kita pintu.
Ketika Yunus tidak menaati Allah, dia membayar biaya perjalanannya di atas perahu yang akan membawanya ke arah yang berlawanan.
Iblis pun membuka pintu-pintunya atas ketidaktaatan Yunus.
Sebab itu, karena banyak hal terjadi secara tersirat, maka janganlah mendasarkan keputusan Anda pada keadaan yang sedang menghimpit Anda.
Pertama, apa yang sedang Anda pertimbangkan kiranya bersifat Alkitabiah.
Keputusan Anda tidak boleh melanggar prinsip-prinsip Alkitab.
Jika saya yakin bahwa suatu keputusan ialah kehendak Allah, maka Dia akan meneguhkannnya secara terperinci.
Oleh sebab itu, Anda harus mempercayakan Allah untuk mengarahkan Anda.
Rasul Paulus diberhentikan oleh insiden kapal karam dan penyakit.
Jadi, akan ada saat-saat dimana Allah akan menutup pintu.
Mobil kita mogok, jadi kita mengubah rencana kita.
Tapi di sisi lain, kita juga ingin menjadi amat berhati-hati.
Sama halnya dengan keputusan penting dalam hidup kita, kita kiranya jangan pernah membuat suatu keputusan berdasarkan kehendak sendiri saat dihadapkan pada situasi semacam itu.
Kedua, penting bagi kita untuk punya damai sejahtera Allah saat mempertimbangkan keputusan.
Kolose 3:15 mengatakan, "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah."
Ada saat-saat dimana ketika saya hendak melakukan sesuatu, saya tidak merasakan damai sejahtera di dalamnya.
Secara kasat mata, memang apa yang saya lakukan terlihat baik.
Saya juga tidak melihat adanya pelanggaran atas prinsip-prinsip Alkitab.
Namun ada perasaan yang mengatakan agar saya tidak melakukannya.
Oleh karena itulah, saya pun kini belajar untuk mendengarkan perasaan itu.
Akhirnya, terkadang pengambilan keputusan itu menjadi mudah karena kita memutuskannya pada waktu yang tepat.
Hal lain yang sama pentingnya dengan kehendak Allah adalah waktu Allah.
____________________________________
Bacaan Alkitab Setahun :
2 Samuel 3-5; Lukas 14:25-35
____________________________________
Jadi ketika Anda mencari kehendak-Nya, jika permohonan dan waktu Anda tepat, maka Allah pun akan berkenan.
(Diterjemahkan dari Daily Devotion by Greg Laurie)
____________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar