Singa Dan Anak Domba

| Rabu, Oktober 30, 2013 |
Wahyu 5:5 "Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."

Beberapa tahun lalu, ketika saya berada di Ethiopia, saya sempat berkunjung ke kebun binatang lokal.
Berbeda dengan kebanyakan kebun binatang, saya terkejut melihat bagaimana para pengunjung diperbolehkan berada begitu dekat dengan hewan-hewan di sana.
Jadi, saya dan teman-teman saya masuk ke dalam sebuah kandang, di mana ada satu singa sedang duduk diam di pojok.
Singa itu singa paling kurus yang pernah saya lihat, ia tampak sekarat.

Tiba-tiba teman saya dengan sengaja mulai mengguncang jeruji kandang.
Sadar jika binatang ini, meskipun kurang makan, tetaplah singa, maka saya mengambil beberapa langkah mundur.
Dan benar saja, singa mulai bermunculan ke arah kami dan mengaum.
Saya merasa rambut di kepala saya berdiri semua pada saat itu.
Auman singa ini tak terlupakan, ditambah lagi taringnya yang tajam.
Tidak heran mereka disebut raja hutan.

Saya senang dengan fakta di dalam Alkitab yang menggambarkan bahwa Yesus adalah singa sekaligus anak domba.
Sungguh suatu deskripsi yang sempurna.
Apa yang lebih hebat dibanding singa yang ganas?
Dan apa yang lebih penurut dibanding domba kecil?

Saya takjub dengan Singa itu, dengan segala kuasa-Nya, Dia datang ke bumi ini sebagai Domba yang penurut.
Alkitab berkata, "Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya" (Yesaya 53:7).

Ketika Yesus berdiri di hadapan Pontius Pilatus, Dia bisa saja mengalahkannya dan para pasukan Romawi hanya dengan sebuah kata.
Tetapi Dia tidak melakukannya.
Sebaliknya, Ia menyerahkan diri-Nya sebagai Anak Domba dan mati demi dosa-dosa dunia.
Dan Anak Domba ini masih merasakan pada pada tubuh-Nya yang dibangkitkan, atas efek dari penyaliban.
Satu-satunya efek dosa buatan manusia di surga adalah tanda-tanda penyaliban.
Dan untuk selamanya, tanda-tanda itu akan berfungsi sebagai pengingat atas apa yang telah Yesus lakukan untuk kita.
____________________________________

Bacaan Alkitab Setahun :
Yehezkiel 6-11; I Timotius 5
____________________________________

Ia menyerahkan diri-Nya sebagai Anak Domba dan mati demi dosa-dosa dunia, apakah kita masih meragukan semua cinta-Nya?
(Diterjemahkan dari Daily Devotion by Greg Laurie)
____________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top