Selalu Mendesak

| Sabtu, Maret 22, 2014 |
Selalu Mendesak

Hakim-Hakim 17: 6 "Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri."

Kitab Hakim-Hakim dalam Perjanjian Lama berbicara tentang satu masa dalam sejarah, dimana semua orang melakukan apa yang benar di mata mereka sendiri.
Dan Kitab Yesaya memperingatkan mereka: "Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit" (Yesaya 5:20).

Seperti itulah yang terjadi dengan budaya kita saat ini.
Kita mengejek apa yang baik, dan meninggikan apa yang buruk.
Kita menertawakan orang yang berusaha hidup sesuai dengan moral-moral yang ada.
Gambaran sebuah keluarga dengan seorang pria dan seorang wanita yang membesarkan anak-anak mereka, juga menjadi sesuatu yang bagaikan cerita dalam novel roman picisan.

Dalam budaya postmodern ini, kebebasan bertindak mengatur segalanya.
Semuanya sudah menjadi terbalik.
Oleh sebab itu, dibutuhkan gereja-gereja yang membalikkan dunia ini dan membuatnya lurus kembali.
Dalam Kisah Para Rasul 17:6 b, kita menemukan satu sindiran, yang pada saat bersamaan juga merupakan satu pujian, tentang gereja mula-mula, "Orang-orang yang mengacaukan seluruh dunia telah datang juga ke mari."
Gereja di abad pertama ini mampu mengubah dunia.
Dan kita pun perlu melakukan hal yang sama dalam budaya kita saat ini.

Tapi bagaimana cara kita menjangkau orang-orang yang tidak percaya pada absolutisme moral (etika yang menentukan mana yang benar, mana yang salah)?
Apakah kita bisa memperkenalkan Alkitab pada mereka?
Ya, tentu saja, sebab inilah tugas kita, menyentuh budaya postmodern ini.
Dan saya percaya bahwa kita punya banyak kesempatan untuk melakukannya.

Billy Graham berkata, "Penuaian penginjilan selalu bersifat mendesak. Nasib manusia dan bangsa-bangsa harus selalu diputuskan dengan cepat. Setiap generasi sifatnya strategis untuk diubahkan. Kita tidak bertanggung jawab untuk generasi lalu, dan kita tidak memikul tanggung jawab penuh akan generasi yang berikutnya, tapi sebaliknya, kita bertanggung jawab atas generasi kita."

Saya menanggapinya dengan serius.
Saya ingin melakukan apa pun yang saya bisa dengan kehidupan yang telah Allah berikan pada saya, untuk mengabarkan Injil kepada generasi saya.
Kita semua dipanggil untuk merangkul budaya ini agar mendekat pada-Nya.

Kita semua dipanggil untuk merangkul banyak orang agar mendekat dan percaya pada-Nya karena waktunya sudah sangat mendesak.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top