Tidak ada Sukacita dalam Menghakimi Orang Lain

| Jumat, Mei 23, 2014 |

Yehezkiel 33:11 "Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?"

Ketika topik tentang hari penghakiman muncul, beberapa orang akan berkata, "Sudah waktunya!" Mereka sama sekali tidak peduli dengan murka Allah yang dijatuhkan ke atas dunia yang telah menolak Dia dan Firman-Nya ini.

Namun sebagai orang percaya, kita tidak boleh memiliki sikap yang seperti ini.
Bahkan sebenarnya, itu juga yang menjadi penyebab Allah menegur Yunus.
Allah menyuruhnya untuk pergi dan memberitakan Injil ke Niniwe, yang terkenal karena kejahatan dan kekejamannya itu.
Yunus tidak mau pergi karena dua alasan : Pertama, dia adalah seorang Yahudi yang fanatik, dan Niniwe adalah musuh bangsanya.
Kedua, karena ia tahu Allah begitu murah hati dan penuh kasih, jadi ia takut jika Dia akan mengampuni mereka.
Yunus lebih senang jika Niniwe dihancurkan.

Maka Yunus pun naik perahu menuju arah yang berlawanan.
Namun setelah adanya teguran dari Allah, dia pun akhirnya pergi dan memberitakan Injil kepada orang Niniwe, meski sembari berharap jika tak ada satu pun yang mendengarkannya.
Namun orang Niniwe kemudian bertobat dan Dia mengampuni kota itu.
Namun hal itu mengesalkan Yunus sehingga kemudian ia membuat sebuah pondok di luar kota Niniwe dan duduk di bawahnya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.

Sementara itu, Allah menumbuhkan satu pohon jarak besar yang melampaui kepala Yunus agar dapat menaunginya dari terik matahari.
Tapi ketika seekor ulat datang dan memakan pohon itu, Yunus pun marah.
Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?" (Yunus 4:10-11).

Kisah ini mengingatkan kita bahwa Allah tidak berkenan dengan kematian orang fasik (Yehezkiel 33:11).
Begitu pun dengan kita, kita tidak boleh bersukacita atas penghakiman yang akan diterima orang lain, sebab terus terang, kita semua layak untuk diadili.
Tetapi karena Allah begitu mengasihi kita, Dia pun mengampuni kita.
Dia ingin kita mengenal-Nya.

Tidak ada sukacita ketika kita menghakimi orang lain, ingat penghakiman itu haknya Tuhan jadi serahkan semua kepada Dia.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top