Persahabatan Sejati Terjadi di Dalam Terang

| Senin, April 29, 2019 |
1 Yohanes 1: 7-8 "Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita."

Di dalam persahabatan Kristen, orang-orang di dalamnya harus mengalami ketulusan.

Persahabatan yang sejati tidak dangkal, tidak diisi dengan obrolan basa-basi. Itu diisi dengan obrolan yang tulus, yang dari hati ke hati, obrolan yang saling menguatkan.

Ini terjadi ketika mereka saling jujur tentang apa yang terjadi dalam hidup mereka. Mereka berbagi rasa sakit mereka, mengungkapkan perasaan mereka, mengakui kegagalan mereka, mengungkapkan keraguan mereka, mengakui ketakutan mereka, mengakui kelemahan mereka, dan saling meminta bantuan dan doa.

Namun sayangnya persahabatan atau persekutuan yang tulus ini jarang ditemukan di banyak gereja. Bukannya diselimuti dengan atmosfir kejujuran dan kerendahan hati, ada kepura-puraan, ada drama, ada politik, ada kesopanan yang sekedar formalitas dan percakapan yang dangkal. 

Orang-orang mengenakan topeng, menyembunyikan keadaan mereka, bertingkah seolah semuanya dalam hidup mereka berwarna cerah. Sikap-sikap ini merupakan kematian dari persahabatan yang sejati. 

Hanya apabila kita mau terbuka tentang kehidupan kita, barulah kita bisa merasakan persekutuan yang nyata. Alkitab berkata, "Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita" (1 Yohanes 1: 7-8).

Dunia ini berpikir bahwa kedekatan terjadi di dalam gelap, tetapi Tuhan berfirman itu terjadi di dalam terang. Kita cenderung menggunakan kegelapan untuk menyembunyikan rasa sakit, kesalahan, ketakutan, kegagalan, dan kelemahan kita. Tetapi hanya di dalam teranglah kita bisa menyingkapkannya dan mengakui siapa kita sebenarnya.

Mengapa kita perlu repot-repot melakukannya? 

Karena itu merupakan satu-satunya cara untuk kita bisa tumbuh secara spiritual dan menjadi sehat secara emosional. Alkitab berkata, "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya" (Yakobus 5:16).

Renungkan hal ini: 
- Manakah dari hal berikut yang paling sulit Anda lakukan dengan teman Anda: berbagi rasa sakit, mengungkapkan perasaan, mengakui kegagalan, mengungkapkan keraguan, mengakui ketakutan, mengakui kelemahan, meminta bantuan dan doa? Mengapa?
- Pikirkan suatu saat ketika Anda bisa mengakui kelemahan Anda kepada seorang teman. Apa efeknya dalam hidup Anda?
- Bagaimana Anda dapat membuat diri Anda ada untuk teman-teman Anda minggu ini sehingga mereka bisa terbuka dengan Anda? 



Bacaan Alkitab Setahun :
1 Raja-raja 3-5; Lukas 20:1-26


Berteman dengan tulus butuh keberanian dan kerendahan hati. Dan itu berarti melawan ketakutan kita akan keterpaparan, penolakan, dan sakit hati.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top