1 Korintus 13: 7 "Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."
Ketika Anda memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap seseorang, Anda tidak mengatakan apa adanya. Anda mengatakan apa yang Anda harapkan. Anda percaya pada apa yang Tuhan ingin kerjakan di dalam dan melalui orang tersebut, dan Anda turut menguatkan tujuan Tuhan atas mereka.
Satu contoh yang pas tentang hal ini ialah cerita Bruce Wilkinson, seorang penulis dan guru. Bertahun-tahun lalu, ketika ia hanya seorang profesor baru di Universitas Multnomah, pada rapat fakultas pertama, dia menerima daftar tugas untuk kelasnya. Seorang profesor melihat lembar tugasnya tersebut dan berkata, "Bruce, Anda mendapatkan dua kelas seksi A. Mereka siswa-siswa paling cerdas di universitas ini. Mereka anak-anak yang menyenangkan dan sangat aktif di dalam kelas. Anda beruntung mendapatkan siswa-siswa seksi A di tahun pertama Anda."
Bruce pun merasakan demikian -- ia sangat suka mengajar anak-anak itu. Mereka jauh lebih menyenangkan untuk diajar dibandingkan dengan kelas-kelas dia lainnya. Mereka lebih pintar dan pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan lebih berbobot.
Di akhir tahun ajaran, Bruce memberi tahu supervisor departemennya, "Saya harap saya mendapatkan kelas dari seksi A lagi tahun depan!" Sang supervisor berkata kepadanya, "Bruce, tidak ada yang namanya kelas seksi A. Kami telah membatalkan program tersebut semenjak enam tahun yang lalu."
Ketika Bruce kembali dan memeriksa buku catatan nilainya, ia mendapati bahwa kelas "seksi A" tersebut tidak terdiri dari anak-anak yang berprestasi, namun mereka mendapat lebih banyak nilai A dan menulis tulisan yang lebih dalam daripada kelas-kelas lainnya. Bruce menyadari hal itu karena dia berharap mereka menjadi siswa yang lebih baik, yang bangkit dan menerima tantangan darinya.
Sepanjang hidup Anda, Anda akan membentuk orang-orang di sekitar Anda dengan ekspektasi-ekspektasi Anda atas mereka. Ketika Anda mengharapkan yang terbaik dari orang lain, Anda mencerminkan kasih Yesus yang kekal.
Rasul Paulus memberi tahu kita bahwa kasih tidak mengomeli atau terus-menerus mengungkit kesalahan di masa lalu. Alkitab berkata, "Ia (kasih) menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1 Korintus 13: 7). Kasih yang kekal memandang ke depan. Kasih itu optimis.
Renungkan hal ini:
- Apakah Anda sedang bergumul untuk mengharapkan yang terbaik dari seseorang dalam hidup Anda? Jika demikian, bagaimana Anda bisa mulai mengubah ekspektasi Anda?
- Bagaimana perasaan Anda ketika Anda tahu seseorang seperti pasangan Anda atau bos Anda mengharapkan hal-hal yang besar dari Anda?
- Ekspektasi seperti apa yang menurut Anda Tuhan inginkan dari Anda?
Satu contoh yang pas tentang hal ini ialah cerita Bruce Wilkinson, seorang penulis dan guru. Bertahun-tahun lalu, ketika ia hanya seorang profesor baru di Universitas Multnomah, pada rapat fakultas pertama, dia menerima daftar tugas untuk kelasnya. Seorang profesor melihat lembar tugasnya tersebut dan berkata, "Bruce, Anda mendapatkan dua kelas seksi A. Mereka siswa-siswa paling cerdas di universitas ini. Mereka anak-anak yang menyenangkan dan sangat aktif di dalam kelas. Anda beruntung mendapatkan siswa-siswa seksi A di tahun pertama Anda."
Bruce pun merasakan demikian -- ia sangat suka mengajar anak-anak itu. Mereka jauh lebih menyenangkan untuk diajar dibandingkan dengan kelas-kelas dia lainnya. Mereka lebih pintar dan pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan lebih berbobot.
Di akhir tahun ajaran, Bruce memberi tahu supervisor departemennya, "Saya harap saya mendapatkan kelas dari seksi A lagi tahun depan!" Sang supervisor berkata kepadanya, "Bruce, tidak ada yang namanya kelas seksi A. Kami telah membatalkan program tersebut semenjak enam tahun yang lalu."
Ketika Bruce kembali dan memeriksa buku catatan nilainya, ia mendapati bahwa kelas "seksi A" tersebut tidak terdiri dari anak-anak yang berprestasi, namun mereka mendapat lebih banyak nilai A dan menulis tulisan yang lebih dalam daripada kelas-kelas lainnya. Bruce menyadari hal itu karena dia berharap mereka menjadi siswa yang lebih baik, yang bangkit dan menerima tantangan darinya.
Sepanjang hidup Anda, Anda akan membentuk orang-orang di sekitar Anda dengan ekspektasi-ekspektasi Anda atas mereka. Ketika Anda mengharapkan yang terbaik dari orang lain, Anda mencerminkan kasih Yesus yang kekal.
Rasul Paulus memberi tahu kita bahwa kasih tidak mengomeli atau terus-menerus mengungkit kesalahan di masa lalu. Alkitab berkata, "Ia (kasih) menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1 Korintus 13: 7). Kasih yang kekal memandang ke depan. Kasih itu optimis.
Renungkan hal ini:
- Apakah Anda sedang bergumul untuk mengharapkan yang terbaik dari seseorang dalam hidup Anda? Jika demikian, bagaimana Anda bisa mulai mengubah ekspektasi Anda?
- Bagaimana perasaan Anda ketika Anda tahu seseorang seperti pasangan Anda atau bos Anda mengharapkan hal-hal yang besar dari Anda?
- Ekspektasi seperti apa yang menurut Anda Tuhan inginkan dari Anda?
Bacaan Alkitab Setahun : Imamat 15-16; Matius 27:1-26 |
Kasih yang kekal penuh dengan pengharapan.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar